(GFD-2021-6344) [SALAH] “Covid-19 BUKAN Virus, Sumber : Kementerian Kesehatan Italy”

Sumber: Whatsapp.com
Tanggal publish: 14/02/2021

Berita

“📢📢📢📢📢📢📢📢
BREAKING NEWS!!!!!!!!!

Berita gempar Dunia : ITALY telah melakukan proses bedah mayat terhadap pasien Corona yg telah meninggal Dunia, yg mana di katakan seperti Wahyu Besar yg diterima seluruh manusia di Dunia ini.

Italy telah menjadi Negara Pertama di Dunia yg melakukan Bedah mayat COVID -19 & setelah penyelidikan menyeluruh dibuat, mendapati bahwa Covid-19 BUKAN Virus, tetapi suatu Rahasia yg sangat besar dibongkar, yg mana yg dikatakan virus itu adalah 1 Penipuan Global sangat besar. Yg terjadi sebenarnya, Penderita Covid-19 yg mati adalah di sebabkan oleh “Amplified Global 5G Electro magnetic Radiation (Poison)”.”

Covid 19 bukan virus

"Kementrian kesehatan italy"

Bedah mayat di Italy

Bedah mayat

Italy melakukan bedah mayat

Kementrian italia

Kementrian italy otopsi pasien covid

Corona italy

Itally melakukan bedah jenasah covid
Covid bakteri italy
Bedah italy

BREAKING NEWS...!!!

ITALY TELAH MENJADI NEGARA PERTAMA YANG MELAKUKAN BEDAH MAYAT COVID-19, YANG DIANGGAP MERUPAKAN WAHYU BESAR YANG DITERIMA OLEH SELURUH MANUSIA DI DUNIA

Berita gempar Dunia : ITALY telah melakukan proses bedah mayat terhadap pasien Corona yg telah meninggal Dunia, yg mana di katakan seperti Wahyu Besar yg diterima seluruh manusia di Dunia ini.

Italy telah menjadi Negara Pertama di Dunia yg melakukan Bedah mayat COVID -19 & setelah penyelidikan menyeluruh dibuat, mendapati bahwa Covid-19 BUKAN Virus, tetapi suatu Rahasia yg sangat besar dibongkar, yg mana yg dikatakan virus itu adalah 1 Penipuan Global sangat besar. Yg terjadi sebenarnya, Penderita Covid-19 yg mati adalah di sebabkan oleh "Amplified Global 5G Electro magnetic Radiation (Poison)".

Dokter di Italy nekat telah Melanggar Undang² WHO, yg mana WHO tidak membenarkan Autopsi (Postmortem) pd mayat orang yg telah mati akibat Virus Corona. Namun begitu, Pakar Pengobatan di Italy telah nekat melakukan Autopsi mayat penderita Covid- 19 untuk mengetahui apa sebab sebenarnya kematian setelah beberapa jenis penemuan Saientifik. Dapat dikatakan sepenuhnya bahwa itu bukan Virus, tetapi Bakteri. Yg menyebabkan kematian adalah Bakteri yg menyebabkan pembekuan darah terbentuk didalam pembuluh darah yaitu gumpalan darah diurat & saraf yg disebabkan oleh Bakteri ini & inilah yg menyebabkan kematian pada pasien.

Pakar pengobatan Italy telah mengalahkan Virus Covid-19 yg tersebar meluas di seluruh Dunia dengan menyatakan bahwa "tidak lain & tidak bukan puncak kematian pada pasien Covid-19 adalah Berpuncak pada pembekuan phelia-intra vaskular (trombosis) & cara menanganinya adalah dengan menyembuhkannya yaitu dengan mengambil Obat²an seperti tablet anti biotik, anti-radang & mengambil anti koagulan (aspirin) & ini dapat menyembuhkan pasien yg terkena Virus COVID-19".

Dengan penemuan ini, maka menunjukkan kepada seluruh Penduduk Dunia bahwa pengobatan bagi penyakit Covid-19 telah di temukan & berita sensasi ini dibagikan keseluruh Dunia. Penemuan ini telah disiapkan oleh Pakar & dokter dari Italy dengan cara Autopsi (Postmortem) mayat pasien Covid-19. Menurut beberapa Saientis Italy yg lain, Ventilator & ICU tidak pernah diperlukan. Protokol untuk ini kini telah dikeluarkan di Italy.

Terdapat pendapat umum mengatakan, bahwa China sebenarnya sudah mengetahui tentang penemuan ini tetapi tidak pernah membuat pengumuman terbuka kepada negara lain didunia.

Dengan penemuan ini, info ini dimohon untuk dibagikan kepada semua keluarga, tetangga, kenalan, kawan sekantor agar mereka dapat keluar dari ketakutan Covid-19 & memahami bahwa ini bukan Virus sama sekali tetapi hanya Bakteri yg terkena radiasi 5G & ini adalah berbahaya bagi orang yg mempunyai Immune yg sangat rendah. Juga menyebabkan radang & hipoksia. Mereka yg menjadi korban ini harus mengambil Asprin-100 mg & Apronix atau Paracetamol 650 mg.

Kenapa?, Kerena telah terbukti bahwa Covid-19 menyebabkan darah membeku yg menyebabkan Trombosis orang tsb & disebabkan oleh darah beku di vena & disebabkan oleh otak, jantung & paru² tidak dapat mendapat Oksigen kerena orang tersebut menjadi sukar bernafas & seseorang mati dg cepat kerena Sesak Nafas.

Dokter di Italy tidak mematuhi Protokol WHO & melakukan bedah mayat yg mati kerena Covid-19. Dokter membuka lengan, kaki & bagian tubuh yg lain & setelah memeriksa dengan betul, mereka melihat bahwa saluran darah melebar & vena penuh dengan Trombi yg bisa menghentikan darah mengalir, & juga mengurangi aliran Oksigen ke dlm badan yang menyebabkan pasien mati. Setelah mengetahui penyelidikan ini, Kementerian Kesehatan Italy segera mengubah Protokol Covid-19, & memberikan Aspirin 100 mg kepada pasien yg Positif, & memberi Empromax. Hasilnya, para pasien mulai pulih & kesehatan mereka mulai menunjukkan peningkatan yg baik. Kementerian Kesehatan Italy mengeluarkan lebih dari 14,000 pasien dlm 1 (satu) hari & mereka pulang ke rumah masing².

Sumber : Kementerian Kesehatan Italy
Aspirin 100 mg dan paracetamol 650 mg

Covid bukan virus
Bedah mayat di Italia
Covid bohong
Corona bohong
Covid19 tidak ada
Virus buatan
Corona virus buatan
Covid-19 BUKAN Virus

Hasil Cek Fakta

SUMBER mengedarkan narasi yang tidak berdasarkan fakta sehingga menyebabkan kesimpulan yang menyesatkan.

TIDAK ada pernyataan tersebut dari Pemerintah Italia, situs resmi Kementrian Kesehatan Italia:

“Tentang virus dan penyakitnya

Apa itu SARS-CoV-2? Apa itu COVID-19?

Sindrom pernapasan akut parah Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) adalah nama yang diberikan untuk virus corona 2019 yang baru.

* COVID-19 adalah nama yang diberikan untuk penyakit yang terkait dengan virus.

* SARS-CoV-2 adalah jenis baru virus korona yang sebelumnya belum teridentifikasi pada manusia.”

The Guardian: “Tidak ada bukti ilmiah bahwa teknologi mengancam kesehatan manusia, kata para ahli

5G aman, menurut badan internasional yang bertanggung jawab untuk menetapkan batas paparan radiasi, yang telah memperbarui pedoman penasehatnya untuk pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun. …

Terlepas dari banyak bukti bahwa 5G, seperti standar seluler sebelumnya, aman untuk publik, komunitas besar yang skeptis khawatir hal itu akan menyebabkan – atau sudah menyebabkan – masalah kesehatan, termasuk, diduga, virus corona . Tidak ada bukti yang mendukung hubungan antara keduanya.”

PMC: “Abstrak

Akhirnya, kami berpendapat bahwa cara produktif untuk memahami apa yang terjadi dengan 5G adalah dengan melihat melampaui teori konspirasi ke serangkaian masalah yang lebih besar.Kami berpendapat bahwa pertarungan untuk mengontrol infrastruktur 5G dapat dipahami secara produktif dalam istilah geopolitik, sebagai bentuk tata negara ekonomi, yang sebagian menjelaskan mengapa pemerintah semakin khawatir untuk melawan kesalahan informasi dan disinformasi seputar 5G.”

TIDAK ada larangan dari WHO untuk mengautopsi, dokumen panduan untuk autopsi hingga pemakaman sudah tersedia:

“Otopsi, termasuk teknik dan pengendalian lingkungan

* Prosedur keamanan untuk orang meninggal yang terinfeksidengan COVID-19 harus konsisten dengan itu digunakan untuk otopsi orang yang telah meninggal penyakit pernapasan akut. Jika seseorang meninggal selama periode infeksi COVID-19, paru-paru dan organ lain mungkin masih mengandung virus hidup, dan perlindungan pernapasan tambahan diperlukan selama prosedur yang menimbulkan aerosol (misalnya prosedur yang menghasilkan aerosol partikel kecil, seperti penggunaan gergaji listrik atau pencucian usus);

* Jika ada tubuh yang diduga atau terkonfirmasi COVID-19 dipilih untuk otopsi, fasilitas perawatan kesehatan harus memastikan bahwa langkah-langkah keamanan tersedia untuk melindungi mereka yang melakukan otopsi; 4

* Lakukan otopsi di ruangan yang berventilasi memadai, yaitu setidaknya dengan ventilasi alami 160L / s / aliran udara pasien atau ruang tekanan negatif dengan setidaknya 12 perubahan udara per jam (ACH) dan arah aliran udara yang terkontrol saat menggunakan ventilasi mekanis; 5

* Hanya sedikit staf yang harus dilibatkandalam otopsi;

* APD yang sesuai harus tersedia, termasuk a scrub suit, gaun tahan cairan lengan panjang, sarung tangan (baik dua pasang atau satu pasang sarung tangan otopsi), dan pelindung wajah (lebih disukai) atau kacamata, dan sepatu bot. SEBUAH respirator partikulat (masker N95 atau FFP2 atau FFP3 atau padanannya) harus digunakan dalam kasusprosedur yang menghasilkan aerosol.

Kesimpulan

Daur ulang dengan modifikasi dari hoaks yang sudah pernah beredar sebelumnya. FAKTANYA, Kementrian Kesehatan Italia TIDAK pernah membuat pernyataan tersebut. Selain itu, klaim-klaim lainnya mengenai mati karena 5G, WHO melarang autopsi, trombosis, dan penggunaan antibiotik, adalah SALAH.

Rujukan