• (GFD-2020-3691) [SALAH] Mahasiswa UNY Positif Corona

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/03/2020

    Berita

    Hasil Periksa Fakta Risky Maulana (Anggota Komisariat MAFINDO BSI)

    Tersebar sebuah hasil tangkapan layar yang mengatasnamakan Civitas UNY, dalam tangkapan layar tersebut terdapat narasi yang menyebutkan bahwa Virus Corona sudah masuk ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Menanggapi hal tersebut Rektor UNY, Sutrisna Wibawa melalui akun instagramnya langsung menanggapi bahwa kabar tersebut tidaklah benar.

    NARASI :

    [14/3 07:22] Ibu yth. seiring dengan keputusan Rektor untuk mengganti perkuliahan/ KBM dengan on-line mulai Senin, tentunya hal ini juga berdampak pada agenda Dies yang sudah kita susun, terutama untuk kegiatan2 yang mengundang kerumunan. Saya sudah diskusi dengan Pak Rektor, dan besok akan dibicarakan di Rapim. Kita tunggu keputusan beliau2. Jika toh beberapa kegiatan harus batal/ ditunda demi kebaikan, saya kira kita harus ikhlas dan tetap berbesar hati. Matur nuwun. Tetap semangat dan Stay healthy! Wadir II Pasc-UNY

    [14/3 07:23] Mbak sampaikannke klas _ kelompok putra .sementara kita steril kampus.mlathn mandiri satu minggu Ini virus Corona sudah masuk UNY 1 orang positif. Hati hati.jangan jabat tangan.jangan cipika cipiki A sapak/ Mbak

    [07.24 ]Ngih pak matur suwun infonya

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN:

    Tersebar kabar melalui pesan Whatsapp yang mengatasnamakan Civitas UNY, dalam tangkapan layar yang tersebar terdapat obrolan (percakapan) di mana dalam narasinya mengatakan bahwa virus Corona sudah masuk UNY dengan salah satu orang yang positif terjangkit Corona, dalam unggahan foto tersebut pengirim juga menyebutkan bahwa karena adanya isu Corona di kampusnya menyebabkan kegiatan perkuliahan dilakukan secara online untuk pencegahan.

    Atas beredarnya tangkapan layar tersebut Sutrisna selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta mengklarifikasi berita yang beredar melalui (akun) media sosial Instagram pribadinya (@sutrisna.wibawa) bahwa berita yang beredar luas melalui hasil tangkapan layar Whatsapp tersebut tidak benar.

    Bantahan terkait mahasiswa/i positif Corona pun ikut ditegaskan Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Kerjasama UNY, Setya Budi Takarina, M. Pd, Setya memberikan pernyataan mengenai adanya pesan berantai di sosial media yang menyebutkan seorang mahasiswa UNY dinyatakan positif Corona.

    “Itu tidak benar. Tidak ada kasus Corona positif di UNY,” tegas Setya Budi Takarina, Sabtu (14/03/2020).

    Adapun keputusan dari Universitas Negeri Yogyakarta untuk meniadakan waktu sesi kuliah tatap muka menjadi online dikarenakan untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona (Covid-19), bukan karena terdapat mahasiswa/i yang positif terjangkir virus Corona. Keputusan tersebut diumumkan oleh Rektor UNY Sutrisna Wibawa melalui akun Instagramnya pada Jumat (13/3/2020).

    Sutrisna menyebut (mengatakan), instruksi tersebut menanggapi edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.01/MENKES/199/2020, Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 3 Tahun 2020 tanggal 9 Maret 2020 dan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35492/A.A5/HK/2020, tentang Pencegahan Coronavirus Diseases-19.

    Selain itu, perkuliahan praktikum di laboratorium, bengkel, atau yang sejenis ditangguhkan. Dan diganti dengan penugasan, atau diselenggarakan pada bulan Juni dan Juli 2020. Terkait pengaturan pelaksanaannya, nanti diserahkan kepada program studi masing-masing dengan catatan selalu menerapkan kewaspadaan dan pencegahan atas penyebaran COVID-19.

    =================================

    Rujukan

  • (GFD-2020-3690) [SALAH] Anjuran Mantan Menkes, Jemur Uang di Bawah Sinar Matahari Selama 30 Menit Bisa Cegah Penularan

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/03/2020

    Berita

    Beredar sebuah narasi yang mencatut nama mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek seputar anjuran untuk menjemur uang di bawah sinar matahari selama 30 menit untuk menghindari adanya tingkat penularan yang tinggi. Pesan tersebut diklaim bahwa menjemur uang di bawah sinar matahari merupakan usulan yang dilontarkan oleh Nila Moeloek. Menanggapi informasi yang sudah beredar luas, Nila Moeloek menyatakan bahwa tidak benar dirinya adalah orang yang memberikan usulan tersebut.

    NARASI: Ini ada usulan dari ibu Nila Muluk ( mantan menkes)..

    Assalamualaikum, Saya menganjurkan kepada kita semua untuk membawa plastik bening ukuran 1 kg kalau keluar. Pastikan semua uang kembalian jangan dipegang, tapi masukan ke kantong plastik itu dan tutup rapat. Setelah ada kesempatan jemur plastik tersebut beserta uang tadi di matahari,.paling tidak 30 menit, insyaa Allah sudah cukup aman. Mari kita mulai putuskan mata rantai penularan dari diri kita sendiri. Insyaa Allah bermanfaat

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN: Informasi yang tidak mempunyai kejelasan sumber valid kembali beredar di tengah masyarakat. Kali ini sebuah pesan yang mengatasnamakan Mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek beredar di pesan berantai Whatsapp dan juga media sosial Facebook.

    Dalam narasi yang beredar, disebutkan bahwa Nila Moeloek menganjurkan kepada masyarakat untuk tidak memegang uang kembalian guna mencegah persebaran virus corona. Klaim dari narasi tersebut juga menganjurkan untuk masyarakat agar menjemur uang di bawah terik matahari kurang lebih selama 30 menit untuk memutus mata rantai penularan.

    Menanggapi perihal pesan yang mencatut namanya tersebut, Nila Moeloek pun angkat bicara. Melansir dari tempo.co, Nila menyatakan bahwa pesan yang mencatut namanya terkait anjuran menjemur uang adalah tidak benar alias hoaks. Saat dikonfirmasi, Nila menyatakan dirinya tidak pernah membuat pesan seperti halnya yang beredar tersebut.

    “Hoaks. Terima kasih. Saya engga buat itu,” tegas Nila.

    Melansir dari suara.com, Nila justru menyarankan masyarakat, termasuk pejabat untuk peduli dan menjaga diri sendiri, dengan cara yang salah satunya adalah melakukan rapat secara online. Langkah tersebut merupakan perilaku yang harus diterapkan dalam rapat antar pejabat pemerintah.

    “Aryina betul ketika kita terima tamu dari suatu negara yang terpapar, maaf kita untuk tidak bisa bertemu. Tapi bisa berhubungan, tadi yang diharapkan bisa di Whatsapp, IT kita luar biasa,” pungkas Nila.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3689) [SALAH] “Satu lagi Mentri Kabinet Jokowi Positif terpapar COVID-19, Menteri Nadien Dinyatakan Positif Virus Corona, Jalani Isolasi Secara Mandiri”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/03/2020

    Berita

    Bukan Menteri di Kabinet Indonesia Maju. Kesalahan penulisan nama Nadine Dorries, Menteri Kesehatan Inggris yang positif terjangkit virus corona COVID-19 menjadi Nadien, menimbulkan salah presepsi sehingga ada yang mengira itu adalah Mendikbud Nadiem Makarim.

    Akun Umi Cinta (fb.com/100042027376921) mengunggah sebuah gambar dengan narasi:

    “Satu lagi Mentri Kabinet Jokowi Positif terpapar COVID-19
    https://www.google.co.id/amp/s/jateng.tribunnews.com/amp/2020/03/11/menteri-nadien-dinyatakan-positif-virus-corona-jalani-isolasi-secara-mandiri?fbclid=IwAR0YyEtAS6FHO2lnCYfRDMtliF32iVeYNjy9_J0lH8ZESLLsX0oY0Kl4J2I“

    Di gambar yang ia unggah, terdapat narasi : “Menteri Nadien Dinyatakan Positif Virus Corona, Jalani Isolasi Secara Mandiri”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran, judul artikel “Menteri Nadien Dinyatakan Positif Virus Corona, Jalani Isolasi Secara Mandiri” itu adalah judul artikel yang salah.

    Situs Tribun Jateng sendiri sudah memperbaiki judul artikelnya menjadi “Menteri Nadine Dinyatakan Positif Virus Corona, Jalani Isolasi Secara Mandiri” namun pada tautan artikelnya masih tertulis “nadien” seperti yang tercantum dalam arsip ini (https://perma.cc/UZ7G-TESB).

    “Menteri Nadien” yang dimaksud adalah Menteri Kesehatan Inggris, Nadine Dorries dinyatakan positif virus Corona atau COVID-19 dan sedang mengkarantina diri pada Selasa (10/03/2020).

    Dorries mulai merasa sakit pada hari Jumat ketika ia menandatangani instrumen hukum yang menyatakan COVID-19 sebagai “penyakit yang dapat dinotifikasi,” sebuah langkah yang memungkinkan perusahaan-perusahaan Inggris memperoleh perlindungan asuransi.

    Kesalahan penulisan nama Nadine menjadi Nadien ini ternyata menimbulkan salah presepsi sehingga ada yang mengira itu adalah Mendikbud Nadiem Makarim.

    Berdasarkan hasil penelusuran di media arus utama, saat ini hanya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dinyatakan positif terinfeksi virus corona di jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju. Budi merupakan kasus ke-76 dan saat ini dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).

    Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Albertus Budi Sulistya kondisi Budi membaik. “Tadi sore tim yang merawat mengatakan ada perbaikan,” kata Albertus.

    Belum diketahui kapan Budi terinfeksi virus corona. Namun Albertus menyebut Budi punya banyak kegiatan dan kerap mengunjungi sejumlah tempat terkait pekerjaannya sebagai menteri.

    Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengingatkan kepada masyarakat untuk mengikuti saran pemerintah dengan tetap berada di rumah dalam beberapa minggu ke depan. Nadiem menyampaikannya melalui video singkat yang ia minta agar diunggah oleh Deddy Corbuzier di Instagramnya pada Senin, 16 Maret 2020.

    “Saya masih melihat banyak sekali masyarakat yang mempu bekerja dari rumah masih saja beraktivitas di luar rumah,” kata Nadiem dalam video yang direkam di kediamannya.

    “Satu, virus corona bukan virus yang bisa diremehkan. Ini virus berbahaya dengan tingkat penularan sangat cepat. Kedua, walaupun kita tidak punya gejala-gejala tapi kita masih saja bisa menjadi carrier dan menularkannya kepada orang-orang dengan kondisi kesehatan yang kurang memadai, seperti orang-orang lanjut usia atau punya diabetes, hipertensi, dan berbagai macam kondisi kesehatan lainnya,” kata Nadiem.

    Sehingga, Nadiem mengingatkan kepada masyarakat bahwa setiap orang yang berada di luar rumah memungkinkan untuk mengancam nyawa orang lain tanpa disadari. Nadiem berharap masyarakat bisa bekerja sama dengan mematuhi arahan pemerintah untuk meminimalisir kegiatan di luar rumah demi keselamatan bersama.

    “Jadi ingat setiap kali kita keluar rumah, kita bisa mengancam nyawa orang lain. Marilah kita menunjukkan bahwa Indonesia ini negara dengan asas gotong royong. Marilah kita menyelamatkan nyawa masyarakat Indonesia dengan bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah,” kata Nadiem.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3688) [SALAH] “Chloroquine (Obat Malaria Klorokuin) bisa menyembuhkan covid-19”

    Sumber: www.whatsapp.com
    Tanggal publish: 17/03/2020

    Berita

    Janet Diaz, kepala perawatan klinis dalam Program Emergensi WHO, membantah klorokuin efektif menyembuhkan pasien COVID-19 saat ini. Para ahli juga memperingatkan agar tidak minum obat klorokuin fosfat tanpa resep dokter.
    Beredar klaim yang menyatakan bahwa obat antimalaria chloroquine phosphate atau klorokuin fosfat dapat menyembuhkan pasien virus corona atau COVID-19.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Kabar yang juga beredar dalam pesan suara WhatsApp di Nigeria itu, ternyata tidak benar. Pasalnya, penelitian soal efektivitas klorokuin untuk mengobati pasien COVID-19 di jurnal PubMed tersebut masih sebatas hipotesis awal. Risetnya pun masih berlangsung hingga sekarang.

    Janet Diaz, kepala perawatan klinis dalam Program Emergensi WHO, sudah pernah membantah klorokuin memiliki bukti untuk menyembuhkan pasien COVID-19. Bantahan ini disampaikan dalam konferensi pers pada 20 Februari 2020 lalu.

    “Untuk klorokuin, tidak ada bukti bahwa itu adalah pengobatan (COVID-19) yang efektif saat ini,” katanya, seperti dikutip AFP.

    Ia juga menegaskan, bahwa sampai saat ini belum ada vaksin atau obat antivirus spesifik untuk mencegah atau mengobati COVID-19.

    Para ahli juga memperingatkan agar tidak minum obat klorokuin fosfat tanpa resep dokter. Pejabat Inggris telah membuka penyelidikan ke situs web ilegal yang menjual obat malaria itu beralamat coronavirusmedication.co.uk, menyusul investigasi yang dilakukan AFP.

    Sementara sejumlah dokter di Lagos, Nigeria, mengatakan, rekomendasi dosis penggunaan klorokuin yang beredar lewat pesan WhatsApp itu melebihi resep untuk pengobatan malaria, sebelum obat itu dilarang di Nigeria. Sebagai catatan, saat ini obat antimalaria klorokuin telah dilarang di Nigeria sejak 2005, setelah WHO memperingatkan tingkat kegagalan obat yang tinggi dan temuan kasus resistensi obat di beberapa negara.

    Hal senada juga diungkap oleh Goke Akinrogunde, Direktur Klinis di GTAK Health Clinic di Lagos, yang menyebut, takaran 500 mg selama delapan hari dapat menyebabkan overdosis. Ketika obat itu masih boleh digunakan untuk menyembuhkan malaria di Nigeria, pengobatan hanya akan berlangsung selama tiga hari.

    Ajibola Anjorin, seorang dokter kesehatan masyarakat yang bekerja untuk Saving One Million Lives bentukan WHO di Nigeria Utara mengatakan, bahwa sebelum klorokuin dilarang, dosis biasa untuk orang dewasa hanya dua tablet 200 mg diminum dua kali sehari, dan dikonsumsi sampai lima dosis.

    Menurut Badan Pengawas Obat-obatan dan Produk Kesehatan (MHRA) Inggris, obat semacam itu hanya dapat dijual oleh apotek secara online dengan izin, itupun dengan syarat bahwa apotek tersebut juga punya outlet fisik di Inggris.

    “Keselamatan pasien adalah prioritas utama kami dan kami akan menyelidiki dan mengambil tindakan terhadap mereka yang bertindak tanpa memperhatikan kesehatan masyarakat,” kata perwakilan MHRA kepada AFP lewat pernyataan tertulis pada Senin (9/3).

    Rujukan