(GFD-2021-7724) [SALAH] Minum Air Es Setelah Cuaca Panas Dapat Membuat Pembuluh Darah Pecah

Sumber: whatsapp.com
Tanggal publish: 22/10/2021

Berita

Beredar narasi melalui media sosial Whatsapp yang menginformasikan bahwa Indonesia tengah mengalami fenomena gelombang panas. Untuk itu imbauan agar tidak mengonsumsi air es sesaat setelah beraktivitas di cuaca panas karena dapat memecah pembuluh darah mikro manusia.

Hasil Cek Fakta

Namun faktanya, dari hasil penelusuran, informasi ini merupakan hoaks karena mengandung 2 kejanggalan utama.

Indonesia Sedang Mengalami Gelombang Panas
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyatakan dalam konfirmasi melalui website resminya bahwa gelombang panas terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi. Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.
Suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Saat ini, berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Tercatat suhu > 36 °C terjadi di Medan, Deli Serdang, Jatiwangi dan Semarang pada catatan meteorologis tanggal 14 Oktober 2021. Suhu tertinggi pada hari itu tercatat di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I, Medan yaitu 37,0 °C. Namun catatan suhu ini bukan merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini, masih berada dalam rentang variabilitasnya di Bulan Oktober.

Mengonsumsi Air Es Setelah Beraktivitas Di Cuaca Panas Dapat Memecahkan Pembuluh Darah
Melansir dari artikel Kompas.com, Dr. Ari Fahrial Syam Sp.PD-KGEH, MMB mengungkapkan, informasi mengenai pecahnya pembuluh darah akibat langsung minum air es adalah tidak benar. Ia menjelaskan, gangguan kesehatan yang umum terjadi dengan perbedaan suhu dan kelembapan udara adalah dehidrasi.
“Jika dehidrasi terus berlanjut disertai terpapar panas yang terus menerus, maka akan berlanjut menjadi heat stroke, suatu gangguan kesehatan yang bisa berakibat kematian”.

Senada dengan itu, Spesialis penyakit dalam RS Pondok Indah – Puri Indah dr. Muhammad Ikhsan Mokoagow, M.Med.Sci., Sp.PD, FINASIM mengatakan hal tersebut tidak benar.

“Minum air dingin kan lewat tenggorokan sementara heat stroke terjadi pada permukaan kulit, tidak nyaman iya, tapi apa berbahaya secara langsung? untuk mencegah heat stroke justru harus terdehidrasi,” kata Ikhsan pada ANTARA di jakarta.

Adapun gejala awal seseorang terkena heat stroke, di antaranya mengalami keram otot, sakit kepala, rasa haus yang sangat, lelah tidak bersemangat, keringat berlebih, serta air seni yang berwarna keruh dan kuning.

Heat stroke merupakan faktor penyebab utama seseorang meninggal saat terpapar dengan suhu panas tinggi dalam rentan waktu yang cukup lama. Orang tua atau lanjut usia dan orang dengan riwayat penyakit kronis, seperti kencing manis, jantung, dan paru menjadi yang paling berisiko mengidap penyakit ini.

Jadi dapat disimpulkan, informasi yang menyatakan bahwa Indonesia tengah mengalami gelombang panas, serta larangan minum air es setelah beraktivitas di cuaca panas karena dapat menyebabkan pembuluh darah pecah merupakan informasi hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.

Kesimpulan

Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli (Universitas Sumatera Utara)

Faktanya, ahli menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar. Indonesia tidak sedang dilanda gelombang panas. Sementara itu, mengonsumsi air es sesaat setelah beraktivitas di luar ruangan tidak memecahkan pembuluh darah, melainkan memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan yang umum seperti dehidrasi. Jika dehidrasi terus berlanjut, maka akan mengalami heat stroke.

Rujukan