(GFD-2020-5280) [SALAH] Hydroxychloroquine Sebagai Obat Malaria di Uganda

Sumber: twitter.com
Tanggal publish: 03/10/2020

Berita

Akun Twitter @sallyKP (sally), menulis cuitan yang diunggah pada 23 Agustus 2020. Cuitan tersebut menyebarluaskan informasi bahwa Uganda menggunakan hydroxychloroquine sebagai obat malaria yang berhasil menekan angka kematian menjadi hanya 20 orang. Cuitan tersebut telah dibagikan ulang sebanyak 752 kali. Selain itu, terdapat 1.137 orang yang telah menyukai cuitan tersebut, diikuti dengan 55 orang memberikan komentar.

Hasil Cek Fakta

Berdasarkan hasil penelurusan lebih lanjut, dilansir dari jurnal African Health Sciences yang berjudul “Prescribing pratices for malaria in a rural Ugandan hospital: evaluation of a new malaria treatment policy” yang diterbitkan pada 11 Agustus 2011, Uganda, negara yang masyarakatnya banyak terjangkit Malaria, menggunakan kebijakan pengobatan terapi berbasis artemisin (obat yang mengandung kina). Fakta ini juga dimuat dalam portal berita Unica News, yang menjelaskan bahwa kina merupakan obat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit malaria dan babesiosis.

Lebih lanjut, kandungan obat kina sendiri berbeda dengan hydroxychloroquine. Menurut portal berita Reuters, Hydroxychloroquine adalah obat sintetis, sementara kina merupakan senyawa yang terbentuk secara alami.

Dengan demikian, pernyataan yang ditulis oleh @sallyKP tersebut dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan, sebab akun tersebut telah memberikan kesimpulan yang salah mengenai obat malaria yang digunakan di Uganda.

Rujukan