(GFD-2021-8743) Sesat, Pria Keluar Gua Setelah 20 Tahun Hanya Untuk Mendapatkan Vaksin Covid-19
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 30/08/2021
Berita
Foto seorang pria berambut putih dan berjenggot berdiri di tepi gua, diklaim sebagai seorang pria yang keluar dari persembunyiannya setelah 20 tahun, hanya untuk mendapatkan vaksin Covid-19 beredar di Instagram. Foto tersebut diunggah akun ini pada 21 Agustus 2021.
Pada unggahannya akun ini menambahkan narasi sebagai berikut:
“Setelah 20 tahun bertapa di sebuah gua, pria asal Serbia yang bernama Panta Petrovic keluar dari persembunyiannya untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Petrovic takut virus corona yang menyebabkan Covid-19 itu datang ke gua dan menginfeksi dirinya.
"Itu (virus) tidak memilih. Itu akan datang ke sini, ke gua saya juga", kata pria berusia 70 tahun itu kepada AFP. Petrovic mengaku tak paham dengan orang-orang yang menolak vaksin. Petrovic yang sudah bertapa mengasingkan diri selama dua dekade itu mengaku yakin dengan kekuatan vaksin melindungi dari Covid-19. Dia mengajak agar semua orang mau divaksinasi agar pandemi bisa segera berakhir. #faktanyagoogle #fgtrivia”
Hingga artikel ini ditulis unggahannya sudah mendapat respons 33 ribu disukai.
Hasil Cek Fakta
Untuk membuktikan klaim di atas, cek fakta TEMPO mula-mula menelusuri informasi terkait sosok Panta Petrovic, pria asal Serbia yang tinggal di gua selama 20 tahun.
Hasilnya informasi terkait dengan pria ini pernah diunggah AFP dalam bentuk video pendek di akun twitternya pada 14 Agustus 2021, dengan menambahkan narasi dalam bahasa Inggris jika diterjemahkan berarti, vidoe hampir dua puluh tahun yang lalu, Panta Petrovic pindah ke gua gunung kecil di Serbia untuk menghindari masyarakat.
Tahun lalu, dalam salah satu kunjungannya ke kota, dia mengetahui ada pandemi yang sedang berkecamuk. Sekarang, dia telah mendapatkan suntikan Covid-19 dan mendesak semua orang untuk melakukan hal yang sama.
Dikutip dari The Mirror, Panta Petrovic adalah pria yang berasal dari Kota Pirot, Serbia. Dulunya Ia bekerja sebagai buruh di pasar gelap di beberapa negara. Ia memilih tinggal di Gua setelah menyadari jika dirinya lebih senang mengasingkan diri dari masyarakat. Ia pun mengenang kalau tetap tinggal di Kota pasti dihadapkan dengan perdebatan atau konflik, baik dengan istri, tetangga, atau polisi. Saat memutuskan untuk tinggal di gua, Petrovic menyumbangkan semua uang yang dihasilkannya dari kerja di luar negeri kepada masyarakat untuk mendanai pembangunan tiga jembatan kecil di Pirot.
Selama di Gua, Ia lebih banyak memakan jamur dan ikan dari sungai setempat, tetapi juga kerap pergi ke kota untuk mencari sisa makanan.
Dilansir dari dailystar, selama memisahkan diri dari masyarakat 20 tahun, Panta Petrovic mengaku tak mengetahui tentang virus COVID-19. Ia baru mengetahui tentang COVID-19 saat perjalanannya ke Kota pada suatu hari. Ia terkejut dan terpukul saat mengetahui dengan sebaran virus COVID-19 di Kotanya. Saat melakukan perjalanan yang tidak biasa ke supermarket lokal, Panta Petrovic kemudian mendapat kesempatan suntikan vaksin setelah mengetahui apa itu COVID-19.
Dilansir dari france24, dalam salah satu kunjungannya ke kota, pria berambut gimbal dengan jenggot panjang itu menemukan bahwa ada wabah virus yang sedang berkecamuk. Setelah vaksin melawan Covid-19 tersedia, Ia memilih untuk disuntik. Panta Petrovic juga mendesak semua orang untuk melakukan hal yang sama.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta Tempo, foto seorang pria berambut putih dan berjenggot berdiri di tepi gua, diklaim sebagai seorang pria yang keluar dari persembunyiannya setelah 20 tahun bertapa di gua *hanya* untuk mendapatkan vaksin Covid-19, sesat. Pria yang diketahui bernama Panta Petrovic ini memang diketahui sudah 20 tahun memilih tinggal di gua dan hampir tak pernah keluar.
Namun beberapa kali ia keluar dan berkunjung ke kota tempatnya tinggal dulu. Pada satu kunjungannya, ia mengetahui sedang ada virus yang menyebar. Ia sempat mencari tahu terkait Covid-19 yang tengah menjadi pandemi ini. Ia pun mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 saat berkunjung ke supermarket lokal.
TIM CEKFAKTA TEMPO
Rujukan
- https://twitter.com/AFP/status/1426250701089304580
- https://www.mirror.co.uk/news/world-news/cave-hermit-gets-covid-jab-24753705
- https://www.dailystar.co.uk/news/weird-news/hermit-living-cave-20-years-24755582
- https://www.france24.com/en/live-news/20210813-serbian-cave-hermit-gets-covid-19-jab-urges-others-to-follow
(GFD-2021-8742) Keliru, Foto Perbedaan Penampilan Perempuan Afghanistan Tahun 1970 dan 2021
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 26/08/2021
Berita
Dua foto dengan klaim sebagai kondisi dan penampilan perempuan Afghanistan beredar di twitter. Foto pertama memperlihatkan sekelompok wanita dengan rok pendek terlihat memegang buku dan sambil membaca di sebuah bangku diklaim sebagai foto perempuan Afghanistan tahun 1970.
Foto kedua memperlihatkan sekelompok wanita menggunakan burkak biru tengah duduk berjajar sambil mengasuh anak diklaim sebagai penampilan perempuan Afganistan tahun 2021. Foto itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas hak-hak perempuan di Afghanistan setelah kembalinya Taliban.
Foto-foto tersebut dibagikan akun ini pada 16 Agustus 2021 dengan narasi dalam bahasa Inggris jika diterjemahkan berarti “2 gambar wanita Kabul & 2 realitas mereka 1970 - 2021 Wanita Afghanistan melakukan perjalanan kembali ke masa lalu dan hanya Tuhan yang tahu kesengsaraan apa yang akan terbentang di depan mereka ..”
Hingga artikel ini ditulis, unggahannya telah 34 kali di retweet dan 113 disukai. Benarkah foto tersebut adalah kondisi perempuan di Afghanistan?
Tangkapan layar foto yang diklaim sebagai perbandingan penampilan perempuan Afghanistan. (Kiri: 1970, Kanan: 2021)
Hasil Cek Fakta
Untuk membuktikan klaim di atas, Cek Fakta Tempo mula-mula menelusuri foto-foto tersebut dengan menggunakan tools seperti reverse image tools Google, TinEye Reverse Image Search dan Yandex.
Hasilnya, foto itu diketahui merupakan kondisi perempuan di dua negara berbeda. Foto pertama merupakan foto mahasiswa perempuan dari Universitas Teheran, Iran pada tahun 1971. Foto ini muncul pada dokumentasi foto sejarah Iran dengan judul “ Once Upon a Time in Tehran ”.
Foto yang memperlihatkan sekelompok wanita dengan rok pendek terlihat memegang buku dan sambil membaca di sebuah bangku itu diberi judul : Ruang tunggu mahasiswa Universitas Teheran pada tahun 1971. Universitas Teheran dibuka untuk wanita pada tahun 1934, ketika perguruan tinggi itu didirikan, jauh sebelum sebagian besar universitas di Amerika Serikat mengintegrasikan wanita ke dalam kelas. Setelah revolusi, perempuan masih diizinkan untuk hadir universitas, tetapi mereka duduk di area terpisah.
Dikutip dari BBC, sebelum revolusi terjadi, banyak kaum perempuan di Iran sudah menjalani dunia pendidikan tinggi, termasuk mengenakan pakaian gaya Barat, seperti jins ketat, rok mini dan atasan lengan pendek. Mahasiswa perempuan di Teheran, Iran di waktu itu bahkan selalu meluangkan waktu berkumpul pada hari Jumat bersama keluarga. Namun setelah revolusi terjadi, pemimpin tertinggi Iran yang baru, Ayatollah Ruhollah Khomeini, menerapkan kebijakan bahwa semua perempuan di Iran harus mengenakan jilbab.
Sementara foto kedua, yang memperlihatkan sekelompok wanita yang menggunakan burkak biru duduk sambil mengasuh anak merupakan foto jepretan fotografer AFP, A. Majeed. Foto itu diambil pada 19 Juni 2012 dan tidak terkait dengan kondisi perempuan Afganistan saat pendudukan ibukota kabul oleh milisi Taliban pada Agustus 2021.
Foto karya A.Majeed ini diberi judul, ' Wanita Afghanistan dan Anak-anak Mereka ' ini diambil di pusat pendaftaran Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di pinggiran Peshawar pada 19 Juni 2012, saat mereka bersiap untuk kembali ke negara asal mereka setelah melarikan diri dari perang saudara dan pemerintahan Taliban. Sekitar 20 persen dari populasi di Afghanistan adalah pengungsi. Dari mereka yang berada di luar negeri, ada 1,7 juta warga Afghanistan di Pakistan dan satu juta di Iran.
Untuk kumpulan foto karya A.Majeed yang lain dapat dilihat di sini.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta TEMPO, dua foto yang diklaim merupakan kondisi dan penampilan perempuan Afganistan pada tahun 1970 dan 2021, Keliru. Foto pertama yang memperlihatkan sekelompok wanita dengan rok pendek terlihat membaca buku merupakan foto mahasiswa perempuan dari Universitas Teheran, Iran pada tahun 1971. Foto ini muncul pada dokumentasi foto sejarah Iran dengan judul “Once Upon a Time in Tehran”.
Sedangkan. foto kedua yang memperlihatkan sekelompok wanita mengenakan burkak biru tengah duduk sambil mengasuh anak merupakan foto jepretan fotografer AFP, A. Majeed. Foto itu diambil pada 19 Juni 2012 dan tidak terkait dengan kondisi perempuan Afganistan saat pendudukan ibukota kabul oleh milisi Taliban pada Agustus 2021.
TIM CEKFAKTA TEMPO
Rujukan
- https://twitter.com/vivekanandg/status/1427099868137365507 tempo.co/tag/afghanistan
- https://foreignpolicy.com/slideshow/once-upon-a-time-in-tehran/
- https://www.bbc.com/indonesia/majalah-47167017 %20
- https:/www.gettyimages.com/detail/news-photo/afghan-women-and-their-children-are-pictured-at-the-united-news-photo/146552451?adppopup=true
- https://www.gettyimages.com/photos/a-majeed-afp-woman-afganistan?phrase=a%20majeed%20afp%20woman%20afganistan&sort=mostpopular
- https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2012/12/121211_perempuan_afghanistan
- https://foreignpolicy.com/2013/03/18/afghan-women-as-a-measure-of-progress/
(GFD-2021-8741) Keliru, Indonesia Aman dari Ledakan Asteroid PDV 2021 dan Jadi Tempat Mengungsi
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 26/08/2021
Berita
Sebuah video yang mengklaim bahwa ilmuwan ruang angkasa mengatakan asteroid akan menabrak bumi pada Oktober 2021 diunggah pada 8 Agustus 2021. Dalam video itu dujga disebutkan Indonesia bakal menjadi wilayah yang aman.
Video berdurasi 0:48 detik itu berjudul 'Sebagian Besar Penduduk Dunia akan Mengungsi ke Indonesia sebagai Dampak Asteroid'. Di dalamnya memuat gabungan video serta narator yang menyatakan:
“Para ahli ruang angkasa menemukan asteroid 2021-PDV akan menabrak bumi dan Indonesia adalah wilayah paling aman. Ahli ruang angkasa akan membahas dampak ledakan asteroid PDV pada Konferensi Ketahanan Planet.”
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, asteroid PDV-2021 akan menabrak bumi hanyalah skenario fiktif. Skenario tersebut dibuat untuk mendukung latihan tanggap darurat yang dilakukan selama Konferensi Pertahanan Planet International Academy of Astronautics (IAA) 2021 secara virtual di Wina, Austria, 26 April–30 April 2021.
Menurut European Space Agency, setiap dua tahun para ahli asteroid dari seluruh dunia berkumpul untuk membuat skenario bahwa dampak asteroid sudah dekat. Selama menyusun skenario dampak selama satu pekan, peserta tidak tahu bagaimana situasi akan berkembang dari satu hari ke hari berikutnya, tetapi harus membuat rencana berdasarkan pembaruan harian yang diberikan kepada
Skenario lengkap mengenai hal itu tertuang pada laporan berjudul The 2021 PDC Hypothetical Asteroid Impact Scenario, pada website Center for NEO Studies (CNEOS) yang didukung oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Menurut CNEOS, Skenario tersebut dimulai dari penemuan asteroid pada 19 April 2021 dengan magnitudo tampak 21,5 yang diberi nama PDC 2021. Sehari setelah ditemukan, sistem pemantauan dampak Sentry JPL serta sistem CLOMON ESA, mengidentifikasi beberapa tanggal di masa depan ketika asteroid ini berpotensi berdampak pada Bumi.
Kedua sistem setuju bahwa dampak potensial yang paling mungkin terjadi adalah pada 6 bulan lagi yakni pada 20 Oktober 2021. Tetapi kemungkinan dampak itu rendah, peluangnya sekitar 1 dibanding 2500.
Sangat sedikit yang diketahui tentang sifat fisik PDC 2021. Ukuran khususnya sangat tidak pasti. Berdasarkan rata-rata magnitudo visual semu, magnitudo absolut (intrinsik) asteroid diperkirakan H = 22,4 +/- 0,3. Jika albedo (reflektifitas) PDC 2021 adalah 13%, nilai rata-rata tipikal, nilai H ini menyiratkan ukuran asteroid rata-rata sekitar 120 meter. Tetapi albedo yang sebenarnya tidak diketahui dan ukuran asteroid dapat berkisar dari yang terkecil 35 meter hingga 700 meter.
Berdasarkan perkiraan ini, kemungkinan energi yang dilepaskan saat tumbukan dapat berkisar dari 1,2 Mt hingga 13 Gt (setara dengan TNT). Bahaya utama adalah ledakan udara yang menyebabkan tekanan berlebih ledakan yang mungkin mencapai tingkat yang tidak dapat dipertahankan. Dalam skenario itu, asteroid akan berdampak di benua Eropa.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan video yang diklaim sebagian besar penduduk dunia akan mengungsi ke Indonesia sebagai dampak ledakan asteroid PDV 2021 adalah keliru. Ledakan asteroid PDV 2021 hanyalah bagian dari skenario latihan tanggap darurat yang dilakukan selama Konferensi Pertahanan Planet International Academy of Astronautics (IAA) 2021 secara virtual di Wina, Austria, 26 April–30 April 2021. Skenario maupun asteroid PDV 2021 hanyalah fiktif yang digunakan selama konferensi ini.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
- https://www.facebook.com/watch/?ref=search&v=369861957992924&external_log_id=8690c667-9c22-4cec-a980-dd7c409139cf&q=Sebagian%20Besar%20Penduduk%20Dunia%20Akan%20Mengungsi%20ke%20Indonesia%2C%20Dampak%20Tabrakan%20Asteroid%202021%20PDC%20dan%20Bumi mereka.
- https:/blogs.esa.int/rocketscience/2021/04/26/deep-fake-impact/ %20
- https:/cneos.jpl.nasa.gov/pd/cs/pdc21/
(GFD-2021-8740) Keliru, Video Senator Amerika Mengumumkan Corona Adalah Penipuan
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 26/08/2021
Berita
Potongan video yang merupakan unggahan dari platform SnackVideo memperlihatkan senator Amerika Serikat menggelar konferensi pers diklaim sebagai pernyataan terbuka yang menyatakan corona adalah penipuan beredar di aplikasi pengiriman pesan.
Video tersebut diberikan narasi “Senator Amerika Mengumumkan Corona adalah penipuan. Mereka telah menutupi kebenaran Big Phanama (pengelola obat) Big Tach (facebook, Microsoft, dan lain lain), Big Media (CNN, BBC, ECT) WHO dan lain-lain adalah pengkhianat yang bertanggung jawab atas perkara ini”
Apakah benar video tersebut merupakan pernyataan terbuka senator Amerika Serikat tentang corona adalah penipuan?
Tangkapan layar video dengan klaim pengumuman penipuan corona oleh senat USA
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video diatas menjadi beberapa bagian foto dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya foto hasil fragmentasi ditelusuri dengan menggunakan tools seperti reverse image tools Google, TinEye Reverse Image Search dan Yandex.
Hasilnya, video tersebut merupakan konferensi pers senator Amerika Serikat, Marsha Blackburn pada 11 Juni 2021. Video itu pernah diunggah Senator Marsha Blackburn di akun youtube nya pada 11 Juni 2021 dengan menambahkan keterangan dalam bahasa Inggris jika diterjemahkan berarti Senator Blackburn bergabung dengan konferensi pers untuk membahas asal-usul dan kebenaran tentang COVID-19.
Video serupa juga muncul pada platform Vimeo pada 14 Juni 2021. dengan keterangan dalam bahasa jerman yang jika diterjemahkan berarti Konferensi Pers Senator Marsha Blackburn, Senat AS, 11 Juni 2021.
Konferensi pers Senator Marsha Blackburn bahkan disiarkan secara langsung Fox News pada kanalnya di facebook 11 Juni 2021 dengan menambahkan keterangan yang berarti Senator Marsha Blackburn dan Senator GOP mengadakan konferensi pers tentang sensor Big Tech asal COVID-19.
Dikutip dari laman resmi senator AS Marsha Blackburn, konferensi pers yang dilakukannya merupakan pernyataan terbuka yang mempertanyakan bagaimana big tech melakukan sensor terhadap informasi asal-usul COVID-19. Dalam konferensi pers Senator Blackburn bergabung Senator Roger Marshall, Mike Braun, Ron Johnson, dan Roger Wicker.
Marsha Blackburn mengatakan, teknologi besar seperti facebook dan youtube benar-benar telah melampaui batas dengan melakukan sensor terhadap informasi terkait asal-usul COVID-19. Facebook baru-baru ini mengubah keputusan untuk menghapus segala jenis informasi yang mengatakan COVID-19 berasal dari laboratorium di Wuhan, YouTube sebelumnya juga telah mengumumkan akan melarang konten apapun yang bertentangan dengan Organisasi Kesehatan Dunia yang dikelola Beijing dan didanai China. YouTube bahkan menghapus video dari beberapa dokter medis yang mempertanyakan nilai penguncian ini.”
Dalam konferensi persnya Marsha Blackburn juga mendesak Dr. Anthony Fauci untuk mengundurkan diri dan menyingkir dari tanggung jawabnya di National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan menghadap Kongres untuk memberikan penjelasan terkait Informasi terkait COVID-19.
“Saya pikir sudah sepatutnya Dr. Fauci menyingkir dari tanggung jawabnya di NIAID dan dia membuat dirinya tersedia untuk Kongres untuk mencari tahu persis bagaimana dia bersekongkol dengan Mark Zuckerberg dan teknologi besar. Apa yang terjadi di sana? Apakah orang Amerika mendengar beberapa kebenaran tetapi tidak seluruh kebenaran?”
Dilansir dari Y'all Politics, media berita politik berkedudukan di Mississippi, Amerika Serikat, konferensi pers Marsha Blackburn mempertanyakan keputusan teknologi besar yang melakukan sensor terhadap informasi COVID-19 secara sepihak. Facebook bahkan menangguhkan akun mantan Presiden Donald Trump. Twitter juga bergerak untuk menyensor liputan apapun yang mereka pikir dapat menyebabkan kepanikan yang meluas.
“Bagaimana platform internet multi-kaya yang kuat bisa membuat keputusan itu,” kata Senator Wicker.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta TEMPO, Potongan video yang memperlihatkan sekelompok senator Amerika Serikat menggelar konferensi pers diklaim sebagai pernyataan terbuka yang menyatakan corona adalah penipuan, keliru. Video tersebut diketahui merupakan konferensi pers senator Marsha Blackburn dari republik pada 11 Juni 2021 yang mempertanyakan keputusan perusahaan teknologi besar seperti Facebook, Youtube melakukan sensor sepihak terhadap informasi terkait asal usul COVID-19. Dalam konferensi pers Senator Blackburn bergabung Senator Roger Marshall, Mike Braun, Ron Johnson, dan Roger Wicker.
TIM CEKFAKTA TEMPO
Rujukan
- https://www.youtube.com/watch?v=zYDN8gwVfdM&t=1s
- https://vimeo.com/562991324
- https://www.facebook.com/FoxNews/videos/956541515112132 %20
- https:/www.blackburn.senate.gov/2021/6/blackburn-leads-press-conference-demanding-answers-from-big-tech
- https://yallpolitics.com/2021/06/10/wicker-joins-press-conference-on-big-tech-censorship-of-covid-19-origins/
Halaman: 5216/6818

