• (GFD-2021-6641) [SALAH] “sebelum masuk gereja BOM diledakkan lewat remot kendali jarak jauh”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 03/04/2021

    Berita

    Akun Faceboook Abdul Ghoni (fb.com/100061716917873) pada 30 Maret 2021 mengunggah sebuah gambar tangkapan layar percakapan ke grup Islam World News dengan narasi sebagai berikut:

    “Benarkah?.. Tanya…..”

    Di gambar tersebut terdapat narasi: “Sandiwara rezim PKI dg mengorbankan org Islam persis yg terjd di Surabaya Tempo dulu. Korban disuruh antar barang di gereja sebelum masuk gereja BOM diledakkan lewat remot kendali jarak jauh. PKI ingin memframing PD publik bhw Islam teroris. Hati2 jika ada seseorang yg menyuruh kita minta kirimkan barang ke gereja. Bisa didlm barangnya terisi bom kendali jarak jauh jd strategi PKI utk menghancurkan islam”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa ledakan bom di Gereja Katedral Makassar dikendalikan dari jarak jauh sama persis dengan peristiwa bom di Surabaya merupakan klaim yang menyesatkan.

    Faktanya, bom yang meledak di Surabaya pada 2018 dan Gereja Katedral Makassar pada 2021 dipastikan adalah bom bunuh diri. Bukan bom yang dikendalikan dari jarak jauh menggunakan remote control.

    Dilansir dari JawaPos, Polisi telah mengidentifikasi bahwa peledak yang dibawa pelaku bom di Surabaya berbentuk ikat pinggang, bukan paket barang. Jelas praktiknya adalah bom bunuh diri.

    Contohnya, saat pelaku meledakkan diri di area parkir GKI Diponegoro pada 13 Mei 2018. Saat itu polisi menemukan satu bom aktif yang masih menempel di paha salah seorang anak. Tim penjinak bahan peledak (jihandak) langsung melepaskan bom tersebut dari paha anak pelaku yang tewas.

    Sementara itu, dilansir dari Medcom.id, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa terduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang terlibat dalam serangan di Filipina beberapa waktu lalu. Listyo Sigit menjelaskan, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar berinisial L. Pelaku yang mengakibatkan 19 orang (sebelumnya ditulis 20) itu merupakan atau terkait dengan terduga teroris yang beberapa waktu lalu ditangkap di Kota Makassar, tepatnya di Villa Mutiara.

    “Bersangkutan merupakan kelompok dari beberapa pelaku yang beberapa waktu lalu, telah kita amankan,” katanya, di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 28 Maret 2021.

    Ia juga mengatakan bahwa pelaku merupakan bagian dari jaringan yang juga melakukan penyerangan gereja di Jolo, Filipina pada 2018 lalu. Bahkan pihaknya telah mencocokkan data-data dari pelaku dan kaitannya dengan jaringan tersebut. Sigit membeberkan jenis bom yang digunakan pelaku bom bunuh diri. Ia menyebut ledakan yang menyebabkan 19 orang terluka itu berasal dari jenis bom panci.

    “Ledakan yang terjadi suicide boom dengan menggunakan jenis bom panci,” kata Listyo, 28 Maret 2021.

    Ledakan asal bom panci itu bersifat high explosive. Akibatnya, membuat tubuh pelaku tercerai berai di lokasi kejadian. Tak hanya itu, sejumlah kendaraan dan kaca hotel di sekitar lokasi ledakan pun pecah.

    Kesimpulan

    Bom yang meledak di Surabaya pada 2018 dan Gereja Katedral Makassar pada 2021 dipastikan adalah bom bunuh diri. Bukan bom yang dikendalikan dari jarak jauh menggunakan remote control.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6640) [SALAH] “Pelaku Bom Gereja Katedral Makassar, mantan polisi, agama kristen protestan”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 03/04/2021

    Berita

    Akun Facebook Raffiq Umar Bawazier (fb.com/raffiqumar.bawazier.9) pada 31 Maret 2021 mengunggah sebuah gambar dengan narasi sebagai berikut:

    “Pelakunya, mantan polisi, agama kristen protestan.
    Allah telah menunjukan yang benar.
    Alhamdulillah..”

    Gambar itu berisi tangkapan layar artikel yang seolah berjudul “Argo Yuwono: Salah satu pelaku Bom Gereja Katedral Makassar, adalah eks anggota intel yang telah di pecat”. Artikel yang seolah terbit pada 29 Maret 2021 pukul 17.05 ini dilengkapi dengan foto Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono. Dalam artikel itu, tercantum pula logo media Kompas.com.

    Selain artikel tersebut, gambar itu berisi dua foto pria. Pria pertama terlihat berjenggot dan mengenakan serban serta pakaian coklat. Sementara pria kedua tampak memegang kertas yang bertuliskan “Nama: Bernard Silalahi, Tempat/Tgl Lahir: Medan 25 Desember 1988, Agama: Protestan, Pekerjaan: Exs. Intel Polres Makassar”.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya gambar artikel Kompas.com berjudul “Argo Yuwono: Salah satu pelaku Bom Gereja Katedral Makassar, adalah eks anggota intel yang telah di pecat” dan foto pria yang diklaim sebagai pelaku yang mantan polisi, beragama kristen protestan merupakan konten yang dimanipulasi.

    Faktanya, gambar itu merupakan gambar editan. Kompas.com tidak pernah memuat artikel dengan judul seperti di klaim tersebut. Foto pria yang memegang kertas, yang terdapat dalam gambar tersebut, juga merupakan pelaku penusukan Syekh Ali Jaber, bukan aksi bom Gereja Katedral Makassar.

    1. Tangkapan layar artikel.

    Berdasarkan penelusuran terhadap indeks berita Kompas.com pada 29 Maret 2021 pukul 17:05 WIB, tidak terdapat artikel dengan judul “Argo Yuwono: Salah satu pelaku Bom Gereja Katedral Makassar, adalah eks anggota intel yang telah di pecat”.

    Hanya 2 artikel yang berjudul “Ada Pagar Pembatas antara Rumah Hotma Sitompoel dan Desiree Tarigan” dan “5 Gunung di Swiss yang Bisa Dikunjungi dengan Cable Car” yang diterbitkan oleh Kompas.com pada pukul 17:05 WIB.

    2. Foto pria yang memegang kertas.

    Dilansir dari Tempo, untuk melacak jejak digital foto tersebut, Tim CekFakta Tempo menggunakan reverse image tool Source. Hasilnya, ditemukan informasi bahwa foto pria yang memegang kertas itu merupakan pelaku penyerangan ulama Syekh Ali Jaber di Bandar Lampung pada September 2020 lalu. Foto yang identik pernah dimuat oleh media Riaunews.com pada 17 September 2020 dalam artikelnya yang berjudul “Polisi sebut penusuk Syekh Ali Jaber pemain tunggal, tidak disuruh”.

    Namun, dalam foto tersebut, tulisan yang tercantum adalah sebagai berikut:

    “N: ALPIN ANDRI BIN M RUDI
    KASUS: PENUSUKAN SYEH ALI JABER
    TGL: 13-09-2020″

    Tulisan itu pun merupakan tulisan tangan, bukan hasil cetakan seperti yang digunakan dalam gambar yang beredar. Dengan demikian, foto yang terdapat dalam gambar yang beredar tersebut adalah hasil suntingan.

    3. Pelaku Aksi Bom di Gereja Katedral Makassar

    Sementara itu, dilansir dari Tempo, Polri menyebut bahwa pelaku aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar adalah pasangan suami-istri.

    “Betul, pelaku pasangan suami-istri, baru menikah enam bulan,” ujar Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono pada 29 Maret 2021.

    Pasangan suami-istri itu, L dan YSF alias D, melakukan aksi bom bunuh diri di pintu gerbang Gereja Katedral di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Ahad pagi, 28 Maret 2021. Akibat ledakan bom itu, 20 petugas keamanan dan jemaah gereja luka-luka. L dan YSF diketahui merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang diduga terlibat dalam pengeboman di Jolo, Filipina Selatan, pada 2019.

    Kesimpulan

    Gambar EDITAN. Kompas.com tidak pernah memuat artikel dengan judul seperti di klaim tersebut. Foto pria yang memegang kertas, yang terdapat dalam gambar tersebut, juga merupakan pelaku penusukan Syekh Ali Jaber, bukan aksi bom Gereja Katedral Makassar.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6639) [SALAH] Video “MELEDAKNYA PERTAMINA DI INDRAMAYU.. MOBIL MEWAH IKUT TERBAKAR”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/04/2021

    Berita

    Akun Facebook Syam Siar (fb.com/syam.siar.52056) pada 31 Maret 2021 mengunggah sebuah video supercar yang terbakar dengan narasi sebagai berikut:

    “ADA HIKMAHNYA JUGA…
    MELEDAKNYA PERTAMINA DI INDRAMAYU..
    MOBIL MEWAH IKUT TERBAKAR…!!!
    SIAPA PEMILIKNYA???”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya video supercar yang ikut terbakar di ledakan Pertamina Balongan, Indramayu merupakan klaim yang salah.

    Faktanya, di ledakan Pertamina Balongan, Indramayu. Insiden terbakarnya puluhan supercar di video tersebut merupakan kebakaran gudang terjadi di Cheshire, Inggris.

    Dilansir dari Kompas.com, kejadian tersebut terjadi sebuah gudang di Cheshire, Inggris. Insiden ini menjadi sorotan justru bukan kasus kebakaran tersebut, melainkan nasib deretan mobil mewah yang lenyap dilahap di jago merah.

    Setidaknya lebih dari 80 mobil sports car lenyap terbakar. Di antaranya adalah Ferrari LaFerrari, salah satu koleksi termahal dan menjadi satu-satunya mobil yang belum sepenuhnya terbakar. Tidak hanya itu, beberapa model Ferrari lainnya diberitakan juga turut dilalap di jago merah, mulai dari 250 GTE, 360 Spider hingga 812SF. Mobil paling berharga dalam koleksi yang hancur dalam kebakaran itu dilaporkan bernilai 3 juta Pound Britania atau setara dengan Rp 59 miliar.

    Diketahui, pemiliknya menyimpan mobil-mobil mewah tersebut di dua aula sebelum kebakaran hebat terjadi. Meski sebagian besar mobil diasuransikan, ada beberapa kendala sehingga kerugiannya tidak dapat diperbaiki.

    Sementara itu, lokasi utama kebakaran di kilang Pertamina Balongan sendiri saat ini belum bisa diakses. Lokasi utama kebakaran hanya bisa dilihat melalui drone.

    Dilansir Medcom.id, PT Pertamina (Persero) menyatakan seluruh api pada empat tanki T-301 yang terbakar di area Kilang Balongan telah padam pada 31 Maret 2021. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina Agus Suprijanto dalam keterangan resmi menuturkan sebelumnya tim emergency telah berhasil memadamkan api di tangki T-301H pada pukul 01.30 WIB dini hari, disusul tangki T-301E pada pukul 06.44 WIB dan tangki T-301G pada pukul 08.30 WIB.

    Kesimpulan

    BUKAN di ledakan Pertamina Balongan, Indramayu. Insiden terbakarnya puluhan supercar di video tersebut merupakan kebakaran gudang terjadi di Cheshire, Inggris.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6638) [SALAH] Pembukaan Misa Minggu Palma di Vatikan dengan Lagu Berbahasa Indonesia dan Janur Kuning Indonesia

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 02/04/2021

    Berita

    Beredar sebuah video berantai di WhatsApp yang menunjukkan pembukaan Misa Minggu Palma di Vatikan yang memainkan lagu berbahasa Indonesia. Video berdurasi 4 menit 45 detik tersebut juga disertai dengan pesan yang menyatakan bahwa selain menggunakan lagu pengiring berbahasa Indonesia, Misa Minggu Palma di Vatikan juga menggunakan janur kuning sebagai pengganti daun palma.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut merupakan hasil editan dari potongan video siaran langsung yang diunggah oleh akun YouTube Vatican News pada 28 Maret 2021. Video berjudul “March 28 2021 Celebration of Palm Sunday-Angelus prayer Pope Francis” tersebut menunjukkan bahwa lagu yang dimainkan bukan merupakan lagu berbahasa Indonesia, melainkan berbahasa Latin. Lebih lanjut, staf Pontifical Council for Interreligious Dialogue (PCID) Markus Solo SVD menegaskan bahwa hiasan daun yang digunakan dalam misa merupakan seni merangkai daun yang telah lama menjadi tradisi.

    Dengan demikian, narasi yang beredar melalui pesan WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi/Manipulated Content.

    Kesimpulan

    Video hasil editan. Video siaran langsung yang diunggah oleh akun YouTube Vatican News menunjukkan bahwa lagu yang dimainkan bukan merupakan lagu berbahasa Indonesia, melainkan berbahasa Latin. Lebih lanjut, hiasan daun yang digunakan dalam misa merupakan seni merangkai daun yang telah lama menjadi tradisi.

    Rujukan