(GFD-2018-46) [HOAX] Prof. Taruna Ikrar : “Ahok alami masalah pada otak”

Sumber: facebook.com
Tanggal publish: 29/04/2018

Berita

Prof. Taruna Ikrar : “Ahok dan pendukungnya alami masalah otak”

Hasil Cek Fakta

Maraknya pemberitaan di beberapa media online tanah air, terkait dengan hasil penelitian yang menerangkan bahwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang merupakan Gubernur DKI Jakarta saat ini, memiliki tujuh faktor negatif, menyeret nama Profesor yang kini dipercaya oleh dunia luar sebagai Kepala Riset Otak di University California.
Dalam pemberitaan tersebut menyebutkan Prof Dr Taruna Ikrar sebagai Kepala Riset Otak di University of California, melalui tulisan yang ditulis oleh seorang yang bernama Sem Haisy, menyebutkan bahwa hasil penelitian Prof Dr Taruna Ikrar, menyatakan ada tujuh faktor negatif yang melekat pada sikap dan retorika Ahok dalam memimpin Jakarta.
Dalam pemberitaan yang dihimpun oleh wartakesehatan dari beberapa media online Profesor yang pernah dicalonkan sebagai penerima nobel ini menyatakan, dari sudut pandang neurosains, Ahok termasuk pemimpin di Indonesia yang perlu diobservasi otaknya. Dimana Prof Taruna menggunakan tiga metode, untuk mengukur hal tersebut, yakni performance emotions, Unstable less empathy, dan Wild decision.

Terkait sejumlah situs online yang menyertakan namanya, Prof Taruna, menyatakan bahwa keterangan terkait dengan Ahok memiliki tujuh faktor negatif tidak benar adanya.
Berikut bantahan Prof Dr Taruna Ikrar Kepala Riset Otak di University of California, melalui pesan elektronik yang diterima redaksi wartakesehatan.com, senin (1/8/16).
“Terkait sejumlah situs online yang menyertakan nama saya dalam berita/artikelnya terkait sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan pendukungnya mengalami masalah otak, bersama ini saya menyampaikan klarifikasi bahwa saya tidak pernah menyatakan/menulis hal seperti itu.”
“Tulisan/Berita tersebut telah menyampaikan informasi yang tidak benar dan berpotensi untuk menyesatkan opini publik serta mengandung fitnah (Rasisme and Diskriminatif) yang mencemarkan nama baik saya.”
“Saya berharap agar masyarakat tidak terpancing dan bijak menanggapi serta menyikapi setiap informasi yang disampaikan lewat sumber berita online atau media sosial.”
Sebagai klarifikasi, bahwa tulisan tersebut, “BUKAN PERNYATAAN SAYA”

Terimakasih atas perhatiannya
Wassalam,
Prof Dr Taruna Ikrar

Rujukan