(GFD-2024-21229) Belum Ada Bukti, Narasi yang Menyebut Parfum, Pengharum Ruangan, dan Wangi Dry Clean Sebagai Penyebab Kanker
Sumber:Tanggal publish: 19/07/2024
Berita
Sebuah narasi beredar di WhatsApp serta sejumlah akun Facebook mengatakan bahwa penggunaan parfum, pengharum ruangan, aromaterapi, dan dry clean sebagai penyebab kanker.
Narasi itu menceritakan terdapat seorang wanita yang suka menggunakan parfum, pengharum ruangan, dan aromaterapi. Selain itu, dia juga memberikan wewangian di berbagai ruang dan pada benda-benda miliknya. Dikatakan hal itu menyebabkan perempuan itu meninggal pada usia 31 tahun, karena kanker, jelang hari pernikahannya. Pertolongan medis, termasuk prosedur kemoterapi, dikatakan tak bisa lagi menyelamatkan nyawanya.
Narasi tersebut juga menyatakan bahwa istri Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni Ani Yudhoyono, juga meninggal karena kanker yang dipicu aroma wangi yang keluar dari proses pencucian pakaian tanpa air alias dry clean.
Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah parfum, pewangi ruangan, dan wangi dry clean bisa sebabkan kanker?
Hasil Cek Fakta
Dilansir website lembaga amal untuk penderita kanker, Australian Cancer Council, tidak ada bukti adanya keterkaitan antara penggunaan produk wewangian dengan risiko kanker pada manusia.
Dikatakan bahwa semua parfum memang mengandung bahan kimia. Namun kadarnya telah diperiksa dan diatur oleh lembaga resmi pemerintah masing-masing negara. Secara internasional lembaga seperti Research Institute for Fragrance Materials Expert Panel juga berupaya memantau kualitas parfum yang beredar.
Selain itu terdapat uji coba yang menyimpulkan paparan parfum pada tikus dapat memunculkan kanker. Namun tidak ada bukti pada manusia. Juga, percobaan pada tikus itu menggunakan parfum yang kadarnya jauh lebih tinggi dibanding produk wewangian yang beredar, sebagaimana dilaporkan The Guardian.
Di luar negeri pun beredar kekhawatiran penggunaan parfum bisa menyebabkan kanker. Namun Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Aru Wisaksono Sudoyo, juga menyatakan bahwa tidak ada bukti yang mendukung kekhawatiran tersebut. “Tidak terbukti,” kata dokter spesialis onkologi itu melalui pesan, Rabu, 17 Juli 2024.
Sementara terkait uji coba pada tikus, menurutnya tidak bisa langsung disamakan dampaknya pada manusia. Lantaran kadar dosis mematikan (LD) toksisitas pada hewan berbeda dengan manusia. “Tidak ada bukti dalam literatur (pada manusia). LD hewan belum tentu LD manusia,” kata Aru lagi.
Pemeriksa fakta Australian Associated Press (AAP) juga mengatakan narasi yang mengatakan produk parfum di toko bisa menyebabkan kanker, juga beredar di Negeri Kangguru. Namun, mereka menggolongkan narasi tersebut sebagai klaim menyesatkan.
Pakar onkologi dan peneliti kanker di Universitas Adelaide, Profesor Ian Olver mengatakan produk parfum di toko mengandung zat yang bisa menyebabkan kanker, namun dalam jumlah kecil. Hal itu seharusnya membuat tidak ada kekhawatiran paparan yang berarti. “Secara umum, meskipun benar ada beberapa bahan kimia yang tidak sehat dalam beberapa parfum, paparannya mungkin terlalu rendah untuk memicu kanker,” kata Olver.
Secara lebih rinci, seorang farmakolog molekuler di Universitas Adelaide, Ian Musgrave, menjelaskan bahwa parfum di toko-toko mengandung ftalat yang berfungsi untuk pelarut dan penyetabil bau parfum.
Ftalat merupakan zat kimia yang bisa meniru atau mengganggu hormon tubuh. Ftalat juga digolongkan sebagai zat karsinogen atau penyebab kanker pada hewan oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC). "Ftalat yang ada dalam parfum jumlahnya sangat sedikit dan biasanya tidak terkait dengan kanker. Ftalat utama dalam parfum, dietil ftalat (DEP), memiliki profil keamanan yang sangat baik," kata Musgrave.
Narasi yang beredar mengatakan bahwa Ani Yudhoyono meninggal karena terpapar wewangian dry clean. Padahal, berdasarkan penelusuran Detik.com, narasi yang beredar sejak tahun 2019 itu hoaks.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan bahwa parfum, aromaterapi, pengharum ruangan dan wewangian dry clean sebagai penyebab kanker pada manusia adalah klaim yang belum ada bukti.
Penelitian yang ada telah membuktikan bahwa parfum bisa menyebabkan kanker pada hewan. Namun penelitian itu menggunakan kadar parfum yang lebih tinggi dari yang terkandung dalam produk wewangian yang beredar. Selain itu dampaknya perubahan risiko kankernya belum terbukti pada manusia.
Rujukan
- https://www.facebook.com/iin.indaryati.37/posts/pfbid02QC64A3SToeyFXaHMfg8cBtBbXeCQ4tfN6VaYTLnEu5YucJabk7ahnQ3jNn6i8JzKl
- https://www.cancer.org.au/iheard/do-fragrant-products-like-perfume-toilet-paper-and-baby-wipes-cause-cancer
- https://www.theguardian.com/us-news/2019/may/23/fragrance-perfume-personal-cleaning-products-health-issues
- https://www.aap.com.au/factcheck/perfume-link-to-cancer-leaves-a-foul-stench/
- https://www.industrialchemicals.gov.au/sites/default/files/PEC33-Diethyl-phthalate-DEP.pdf
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4484887/kabar-viral-kaitkan-dry-cleaning-dengan-kanker-darah-bu-ani
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-21228) [SALAH] Artikel Liputan6.com berjudul “Menteri Amerka klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Database Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina”
Sumber: Tiktok.comTanggal publish: 19/07/2024
Berita
“Menteri Amerka klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Database Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina”
Hasil Cek Fakta
Artikel ini disadur dari Liputan6.com
Akun Tiktok Herry Bombero memposting sebuah video di Tiktok yang menampilkan sebuah tangkapan layar artikel milik Liputan6.com berjudul “Menteri Amerka klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Database Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina”. Postingan disertai caption “Kali ini saya benar setuju #fyp #kominfo”.
Penelusuran langsung terarah ke website Liputan6.com dengan memasukan judul artikel pada postingan Facebook yang menghasilkan Liputan6.com tidak pernah menuliskan artikel dengan judul tersebut. Lebih lanjut, penelusuran mengarah ke kategori cek fakta dan menemukan artikel periksa fakta mengenai hoaks yang mencatut Liputan6.com. Artikel tersebut berjudul “Cek Fakta: Hoaks Artikel Liputan6.com Berjudul Menteri AS Komentari Kominfo Imbas PDNS Diserang Hacker” 8 juli 2024 pukul 18.00. Dalam artikel tersebut Redaktur Eksekutif Liputan6.com, Raden Trimutia Hatta menyebutkan bahwa tangkapan layar artikel tersebut disebarkan oleh akun TikTok @perwiraganteng45. Akun tersebut sudah mengedit dan menambahkan narasi hoaks yang tidak sesuai dengan berita aslinya. Dirinya meminta masyarakat untuk tidak terpengaruh atau mempercayai akun-akun media sosial yang mencuri konten Liputan6.com. Jika diperhatikan layout tangkapan layar artikel yang diunggah di Tiktok berbeda format dengan layout di Liputan6.com.
Dengan demikian tangkapan layar artikel Liputan6.com berjudul “Menteri Amerka klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Database Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina” tidak benar. Liputan6.com tidak pernah menerbitkan artikel dengan judul tersebut dan tangkapan layar tersebut sudah melalui proses editing, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten palsu.
Akun Tiktok Herry Bombero memposting sebuah video di Tiktok yang menampilkan sebuah tangkapan layar artikel milik Liputan6.com berjudul “Menteri Amerka klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Database Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina”. Postingan disertai caption “Kali ini saya benar setuju #fyp #kominfo”.
Penelusuran langsung terarah ke website Liputan6.com dengan memasukan judul artikel pada postingan Facebook yang menghasilkan Liputan6.com tidak pernah menuliskan artikel dengan judul tersebut. Lebih lanjut, penelusuran mengarah ke kategori cek fakta dan menemukan artikel periksa fakta mengenai hoaks yang mencatut Liputan6.com. Artikel tersebut berjudul “Cek Fakta: Hoaks Artikel Liputan6.com Berjudul Menteri AS Komentari Kominfo Imbas PDNS Diserang Hacker” 8 juli 2024 pukul 18.00. Dalam artikel tersebut Redaktur Eksekutif Liputan6.com, Raden Trimutia Hatta menyebutkan bahwa tangkapan layar artikel tersebut disebarkan oleh akun TikTok @perwiraganteng45. Akun tersebut sudah mengedit dan menambahkan narasi hoaks yang tidak sesuai dengan berita aslinya. Dirinya meminta masyarakat untuk tidak terpengaruh atau mempercayai akun-akun media sosial yang mencuri konten Liputan6.com. Jika diperhatikan layout tangkapan layar artikel yang diunggah di Tiktok berbeda format dengan layout di Liputan6.com.
Dengan demikian tangkapan layar artikel Liputan6.com berjudul “Menteri Amerka klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Database Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina” tidak benar. Liputan6.com tidak pernah menerbitkan artikel dengan judul tersebut dan tangkapan layar tersebut sudah melalui proses editing, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten palsu.
Kesimpulan
Faktanya, Redaktur Eksekutif Liputan6.com, Raden Trimutia Hatta menjelaskan Liputan6.com tidak pernah menerbitkan artikel dengan judul tersebut dan tangkapan layar tersebut sudah melalui proses editing.
Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/search?q=%22Menteri+Amerika+klaim%3A+Kominfo+Indonesia+sangat+bodoh%2C+Database+Negaranya+di+hack+tidak+tau%2C+karena+terlalu+sibuk+ngurus+Palestina%E2%80%9D
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/5637535/cek-fakta-hoaks-artikel-liputan6com-berjudul-menteri-as-komentari-kominfo-imbas-pdns-diserang-hacker?page=3
- https://turnbackhoax.id/2024/07/16/salah-menlu-amerika-klaim-kominfo-indonesia-bodoh/
(GFD-2024-21227) [SALAH] Video Tiktok Bernarasi Tempo Beritakan Agenda Persatuan Komunis Cina
Sumber: Tiktok.comTanggal publish: 19/07/2024
Berita
“Berita Tempo”
“AWAS BAHAYA KOMUNIS”
“AWAS BAHAYA KOMUNIS”
Hasil Cek Fakta
Artikel ini disadur dari Tempo.
Akun TikTok siti.aisyah6261 memposting sebuah video dengan tampilan gambar wajah Jokowi diserta logo PKI dibawah kanan gambar Jokowi. Terdapat juga kalimat “Berita Tempo” diatas dan “AWAS BAHAYA KOMUNIS” di bawah gambar Jokowi. Jika diperhatikan audio pada postingan menyebutkan bahwa ada belasan agenda luar negeri yang ditetapkan persatuan komunis di Cina. Di antaranya memiskinkan pribumi dengan sistem, jauhkan umat Islam dari ajaran agamanya, dan benturkan sesama pribumi, pakai jurus maling teriak maling dan lain sebagainya.
Hasil penelusuran, Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Setri Yasra menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar. Tempo tidak pernah mengeluarkan liputan, artikel, opini ceramah dan penelitian mengenai hal tersebut. Persebaran hoaks yang mencatut nama media merupakan fitnah yang mengganggu kerja-kerja jurnalistik Tempo, karena dapat merusak kredibilitas Tempo yang mengedepankan jurnalisme berkualitas.
“Mengutip (harus) dengan menyampaikan informasi sebenarnya. Tidak boleh memotong, menginterpretasikan (secara keliru/menyesatkan), dan mesti minta izin. Ada hak cipta dalam semua produk jurnalistik Tempo,” kata Setri melalui pesan, Selasa, 9 Juli 2024.
Postingan tersebut tidak menyertakan sumber informasi dengan jelas dan mendetail. Gambar Jokowi juga sudah lama beredar di Pinterest dan Kompasiana. Narasi yang sama juga pernah berdar dengan mencatut media Solopos.com dan sudah dikonfirmasi konten tersebut tidak benar.
Dengan demikian postingan Tiktok yang menarasikan Tempo memberitakan adanya belasan agenda persatuan komunis di Cina merupakan hal yang keliru. Tempo tidak pernah mengeluarkan produk hal tersebut. Narasi yang sama juga pernah beredar dan mencatut media Solopos.com, sehingga masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Akun TikTok siti.aisyah6261 memposting sebuah video dengan tampilan gambar wajah Jokowi diserta logo PKI dibawah kanan gambar Jokowi. Terdapat juga kalimat “Berita Tempo” diatas dan “AWAS BAHAYA KOMUNIS” di bawah gambar Jokowi. Jika diperhatikan audio pada postingan menyebutkan bahwa ada belasan agenda luar negeri yang ditetapkan persatuan komunis di Cina. Di antaranya memiskinkan pribumi dengan sistem, jauhkan umat Islam dari ajaran agamanya, dan benturkan sesama pribumi, pakai jurus maling teriak maling dan lain sebagainya.
Hasil penelusuran, Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Setri Yasra menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar. Tempo tidak pernah mengeluarkan liputan, artikel, opini ceramah dan penelitian mengenai hal tersebut. Persebaran hoaks yang mencatut nama media merupakan fitnah yang mengganggu kerja-kerja jurnalistik Tempo, karena dapat merusak kredibilitas Tempo yang mengedepankan jurnalisme berkualitas.
“Mengutip (harus) dengan menyampaikan informasi sebenarnya. Tidak boleh memotong, menginterpretasikan (secara keliru/menyesatkan), dan mesti minta izin. Ada hak cipta dalam semua produk jurnalistik Tempo,” kata Setri melalui pesan, Selasa, 9 Juli 2024.
Postingan tersebut tidak menyertakan sumber informasi dengan jelas dan mendetail. Gambar Jokowi juga sudah lama beredar di Pinterest dan Kompasiana. Narasi yang sama juga pernah berdar dengan mencatut media Solopos.com dan sudah dikonfirmasi konten tersebut tidak benar.
Dengan demikian postingan Tiktok yang menarasikan Tempo memberitakan adanya belasan agenda persatuan komunis di Cina merupakan hal yang keliru. Tempo tidak pernah mengeluarkan produk hal tersebut. Narasi yang sama juga pernah beredar dan mencatut media Solopos.com, sehingga masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Postingan Tiktok yang menarasikan Tempo memberitakan adanya belasan agenda persatuan komunis di Cina merupakan hal yang keliru. Faktanya, Tempo tidak pernah mengeluarkan produk hal tersebut. Narasi yang sama juga pernah beredar dan mencatut media Solopos.com.
Rujukan
(GFD-2024-21226) [SALAH] Video Tiktok Hasil Persilangan Harimau dan Anjing Laut
Sumber: Tiktok.comTanggal publish: 19/07/2024
Berita
“hasil persilangan harimau dan anjing laut”
Hasil Cek Fakta
Artikel ini disadur dari Kompas.com.
Akun Tiktok jangankasihkendor303 memposting sebuah video yang menampilkan seekor binatang dengan wajah harimau namun berbadan anjing laut. Video tersebut telah memperoleh like sebesar 115.5K, 882 komentar dan dibagikan kembali sebanyak 9879. Caption pada postingan tersebut bernarasi “hasil persilangan harimau dan anjing laut”.
Setelah ditelusuri menggunakan Hive Moderation merupakan pendeteksi AI mendapatkan hasil video tersebut memiliki probabilitas 53,6%. Besar kemungkinan video tersebut hasil edit digital. Jika diperhatikan banyak kejanggalan yang ada dalam video tersebut, misalnya di antara kerumunan orang nampak satu kaki yang muncul secara tiba-tiba di tengah sepasang kaki lainnya. Satu kaki yang mengenakan celana biru bergerak ke tengah kemudian kaki tersebut menyatu dengan lainnya.
Dengan demikian video hasil persilangan harimau dan anjing laut tidak benar. Video tersebut merupakan video yang manipulatif hasil dari AI. Jika diperhatikan terdapat kejanggalan dalam video, seperti satu kaki yang mendadak muncul di tengah kerumunan orang, sehingga masuk dalam kategori konten palsu.
Akun Tiktok jangankasihkendor303 memposting sebuah video yang menampilkan seekor binatang dengan wajah harimau namun berbadan anjing laut. Video tersebut telah memperoleh like sebesar 115.5K, 882 komentar dan dibagikan kembali sebanyak 9879. Caption pada postingan tersebut bernarasi “hasil persilangan harimau dan anjing laut”.
Setelah ditelusuri menggunakan Hive Moderation merupakan pendeteksi AI mendapatkan hasil video tersebut memiliki probabilitas 53,6%. Besar kemungkinan video tersebut hasil edit digital. Jika diperhatikan banyak kejanggalan yang ada dalam video tersebut, misalnya di antara kerumunan orang nampak satu kaki yang muncul secara tiba-tiba di tengah sepasang kaki lainnya. Satu kaki yang mengenakan celana biru bergerak ke tengah kemudian kaki tersebut menyatu dengan lainnya.
Dengan demikian video hasil persilangan harimau dan anjing laut tidak benar. Video tersebut merupakan video yang manipulatif hasil dari AI. Jika diperhatikan terdapat kejanggalan dalam video, seperti satu kaki yang mendadak muncul di tengah kerumunan orang, sehingga masuk dalam kategori konten palsu.
Kesimpulan
Video hasil persilangan harimau dan anjing laut tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan video yang manipulatif hasil dari AI. Jika diperhatikan terdapat kejanggalan dalam video, seperti satu kaki yang mendadak muncul di tengah kerumunan orang.
Rujukan
Halaman: 1931/6611