(GFD-2020-5732) [SALAH] “Surat Dari K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus) di Whatsapp”

Sumber: whatsapp.com
Tanggal publish: 07/12/2020

Berita

COBA DI BACA SAMPAI TUNTAS SURAT DARI K.H. MUSTOFA BISRI (GUS MUS) KETOKE KOK MASUK AKAL

Kepada Yth. Para Saudaraku Keturunan Arab di Indonesia

Hal: Tabiat tak bermanfaat

Assalamualaikum, WW.

Semoga Bapak, Ibu selalu dalam lingkup kebaikan dan di jaga Allah dalam bermuamalah.

Perlu dibaca Surat dari Mustofa Bisri alias Gusmus

Hal: Tabiat tak bermartabat.

Assalamualaikum, WW.

Semoga Bapak, Ibu selalu dalam lingkup kebaikan dan dijaga Allah dalam bermuamalah.

Bapak, Ibu, seperti kita ketahui dan rasakan bersama bahwa akhir-akhir ini khususnya sejak Rizieq Shihab mendirikan FPI, seolah dia mengambil alih peran ulama, peran ustadz, peran satpol PP, bahkan peran penegak hukum. Dia menyebut dirinya imam besar umat Islam Indonesia, entah siapa yang mengangkatnya. Padahal sejak Wali Songo pun tidak ada klaim imam besar umat Islam Indonesia, karena kita sadar betul bahwa Islam di Indonesia juga beragam aliran.

Setelah rentetan keributan dan penghasutan dari mulut kotornya Rizieq, seperti rentetan demo murahan, Minggu ini kita dibuat lelah melihat prilakunya sejak pulang ke Indonesia setelah 3,5 tahun kabur dari kasusnya, dia seolah bak manusia dewa dengan kelakuan bejatnya mengumbar gaya. Membiarkan penjemputan dan melakukan hajatan dengan mengumpulkan ribuan masa di tengah pandemi Corona, yang bisa memicu penularan massal. Melakukan orasi tak senonoh di atas mimbar di acara maulid nabi yang diadakannya sendiri. Ngaku cucu nabi, habib kok kelakuan jongkok.

Pengakuan imam besar atas dirinya terus dilanjutkan dengan mulut tak pantasnya, sampai orang mengatakan tema maulid nabi dengan isu "lonte", ini sangat memalukan umat Islam secara keseluruhan. Agama jadi mainan, nabi dilecehkan, Bahkan Tuhan dipermainkan. Ini keterlaluan, sekali lagi keterlaluan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa prilaku dan tindakannya yang lalu mengganggu ketenteraman umat Islam sendiri dan umat yang beragama lain. Karena saat ramadhan FPI bisa mensweeping orang jualan makanan, saat Natal mereka bisa masuk ke Mall mengganggu orang yang bekerja memakai baju Sinter Class. Kebiasaan itu berkembang menebar permusuhan sampai ke tingkat penghinaan kepada Pancasila, ulama, bahkan Kepala Negara.

Saya tidak menyamaratakan kelakuan saudara kita keturunan Arab yang tinggal di Indonesia seolah "berengsek" semua, masih banyak ulama dari saudara keturunan Arab yang berilmu dan mulia, ada Prof. Quraisy Shihab, dst. Tapi dalam berpolitik warga keturunan Arab yang seolah mengklaim warga kelas atas karena nabi Muhammad lahir di sana, hanya saja sebagian yang ada di Indonesia ternyata keturunan Abu Jahal, dan Ibnu Muljam. Buktinya mereka jahat dan kejam merusak tatanan keIslaman dan keamanan sosial serta mengancam negara kesatuan RI yang lahir dari darah pahlawan, bukan hadiah dari raja Arab.

Jenderal Purnawirawan Hendro Priyono pernah beberapa kali memperingatkan dengan keras dan menyebut warga keturunan Arab jangan membuat onar di Indonesia. Namun tanpa meminjam kalimat beliau pun di depan mata kita dengan kasat bisa kita lihat, bahwa kalimat itu nyata adanya.

Kita sebut saja prilaku Anies Baswedan dengan mengacak Jakarta, Yusuf Martak, Ba'asyir, Heikal Hasan, dst. Bicaranya selalu revolusi, dan sejenisnya menggertak NKRI, memaki Pancasila. Mengaku beradab, menyanjung keturunan kesayangan Tuhan, namun kelakuannya membahayakan negara kesatuan. Bahkan sekelas anaknya Rizieq sudah bisa memprovokasi di dalam pengajian, seolah Indonesia akan dikuasai China.

Dari statistik tahun 2018, warga keturunan Arab di Indonesia populasinya ada 11 juta, dan China 3,2 juta. Jujur kalau kita bicara muamalah warga keturunan China lah yang jauh lebih bermanfaat ada di republik ini karena dengan populasi sebesar 1,2% itu mereka menguasai 80% perekonomian Indonesia, jutaan tenaga kerja ditampung pada industri mereka, dari mulai makanan sampai baja dan pakaian.

Terus maaf warga keturunan Arab sumbangannya apa, import gamis sebagai budaya, sekalinya ngaku ulama jadi provokator, jualannya ngasi janji surga, padahal selama di dunia perut inilah yang harus diurus, nah warga China lah yang mengurusi perut sebagian besar rakyat Indonesia, bukan orang Arab yang janjikan surga
Coba melek mata dan hati. Anies ngaku pribumi, jadi gubernur Jakarta menggantikan Ahok yang China, padahal Anies juga bukan pribumi, dia berlindung di balik keislamannya yang berengsek.

Hasilnya Jakarta diacak-acak seperti orang tak berpendidikan, apalagi beragama. Mulutnya penuh kebohongan, munafik, dan menjijikkan untuk seorang manusia.
Lihat Minggu ini Jakarta dirusak dua orang keturunan Arab, Anies dan Rizieq dengan prilaku bejadnya, walhasil ada orang bejat ngaku ustadz jadi panutan, absurd. Korbannya dua Kapolda bego dicopot, dan TNI bergerak menertibkan baliho imam keparat yang menantang aparat.

Wahai saudaraku keturunan Arab, lihat foto yang ada, begitu mesranya kaummu dijamu keluarga Cendana yang 32 tahun merusak Indonesia, apakah ini pilihan kalian menjadi embrio meneruskan perusakan nyata dengan memakai tameng agama karena kalian telah mengukir bahwa Islam Indonesia adalah Islam kelas dua. Dan kalian mencemooh Islam Nusantara yang memang telah ada sejak Wali Songo dan sebelumnya.

Jadi jangan klaim bahwa kalianlah yang pertama mengajari kami berislam, karena 3 di antara Wali Songo adalah orang China. Jadi biarkan kami beragama Islam melakukan hablumminallah dan hablumminnas dengan cerdas, bukan teriak takbir, kelakuan kafir. Kami akan ikuti akhlak Rasullulah sebagai pedagang dan menghidupi jutaan manusia, itulah yang dilakukan orang China, tak salah Rasullulah berkata; belajarlah sampai ke China bukan ke Arab, dan sifat pedagang Rasullulah diteruskan orang China, sementara jazirah Arab dipenuhi perang saudara. Jangan kalian tularkan kebiasaan perang, biarkan kami membiasakan jadi pedagang, tapi bukan dagangan agama, menjual surga.

Pelajaran di atas harusnya cepat direspon oleh paguyuban Arab, apakah itu kumpulan para habib, atau apalah, yang penting hentikanlah keturunan Arab yang banyak membuat ulah dan membuat resah, jangan lagi agama dijadikan komoditi.

SELAMAT BERKACA SEBELUM TERLAMBAT ATAU MASIH MAU MINTA BANTUAN LAGI KE CENDANA.

Sidoarjo, 19 Nopember 2020.

KH. MUSTOFA BISRI - GUS MUS
Sumånggå dishare agar Indonesia lebih adem dan dijauhkan dari perpecahan.

Kh. Mustofa bisri

Hasil Cek Fakta

Beredar tulisan melalui aplikasi perpesanan Whatsapp, sebuah surat yang ditulis oleh K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus) dengan perihal “tabiat yang tidak bermanfaat” yang ditujukan kepada para keturunan Arab yang ada di Indonesia. Surat tersebut mengenai perilaku Habib Rizieq, Haikal Hassan, juga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang disebut membuat ulah dan resah.

Setelah ditelusuri, melalui seluruh akun media sosialnya yakni Instagram, Facebook, dan Twitter, Gus Mus menyatakan bahwa ia mengelola sendiri akun media sosialnya. Dan apa pun yang ingin disampaikan ditulis melalui akun media sosialnya. Selain itu, Gus Mus menegaskan tidak pernah membuat pernyataan melalui Whatsapp.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi. Semoga kalian semua baik-baik saja. Sehat wal afiat lahir-batin.⚘ Untuk bersilaturahmi dengan keluarga; sahabat; dan kenalan via medsos, aku mengelola sendiri akun-akunku di Instagram, Facebook, dan Twitter. Disitulah aku menyampaikan apa yang ingin kusampaikan; pikiran, uneg-uneg, dan pernyataanku. Di samping itu, ada –dan hanya sebagai– ‘penyambung lidah’ku (yang dikelola oleh anak-anakku) bernama: “GusMus Channel”, “MataAir Radio”, dan website “gusmus.net”. Di luar itu, aku tidak pernah membuat pernyataan atau menuliskan ‘pidato’ (termasuk dan apalagi di WhatsApp). Salam hormatku untuk kalian semua. ,” ungkap Gus Mus melalui media sosialnya.

Anak Gus Mus, Ienas Tsuroiya juga mengunggah bantahan mengenai tulisan tersebut melalui akun Facebooknya. Ienas menjelaskan bahwa sebenarnya tulisan tersebut sangat berbeda dengan gaya penulisan Gus Mus.

“Sebenarnya tak sulit untuk mengetahui postingan itu BUKAN tulisan Abah. Dari segi penulisan yang kacau, gaya bahasa yang cenderung kasar, kritikan yang vulgar dan frontal. Semuanya jauh dari ciri khas tulisan Abah selama ini. Kalau jeli, bahkan dari kalimat pembuka saja sudah ketahuan: Abah tidak pernah menyingkat uluk salam, selalu ditulis lengkap, “Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh..”,” Unggah Ienas melalui akun Facebooknya Ienas Tsuroiya.

Sehingga, klaim mengenai “Surat Dari K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus) di Whatsapp” termasuk hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

Kesimpulan

Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik Jakarta).

Faktanya, Gus Mus tidak pernah menuliskan surat terbuka melalui Whatsapp.

Rujukan