• (GFD-2020-5923) [SALAH] GEJALA DEMENSIA TIDAK BISA MELIHAT LINGKARAN PADA GAMBAR

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/12/2020

    Berita

    Akun Dwina Permata Sari membagikan sebuah gambar ilusi optik di linimasa pribadinya di Facebook pada tanggal 14 Desember 2020 pukul 09.35 WIB. Gambar tersebut diberi keterangan yang isinya kurang lebih adalah bahwa gambar tersebut merupakan rancangan Anthony Norcia dari Amerika Serikat, yang sekilas terlihat berupa garis dan kotak namun terdapat lingkaran juga. Akun Dwina Permata Sari menuliskan bahwa apabila seseorang tidak dapat menemukan lingkaran yang terdapat pada gambar tersebut, maka seseorang itu memiliki gejala demensia, penurunan daya ingat dan kualitas menilai sesuatu.

    Hasil Cek Fakta

    Gambar yang diunggah pada kiriman tersebut adalah Ilusi Coffer. Ilusi Coffer adalah ilusi optik yang ditemukan oleh Anthony Norcia pada 2006. Ilusi Coffer ini terpilih menjadi salah satu dari sepuluh ilusi terbaik pada 2006 Best Illusion of the Year Contest yang diselenggarakan Neural Correlate Society.

    Anthony Norcia adalah seorang peneliti di bidang psikologi. Norcia tercatat sebagai profesor riset di Stanford University. Program riset Norcia berfokus pada penglihatan spasial. Secara spesifik, riset Norcia berfokus pada perkembangan penglihatan normal dan abnormal pada pasien dengan strabismus, autisme, dan gangguan penglihatan kortikal. Pada laman Norcia di Stanford University, tidak ditemukan satupun penelitian Norcia yang membahas demensia.

    Norcia menemukan Ilusi Coffer ini secara tidak sengaja. Norcia sedang mengembangkan stimulus untuk meneliti persepsi figur dan latar belakang (figure ground perception) berdasarkan petunjuk orientasi. Prinsip dasarnya adalah peserta akan melihat tayangan yang bergantian antara garis-garis seragam dan gambar yang memiliki lingkaran yang ditentukan oleh perbedaan orientasi, sedangkan peneliti akan merekam gelombang otak peserta. Pada saat tayangan siap, Norcia baru menyadari ilusi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Ilusi Coffer tidak dibuat untuk memeriksa gejala demensia.

    Menurut Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia yang dirilis oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) pada 2015, demensia adalah sindrom penurunan fungsi intelektual dibanding sebelumnya yang cukup berat sehingga mengganggu aktivitas sosial dan profesional yang tercermin dalam aktivitas hidup keseharian, biasanya ditemukan juga perubahan perilaku dan tidak disebabkan oleh delirium maupun gangguan psikiatri mayor. Algoritma diagnosis demensia berbeda-beda berdasarkan tingkat fasilitas kesehatannya, namun secara umum, diagnosis demensia ditegakkan dengan riwayat neurobehavior, pemeriksaan fisik neurologis, dan pola gangguan kognisi. Pemeriksaan kognisi yang direkomendasikan antara lain AD8, Mini Mental State Examination (MMSE), Clock Drawing Test (CDT), dan Montreal Cognitive Assessment (MoCA).

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Aldinshah Vijayabwana

    Konten yang salah. Meski gambar tersebut benar merupakan Ilusi Coffer yang dibuat oleh Anthony Norcia, gambar tersebut tidak digunakan untuk mendiagnosis gejala demensia. Diagnosis demensia ditegakkan dengan anamnesis neurobehavior, pemeriksaan fisik neurologis, dan pemeriksaan kognisi menggunakan MMSE, CDT, dan MoCA.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5922) [SALAH] Viral Bocah Papua ini Lantunkan Alquran dengan Sangat Merdu

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 28/12/2020

    Berita

    “Viral Bocah Papua ini Lantunkan Alquran dengan Sangat Merdu
    TRIBUN TIMUR.COM. Dalam video terlihat seorang putra Papua begitu fasih melantunkan ayat suci Al Qur’an. Aksi sang bocah tentu saja mendapat perhatian dari publik. Mengenakan kaos warna biru bocah yang tidak diketahui identitasnya ini melantunkan ayat Al Qur’an sambil berdiri di sebuah tanah lapang. Menurut informasi, bocah tersebut berasal dari distrik Walesi, Wamena.”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar narasi pada beberapa video anak kecil yang melantunkan ayat Al Qur’an di YouTube yang menyatakan anak tersebut berasal dari Wamena, Papua.

    Setelah dilakukan penelusuran, diketahui bahwa narasi tersebut salah.
    Video ini sudah dipasang oleh akun YouTube Mufti Menk pada tanggal 4 Desember 2020 dengan judul “Most Beautiful Tone of Recitation.”

    Dari kolom komentar pada video tersebut diketahui bahasa yang digunakan oleh pemilik suara di awal video adalah bahasa Swahili dan anak dalam video berasal dari Tanzania Zanzibar.
    Kami pun melakukan pencarian video anak penghafal Al Qur’an dari Tanzania dan menemukan sebuah video yang sudah diunggah oleh fans page FB Takaitacciyar Nasiha sejak tanggal 2 Desember 2020 dengan narasi:
    “Ma Sha’a Allah !
    Beautiful Qur’an Recitation by Young Boy.
    This is young Bakari from a village Pemba Islands in Tanzania.”
    Tautan: https://www.facebook.com/860560907450913/posts/1752905044883157/
    Dan narasi ini ternyata sudah diperkuat oleh Mufti Menk di akun IG-nya @muftimenkofficial pada tanggal 6 Desember 2020, sebagai berikut:
    “This is young Bakeri from a village in Pemba Island in Tanzania. I posted his recital recently on my YouTube channel.
    This particular verse is hair raising. The way he reads it is superb. Subhanallah.
    It was recorded by a brother from Waterfall Charity UK who was impressed by his recitation. The video has since gone viral.
    As a result many people are trying to raise funds for this boy, laying claim that he’s their student etc.
    To avoid unnecessary fund raising, please direct all funds to
    waterfallcharity.org
    In shaa Allah the boy will be attending a Qur’an school soon and the fund will be channeled to this cause.”

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Noy Husain. Informasi tersebut tidak benar. Faktanya anak kecil yang melantunkan ayat Al Qur’an dalam video tersebut adalah anak Afrika, bukan anak Papua.Bakeri namanya, dia berasal dari sebuah desa di Pulau Pemba, Tanzania.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5921) [SALAH] Wawancara Mengenai Rahasia Sukses Bill Gates

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/12/2020

    Berita

    Akun Eunbi Hong pada tanggal 18 Desember 2020 pukul 16.27 WIB mengirimkan foto di grup Dimensi Pengetahuan, yang diatur terbuka untuk publik. Foto tersebut menampakkan Bill Gates sedang melakukan wawancara dengan dua orang wartawan. Dalam foto tersebut ditambahkan narasi bahwa sang wartawan bertanya mengenai rahasia sukses Bill Gates, yang dijawab Bill Gates dengan memberi cek kosong dan meminta wartawan tersebut menuliskan jumlah uang yang diinginkannya. Wartawan tersebut tetap bertanya, dan Bill Gates tetap meminta wartawan itu untuk menulis jumlah uang yang diinginkannya di cek tersebut, maka wartawan tersebut akhirnya kesal dan merobek cek kosong itu. Baru kemudian Bill Gates kemudian memberitahu rahasia suksesnya, yaitu tidak melewatkan kesempatan sebagaimana yang dilakukan wartawan tersebut.
    Pada saat kiriman tersebut ditangkap layar dan diarsip oleh pemeriksa fakta pada tanggal 22 Desember 2020 pukul WIB, kiriman tersebut telah mendapatkan 4329 reaksi, 328 komentar, dan dibagikan sebanyak 602 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Foto yang ditampilkan dalam kiriman tersebut berasal dari wawancara Bill Gates pada 26 Oktober 2016 dengan Holly Willoughby dan Phillip Schofield, dalam acara This Morning yang ditayangkan di ITV. Dalam wawancara tersebut, Bill Gates menceritakan bagaimana keahliannya di bidang komputer membuat guru-gurunya membolehkan dia untuk mengatur jadwal pelajaran di sekolah, keputusannya mengundurkan diri (drop out) dari perkuliahan di Harvard untuk memulai Microsoft, dan gaya kepemimpinannya pada awal Microsoft berdiri, yang menurutnya tidak baik karena terlalu keras.
    Kemudian dalam wawancara tersebut ditanyakan juga pertanyaan-pertanyaan yang ingin ditanyakan orang-orang kepada Bill Gates. Pertanyaan tersebut adalah hal paling royal yang pernah Bill Gates lakukan, jumlah uang yang ada di dompetnya, apakah Bill Gates pernah mengenakan pakaian yang sama dua kali, jumlah kamar mandi di rumah Bill Gates, dan apa hadiah Natal yang diinginkan Bill Gates.
    Pada akhir wawancara, Holly Willoughby memberikan hadiah kepada Bill Gates berupa mug dengan logo This Morning. Momen pemberian hadiah pada menit ke 5:44 ini menjadi foto untuk pendukung narasi yang dibagikan sumber.
    Topik lain yang dibicarakan Bill Gates dalam wawancara di This Morning adalah mengenai yayasan amal Bill Gates dan bagaimana Bill Gates tidak akan mewariskan harta kepada anak-anaknya saat ia meninggal. Dalam pencarian lebih lanjut tidak ditemukan bukti yang mendukung narasi yang dibagikan sumber.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Aldinshah Vijayabwana.

    Konten yang salah. Foto yang dilampirkan berasal dari wawancara Bill Gates di acara This Morning pada 26 Oktober 2016. Dalam wawancara tersebut Bill Gates membicarakan tentang keputusannya untuk mundur dari perkuliahan dan menjawab beberapa pertanyaan, namun tidak ada pertanyaan mengenai rahasia suksesnya

    Rujukan

  • (GFD-2020-5920) [SALAH] Kasus Penembakan yang Menewaskan 6 Orang Anggota FPI Dibawa ke Mahkamah Internasional

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/12/2020

    Berita

    Kasus penembakan yg menewaskan 6 anggota FPI dibawa ke MAHKAMAH INTERNASIONAL…

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Facebook bernama Bumi Sandiwara mengunggah video yang mengklaim kasus penembakan yang menewaskan 6 anggota FPI dibawa ke mahkamah internasional. Video ini diunggah pada 16 Desember 2020 pukul 10.23. Per tanggal 24 Desember 2020 pukul 17.20, video ini telah ditanggapi sebanyak 379 kali, dikomentari 103 akun, dan dibagikan sebanyak 111 kali.
    Berdasarkan hasil penelusuran fakta, klaim tersebut tidak benar. Cuplikan sidang yang terdapat dalam video tersebut merupakan dua sidang yang berbeda. Sidang pertama adalah sidang yang terjadi di International Court of Justice (ICJ) mengenai sengketa Amerika Serikat dan Iran mengenai banding sanksi Iran pada tanggal 27 Agustus 2018. Sementara sidang kedua adalah sidang Dewan Keamanan (DK) PBB pada bulan November 2014 mengenai pemilihan hakim ICJ, karena tampak Gary Quinlan, Duta Besar Australia untuk DK PBB kala itu, menyebut nama Patrick Lipton Robinson dari Jamaika yang saat itu menjadi kandidat hakim ICJ.
    Sebagai penjelasan tambahan, kasus pelanggaran HAM tidak ditangani oleh ICJ karena institusi tersebut bertugas menengahi sengketa internasional antar negara. Jika terjadi pelanggaran HAM, kemungkinan besar akan ditangani oleh International Court of Crimes (ICC), dengan catatan pelanggaran tersebut tercatat di dalam Statuta Roma. Hal inilah yang memperkuat kesalahan klaim dalam konten tersebut, karena video yang digunakan adalah video sidang ICJ.
    Selain itu, cuplikan pemberitaan dari media internasional WION tidak memuat sidang oleh mahkamah internasional terkait penembakan enam anggota FPI. WION hanya memberitakan situasi terkini dalam kasus penembakan enam anggota FPI dan pemeriksaan MRS.
    Cuplikan artikel dari suaranasional berjudul Pengamat: Kasus 6 Laskar FPI Ditembak Mati Polisi Harus Dibawa ke Mahkamah Internasional yang juga ditampilkan dalam video tersebut konteksnya masih berupa opini dari Muslim Arbi dalam wawancara bersama suaranasional. Berikut cuplikannya:
    Kata Muslim, Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum mengucapkan duka cita atas terbunuhnya enam Laskar FPI. “Di hari HAM Internasional, Jokowi tidak simpati terhadap enam Laskar FPI yang mati ditembak polisi,” jelas Muslim.
    Muslim mengatakan, kasus penembakan enam Laskar FPI dibawa ke Mahkamah Internasional agar para pelaku dan otak intelektual bisa cepat terungkap. “Polda Metro Jaya, Kapolri bahkan Presiden Jokowi bisa diperiksa Mahkamah Internasional dalam kasus ini,” ungkap Muslim.

    Selain itu, dari hasil periksa fakta yang dilakukan oleh Medcom, sejauh ini media internasional hanya memberitakan kasus penembakan enam anggota FPI dan pemeriksaan MRS. Tidak ada respons khusus dari dunia internasional mengenai kasus ini.
    Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat tiga elemen menonjol yang ada dalam video tersebut, yakni cuplikan sidang dalam bahasa Inggris, pemberitaan media internasional WION, serta screenshot artikel suaranasional. Tiga elemen ini kemudian digabungkan menjadi satu, sehingga menimbulkan misleading bahwa kasus penembakan ini sudah dibawa ke mahkamah internasional, padahal belum ada tindak lanjut yang diambil secara internasional. Sehingga, klaim yang terdapat dalam konten tersebut bersifat menyesatkan. Oleh karena itu, konten ini termasuk ke dalam konten yang menyesatkan (misleading content)

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Anissa Antania Hanjani.

    Video persidangan yang dilakukan bukan merupakan persidangan terkait penembakan anggota FPI, melainkan persidangan sengketa Iran dan Amerika Serikat di International Court of Justice (ICJ) terkait sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat, serta sidang Dewan Keamanan (DK) PBB terkait pemilihan hakim di International Court of Justice (ICJ) pada November 2014. Sementara video pemberitaan dari media asing yang ditayangkan bukan terkait campur tangan mahkamah internasional, tetapi hanya memberitakan seputar penembakan anggota FPI dan kasus MRS di Indonesia. Cuplikan screenshot berita yang ditayangkan merupakan berita suaranasional yang konteksnya masih berupa opini, bukan fakta.

    Rujukan