(GFD-2021-8447) Keliru, Klaim Ini Video Amatir Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu

Sumber: cekfakta.tempo.co
Tanggal publish: 11/01/2021

Berita


Video pendek yang diklaim menunjukkan momen saat pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, viral. Video ini beredar tak lama setelah pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB.
Di YouTube, video itu diunggah salah satunya oleh kanal Ade Tetsuya, yakni pada 9 Januari 2021. Dalam video berdurasi 2 menit 51 detik itu, terlihat sebuah pesawat yang jatuh di lautan, lalu hancur. Kanal ini memberikan video itu judul "Video amatir Pesawat diduga Sriwijaya SJ182 Jatuh". Kanal tersebut juga menulis keterangan “Di duga jatuhnya pesawat sriwijaya SJ182”.
Gambar tangkapan layar unggahan kanal YouTube Ade Tetsuya yang memuat klaim keliru terkait video yang diunggahnya.

Hasil Cek Fakta


Untuk memeriksa klaim di atas, Tempo memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengantoolInVID. Lalu, gambar-gambar itu ditelusuri denganreverse image tool Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa video tersebut bukan video yang menunjukkan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada 9 Januari 2021. Video itu adalah video jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines di Pulau Comoro yang berada sebelah timur Afrika pada 1996 karena dibajak.
Video yang identik pernah diunggah oleh kanal YouTube Dr Atom pada 21 April 2012, jauh sebelum jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada 9 Januari 2021. Video berdurasi 27 detik yang diunggah kanal tersebut merupakan laporan dari sebuah televisi dengan logo “WTN” yang terlihat di bagian kiri atas video.
Kesamaan video ini dengan video yang beredar adalah warna pada bagian ekor pesawat yang merupakan ciri khas Ethiopian Airlines, yakni hijau, kuning, dan merah. Terdapat pula garis kuning-merah di tubuh pesawat. Yang berbeda hanya pesawat dalam video ini jatuh dari arah kiri video. Sementara dalam video yang beredar, pesawat jatuh dari arah kanan video.
Ciri khas maskapai Ethiopian Airlines tersebut berbeda dengan ciri khas Sriwijaya Air yang memakai warna putih-merah-biru pada bagian depan hingga tubuh pesawat serta warna biru pada bagian ekor.
Narator dalam video itu menyebut bahwa video jatuhnya Ethiopian Airlines tersebut direkam oleh wisatawan di Pulau Comoro pada November 1996. Dalam rekaman video itu, memang terdengar suara-suara wisatawan yang terkejut atas insiden itu. Kanal Dr Atom pun memberikan keterangan bahwa pesawat jenis Boeing 767-260ER ini menempuh perjalanan dari Addis Ababa, Ethiopia, ke Nairobi, Kenya, pada 23 November 1996 dan mengangkut 172 orang.
Dalam perjalanan, pesawat itu dibajak oleh tiga warga Ethiopia yang mencari suaka politik di Australia, dan meminta awak kabin Ethiopian Airlines untuk terbang ke Australia. Pilot menjelaskan bahwa bahan bakar pesawat tidak akan cukup untuk menempuh perjalanan ke Australia, karena mereka hanya mengambil bahan bakar yang dibutuhkan untuk penerbangan ke Kenya. Namun, para pembajak tidak mempercayainya.
Pilot lalu diam-diam mengarahkan pesawat ke Kepulauan Comoro, yang terletak di antara Madagaskar dan daratan Afrika. Pesawat akhirnya kehabisan bahan bakar. Perkelahian dengan para pembajak berdampak pada gagalnya kru mendarat di Bandara Comores. Pilot mencoba mendaratkan pesawat di perairan dangkal sekitar 500 meter di lepas pantai.
Mesin kiri pesawat dan ujung sayap menghantam air terlebih dahulu. Mesin kiri kemudian menabrak terumbu karang, memperlambat sisi kiri pesawat dengan cepat, menyebabkan pesawat berputar ke kiri dan pecah. Sebanyak 122 dari 172 orang di dalamnya tewas, di antaranya adalah para pembajak. Sementara 50 orang lainnya selamat dengan luka-luka.
Suasana Pulau Comoro saat para wisatawan dan warga setempat membantu evakuasi penumpang Ethiopian Airlines dalam video di kanal Dr Atom tersebut sama dengan video yang pernah dipublikasikan oleh kanal YouTube milik kantor berita Associated Press (AP) pada 23 November 2018.
AP memberikan penjelasan singkat mengenai insiden itu, yakni sebagai berikut: “Pada 23 November 1996, sebuah pesawat Boeing 767 Ethiopian Airlines jatuh ke perairan di lepas pantai Kepulauan Comoros, menewaskan 125 dari 175 orang di dalamnya, termasuk tiga pembajak.”
The New York Times juga pernah memberitakan pembajakan pesawat Ethiopian Airlines yang akhirnya jatuh ke perairan Pulau Comoro tersebut. Para pembajak menguasai pesawat itu tak lama setelah lepas landas dari ibu kota Ethiopia, Addis Ababa.

Kesimpulan


Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video itu adalah video jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu, keliru. Video tersebut merupakan rekaman jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines di Pulau Comoro yang berada di sebelah timur Afrika pada 1996 karena dibajak, lalu kehabisan bahan bakar. Dalam video aslinya, pesawat jatuh dari arah kiri video sebelum akhirnya jatuh ke lautan.IKA NINGTYAS
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

Rujukan