(GFD-2020-4509) [SALAH] “Nih yang bikin Covid, si jagoan Wall Street (Rockefeller Foundation)”

Sumber: facebook.com
Tanggal publish: 01/08/2020

Berita

Akun Geografi Equidistant (fb.com/GeografiEquidistant) mengunggah foto pendiri Rockefeller Foundation, David Rockefeller dengan narasi sebagai berikut:
“Nih yang bikin Covid, si jagoan Wall Street (Rockefeller Foundation). Dia punya mesin cetak duit buat endorse RS, farmasi, medis & media. Cara kerja David adalah Infiltrasi kepada PBB, WHO & Bank Dunia,”

Dalam unggahan itu, terdapat pula sejumlah tautan dokumen yang diklaim sebagai bukti atas tuduhan bahwa David Rockefeller, adalah pencipta virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2. Salah satunya adalah dokumen yang berjudul “Scenarios for the Future of Technology and International Development” yang diterbitkan Rockefeller Foundation pada 2010.

Hasil Cek Fakta

Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim bahwa pendiri Rockefeller Foundation, David Rockefeller adalah pencipta virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2 adalah klaim yang keliru.

Faktanya, dokumen “Scenarios for the Future of Technology and International Development” yang diunggah sumber klaim, bukanlah dokumen operasi untuk merencanakan pandemi Covid-19 pada 2020. Dalam dokumen itu, sama sekali tidak disebutkan SARS-CoV-2 atau pandemi Covid-19.

Selain itu, Rockefeller telah meninggal pada 20 Maret 2017 pada usia 101 tahun. Sementara pandemi Covid-19 baru terjadi pada penghujung 2019 atau hampir tiga tahun setelah kematiannya. Rockefeller Foundation sendiri adalah yayasan keluarga Rockfeller yang dalam seabad ini, jauh sebelum pandemi Covid-19 terjadi, telah banyak berkontribusi di bidang kesehatan masyarakat dan mendukung pengembangan vaksin.

Rockefeller Foundation juga sejak lama mendukung pengembangan vaksin, seperti vaksin untuk demam kuning dan malaria. Yayasan ini pun telah memberikan lebih dari 17 miliar dolar untuk mendukung ribuan organisasi dan individu di seluruh dunia.

Sementara itu, berdasarkan arsip berita Tempo pada 30 Maret 2020, hasil studi yang dipimpin oleh Kristian Andersen, profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research Institute, California, AS, telah membantah rumor bahwa SARS-CoV-2 sengaja dibuat atau produk rekayasa laboratorium. Menurut studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine ini, SARS-CoV-2 adalah buah dari proses evolusi alami. Andersen menjelaskan, sejak awal pandemi Covid-19, para peneliti telah menguliti asal-usul SARS-CoV-2 tersebut dengan menganalisis data urutan genomnya.

Terkait dokumen “Scenarios for the Future of Technology and International Development”, dokumen tersebut dikeluarkan oleh Rockfeller Foundation pada 2010 untuk membayangkan bagaimana dunia akan terkena dampak dalam empat skenario yang berbeda, salah satunya pandemi global. Skenario ini dibuat untuk merencanakan adaptasi internasional dan pembentukan kemampuan untuk mengantisipasinya melalui teknologi. Dalam dokumen itu, sama sekali tidak disebutkan SARS-CoV-2 atau pandemi Covid-19.

Skenario tentang pandemi global tersebut tercantum pada halaman 18 yang ditulis berdasarkan pengalaman saat wabah flu H1N1 pada 2009. Skenarionya, pandemi global akan menimpa pada 2012 dengan jenis virus yang sangat ganas dan mematikan. Bahkan, negara yang paling siap menghadapi pandemi dengan cepat kewalahan ketika virus melanda seluruh dunia, menginfeksi hampir 20 persen populasi global, dan membunuh 8 juta orang hanya dalam waktu tujuh bulan, di mana mayoritas dari mereka adalah orang dewasa muda yang sehat. Pandemi ini juga memiliki efek mematikan pada ekonomi: mobilitas internasional baik orang maupun barang menjerit, menghentikan industri yang melemahkan pariwisata dan menghancurkan rantai pasokan global.

Organisasi pemeriksa fakta AS, Snopes, pun telah menjelaskan bahwa dokumen tersebut memberikan pandangan hipotetis tentang peristiwa masa depan untuk membayangkan masalah yang mungkin timbul. Dokumen ini juga mengeksplorasi bagaimana populasi global dapat bereaksi selama pandemi, bukan rencana tentang operasi manual untuk membuat virus jenis baru.

Kesimpulan

Dokumen “Scenarios for the Future of Technology and International Development”, bukanlah dokumen operasi untuk merencanakan pandemi Covid-19 pada 2020. Dalam dokumen itu, sama sekali tidak disebutkan SARS-CoV-2 atau pandemi Covid-19.

Rujukan