• (GFD-2024-20335) [SALAH] Paket COD dari Cina Berisi Narkoba

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 03/06/2024

    Berita

    “HATI-HATI PAKET COD YANG MENJEBAK”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @Boediantar4 mengunggah video yang menjelaskan modus paket COD yang dikirim dari Cina berisikan narkoba. Cuitan dan video yang diunggah pada 26 Mei tersebut telah disukai lebih dari 400 orang, dikutip dan dibagikan ulang lebih dari 300 kali, serta telah dilihat lebih dari 23,000 kali.

    Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Divisi Humas Polri telah memberikan klarifikasi mengenai modus ini di Instagram resminya yang menyatakan bahwa pengiriman paket COD ini memang ada, namun belum tentu narkoba. Divisi Humas Polri menyatakan bahwa modus yang terbaca sementara adalah pihak pengirim sengaja ingin mengambil keuntungan dari pembayaran yang dilakukan saat transaksi COD paket tersebut.

    Selain itu, informasi serupa juga pernah dibahas oleh turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] Paket Berisi Narkoba Berasal dari Cina” dan dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan.

    Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh @Boediantar4 merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Konten yang menyesatkan. Informasi ini merupakan hoaks lama yang muncul kembali. Tidak pernah ada kasus paket COD yang terbukti berisi narkoba dari Cina. Modus yang terbukti dari pengiriman paket COD tersebut adalah pihak pengirim yang ingin mengambil keuntungan dari pembayaran COD, bukan narkoba.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20334) [SALAH] Penerima Vaksin COVID-19 mRNA akan Meninggal dalam 5-10 Tahun

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 03/06/2024

    Berita

    “Prof. Dolores Cahill, University college Dublin-gelar profesr dlm genetika molekuler dr Trinity College Dublin&gelar PhD bidng Imunologi dr Dublin City University. Dia memprediksi, org yg menggunakan vaksin covid-19 akan mati dlm 5 hnga 10 thn. *Aliansi kebebasan dunia@Kopenhagen*”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @IhsanAlfatih3 mengunggah video presentasi seorang peneliti yang berbicara mengenai efek samping vaksin mRNA COVID-19. @IhsanAlfatih3 menambahkan keterangan mengenai latar belakang peneliti yang bernama Prof. Dolores Cahill. Pengguna Twitter tersebut juga menuliskan klaim bahwa orang yang menggunakan vaksin COVID-19 akan meninggal dalam kurun waktu 5-10 tahun.

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Klaim dari Dr. Dolores Cahill tersebut sudah pernah diklaim “tidak terbukti” oleh factcheck.org pada salah satu artikelnya yang berjudul “Video: Irish Professor Makes Unfounded Claims about Long-Term Effects of mRNA Vaccines”. Video dari artikel tersebut menjelaskan bahwa meskipun tidak ada vaksin atau dan/atau perawatan medis yang 100% aman, ‘clinical trials’ atau uji klinis selalu dilakukan untuk memeriksa apakah manfaat dari sebuah perawatan/obat lebih besar dari resikonya. Vaksin mRNA telah lolos uji klinis dan telah dinyatakan aman.

    Selain itu, klaim dari Dr. Dolores Cahill mengenai penerima vaksin mRNA COVID-19 yang akan meninggal dalam kurun waktu beberapa tahun telah membuka banyak diskusi mengenai kredibilitas Dr. Cahill sendiri dan seberapa jauh kebebasan dalam dunia penelitian medis. Hal ini salah satunya dibahas oleh McGill University, Office for Science and Society di artikelnya yang berjudul “The Strange Case of Dr. Cahill and Ms. Hyde.

    Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh @IhsanAlfatih3 merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Konten yang menyesatkan. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut, serta pernyataan dari Dr. Dolores Cahill tersebut telah dinyatakan salah beberapa tahun lalu.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20333) Kapolri tutup kasus pembunuhan Vina, benarkah?

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/06/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo disebut menghentikan kasus pembunuhan Vina dan teman lelakinya, Muhammad Rizky atau Eky.

    Pembunuhan Vina dan Eky, awalnya diduga sebagai kecelakaan lalu lintas tunggal yang terjadi di Cirebon pada 2016.

    Namun, polisi merevisinya menjadi kasus pembunuhan saat melihat kondisi jenazah Vina dan Eky. Terlebih, polisi juga menemukan sejumlah kejanggalan di tempat kejadian perkara (TKP).

    Setelah delapan tahun berlalu, insiden nahas itu diadaptasi menjadi sebuah film. Kasusnya kembali bergulir, bahkan ada penangkapan tersangka baru.

    Di tengah huru-hara pengungkapan pembunuhan Vina, beredar kabar soal penutupan kasus oleh Kapolri.

    Informasi itu dibagikan pada 2 Juni 2024, melalui cuitan seorang pengguna X dengan hampir 100 ribu pengikut.

    Pengguna lain pun menimpali, penutupan kasus Vina dilakukan lantaran kepolisian telah buntu dalam mengungkap kejadian itu.

    "Berita terbaru Kapolri menutup kasus pembunuhan EKY dan VINA biadab," demikian isi keterangan dalam cuitan X yang sudah dilihat hingga 504 ribu kali sampai Senin ini.

    Lantas, benarkah kasus pembunuhan Vina dihentikan oleh Kapolri?

    Hasil Cek Fakta

    Putusan Kapolri soal penutupan kasus Vina tidak benar. Tak ada informasi valid yang mendukung narasi tersebut.

    Penyelidikan kasus Vina dipastikan tetap berlanjut.

    Bahkan, salah satu saksi telah dijadwalkan hadir di Mapolda Jawa Barat pada Senin (3/6). Saksi tersebut adalah kakak kandung dari tersangka Pegi Setiawan.

    Jika kasus pembunuhan Vina dihentikan pada Minggu, seharusnya pada Senin tidak ada lagi jadwal pemanggilan saksi.

    Penghentian kasus Vina oleh Kapolri juga dirasa tak tepat karena Presiden Jokowi telah memerintahkan Kapolri, untuk melakukan penyelidikan secara terbuka dan transparan.

    Presiden meminta agar tidak ada yang perlu ditutupi terhadap berjalannya proses hukum kasus Vina.

    "Tidak ada yang perlu ditutup-tutupi. Kalau ada," kata Presiden Jokowi pada 30 Mei 2024.

    Klaim: Kapolri tutup kasus pembunuhan Vina

    Rating: Hoaks

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: M Arief Iskandar

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan

  • (GFD-2024-20332) [KLARIFIKASI] Video Cristiano Ronaldo Dukung Anak-anak Palestina Hasil Manipulasi AI

    Sumber:
    Tanggal publish: 31/05/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video pesepak bola asal Portugal, Cristiano Ronaldo, memberikan dukungan untuk anak-anak Palestina di Gaza.

    Video itu beredar di tengah serangan Israel ke Gaza dan wilayah Palestina lainnya yang masih berlangsung sejak Oktober 2023.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu merupakan hasil manipulasi kecerdasan buatan atau AI.

    Video Ronaldo memberikan dukungan untuk anak-anak Palestina dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini. Salah satu video dibagikan pada Rabu (29/5/2024).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Cristiano Ronaldo Berdiri Bersama Palestina

    Ronaldo mengenakan kemeja biru dan berbicara dalam bahasa Inggris. Video itu mencantumkan sulih teks (subtitle) bahasa Indonesia sebagai berikut:

    "Halo. Ini untuk anak-anak di Gaza. Kami tahu kalian telah amat menderita. Saya adalah pemain yang sangat terkenal, tetapi kalianlah pahlawan yang sesungguhnya. Janganlah putus harapan. Sedunia membelamu. Kami semua memperhatikanmu. Saya beserta mu."

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video itu dengan teknik reverse image search menggunakan Google Lens.

    Klip serupa ditemukan dalam unggahan YouTube Shorts yang menampilkan kompilasi video Ronaldo. Dalam klip tersebut, Ronaldo menyebut Syria atau Suriah, bukan Gaza.

    Setelah ditelusuri lebih lanjut, akun Facebook Cristiano Ronaldo (terverifikasi) ditemukan mengunggah video pesan dukungan untuk anak-anak di Suriah pada 23 Desember 2016.

    Ronaldo tampak mengenakan kemeja biru yang sama seperti yang dikenakannya dalam video berisi pesan dukungan untuk anak-anak Palestina.

    Kompas.com menduga video Ronaldo memberikan dukungan untuk anak-anak Palestina merupakan hasil manipulasi dari video pesan dukungannya untuk anak-anak Suriah.

    Kemudian, untuk menguji dugaan itu, suara Ronaldo mendukung anak-anak Palestina diperiksa menggunakan AI Voice Detector. Alat ini dapat mendeteksi apakah sebuah audio dihasilkan oleh AI.

    Hasilnya, suara Ronaldo memberikan dukungan untuk anak-anak Palestina terdeteksi memiliki probabilitas 93,58 persen dihasilkan oleh AI.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video Ronaldo memberikan dukungan untuk anak-anak Palestina merupakan hasil manipulasi AI.

    Manipulasi dilakukan terhadap video pesan dukungan Ronaldo untuk anak-anak Suriah yang diunggah pada 23 Desember 2016.

    Kondisi yang dialami anak-anak di Gaza merupakan tragedi yang juga merupakan kejahatan kemanusiaan. Akan tetapi, informasi keliru terkait isu Gaza dan Palestina tetap perlu diluruskan agar tidak menjadi informasi yang keliru.

    Rujukan