Akun Facebook Berita viral mengunggah sebuah video dengan judul “EKONOMI MAKIN HANCUR & TERLILIT UTANG, PEMERINTAHAN JOKOWI T3R4NC4M SERAHKAN INDONESIA Pada CHINA” yang bersumber dari kanal Youtube Rahasia Politik.
Berikut kutipan narasinya:
“EKONOMI MAKIN HANCUR & TERLILIT UTANG, PEMERINTAHAN JOKOWI T3R4NC4M SERAHKAN INDONESIA Pada CHINA”
(GFD-2020-4244) [SALAH] Video Ekonomi Makin Hancur & Terlilit Utang, Jokowi Terancam Serahkan Indonesia pada China
Sumber: youtube.comTanggal publish: 02/07/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Dalam video tersebut disebutkan bahwa Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani merinci utang untuk penanganan Covid-19 yang didominasi oleh penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp1.289,3 triliun ditambah penarikan pinjaman Rp150,5 triliun. Khusus utang dari Surat Berharga Negara, di antaranya 221,4 triliun sudah dipenuhi pemerintah dari hasil lelang penerbitan surat utang pandemi corona atau Pandemic Bond dalam beberapa waktu terakhir.
Selain itu, disebutkan juga pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih relatif baik sebab angka pertumbuhannya masih positif di tengah pandemik Corona. Jokowi juga merinci ekonomi China turun 6,8% dari sebelumnya 6%, artinya selisih penurunan kinerja ekonominya mencapai 12.8%
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa narasi yang dibacakan dalam video tersebut berasal dari pemberitaan cnnindonesia.com dengan judul “Sri Mulyani Rinci Utang Rp1.439,8 T untuk Penanganan Corona” dan “Walau Anjlok, Jokowi Sebut Ekonomi RI Lebih Baik dari China” yang keduanya terbit di cnnindonesia.com pada 6 Mei 2020. Namun, narasi dalam video yang menyebutkan hasil lelang penerbitan surat utang pandemik corona atau Pandemic Bond sebesar 221,4 triliun rupiah merupakan informasi yang tidak benar.
Dilansir dari finance.detik.com, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengungkapkan pemerintah resmi batal menerbitkan surat berharga negara (SBN) khusus penanganan pandemi Corona atau Pandemic Bond. Hal tersebut terjadi lantaran Bank Indonesia (BI) siap masuk ke pasar perdana menjadi the last resort pemerintah untuk menyerap sisa penerbitan SBN baik SUN ( Surat Utang Negara) maupun SBNS (Surat Berharga Syariah Negara). Sedangkan uang sebesar Rp 221,4 triliun merupakan realisasi penarikan SBN hingga April 2020.
Dalam video tersebut juga tidak disebutkan bahwa Pemerintahan Jokowi terancam menyerahkan Indonesia kepada China yang disebabkan oleh keadaan ekonomi negara yang semakin buruk dengan hutang yang melilit Indonesia. Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna Pagu Indikatif RAPBN 2021 di Istana Merdeka pada 6 Mei 2020 menyatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia lebih baik dari China sebab angka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif di tengah pandemik Corona.
“Coba kita lihat beberapa negara yang kontraksi dan tumbuh negatif, China turun dari plus enam persen menjadi minus 6,8 persen, artinya year on year deltanya 12,8 persen." ungkap Presiden Jokowi.
Selain itu, disebutkan juga pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih relatif baik sebab angka pertumbuhannya masih positif di tengah pandemik Corona. Jokowi juga merinci ekonomi China turun 6,8% dari sebelumnya 6%, artinya selisih penurunan kinerja ekonominya mencapai 12.8%
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa narasi yang dibacakan dalam video tersebut berasal dari pemberitaan cnnindonesia.com dengan judul “Sri Mulyani Rinci Utang Rp1.439,8 T untuk Penanganan Corona” dan “Walau Anjlok, Jokowi Sebut Ekonomi RI Lebih Baik dari China” yang keduanya terbit di cnnindonesia.com pada 6 Mei 2020. Namun, narasi dalam video yang menyebutkan hasil lelang penerbitan surat utang pandemik corona atau Pandemic Bond sebesar 221,4 triliun rupiah merupakan informasi yang tidak benar.
Dilansir dari finance.detik.com, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengungkapkan pemerintah resmi batal menerbitkan surat berharga negara (SBN) khusus penanganan pandemi Corona atau Pandemic Bond. Hal tersebut terjadi lantaran Bank Indonesia (BI) siap masuk ke pasar perdana menjadi the last resort pemerintah untuk menyerap sisa penerbitan SBN baik SUN ( Surat Utang Negara) maupun SBNS (Surat Berharga Syariah Negara). Sedangkan uang sebesar Rp 221,4 triliun merupakan realisasi penarikan SBN hingga April 2020.
Dalam video tersebut juga tidak disebutkan bahwa Pemerintahan Jokowi terancam menyerahkan Indonesia kepada China yang disebabkan oleh keadaan ekonomi negara yang semakin buruk dengan hutang yang melilit Indonesia. Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna Pagu Indikatif RAPBN 2021 di Istana Merdeka pada 6 Mei 2020 menyatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia lebih baik dari China sebab angka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif di tengah pandemik Corona.
“Coba kita lihat beberapa negara yang kontraksi dan tumbuh negatif, China turun dari plus enam persen menjadi minus 6,8 persen, artinya year on year deltanya 12,8 persen." ungkap Presiden Jokowi.
Kesimpulan
Berdasarkan dari pemaparan tersebut, maka konten video yang unggah di Facebook dan YouTube masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan. Sebab, informasi di dalamnya tidak ada pernyataan mengenai Indonesia yang terancam diserahkan kepada China dan hanya menarasikan pemberitaan dari cnnindonesia.com.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/07/02/salah-video-ekonomi-makin-hancur-terlilit-utang-jokowi-terancam-serahkan-indonesia-pada-china/
- https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200506171316-532-500818/sri-mulyani-rinci-utang-rp14398-t-untuk-penanganan-corona
- https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5006855/ini-alasan-pemerintah-batal-terbitkan-surat-utang-corona
- https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200506111517-532-500596/walau-anjlok-jokowi-sebut-ekonomi-ri-lebih-baik-dari-china
- https://www.youtube.com/watch?v=wSf5ORLqDGo