(GFD-2019-3164) [SALAH] Kepulauan Maluku Tenggelam ke Jurang Palung Laut

Sumber: whatsapp.com
Tanggal publish: 15/10/2019

Berita

Beredar informasi yang menyebutkan Kepulauan Maluku (Ambon dan Seram) akan tenggelam ke palung laut. Hal itu diklaim berdasarkan foto citraan satelit yang diedarkan melalui pesan berantai tersebut melalui Whatsapp.

Berikut kutipan narasinya:

Ini hasil foto satelit 3 dimensi Kepulauan Maluku, ternyata posisi Ambon Lease tepat di atas TUBIR JURANG palung laut paling dalam di dunia,.. justru hal paling menakutkan bagi para ahli bagi Seram ambon Lease bukan Tsunami akan tetapi yg lebih mengerikan adalah patahan atau longsoran jika itu terjadi maka pulau Ambon lease, seram dan sekitarnya ikut patah atau longsor masuk ke dalam jurang palung laut berkilo kilo di dasar lautan, peristiwa sejenis yang dikhawatirkan itu pernah terjadi seratus tahun lalu di seram misteri tenggelamnya TANJUNG ELPAPUTI,.. saat itu elpaputi bukan di hantam Tsunami, tetapi faktanya Tanjung ELPAPUTI patah dan jatuh menghilang bersama longsoran ke dalam Palung Laut Seram,...

Banyak berdoa untuk keselamatan Pulau Ambon Lease.

Hasil Cek Fakta

Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi tersebut tidak benar. Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI (P2LD) menyatakan kabar bahwa posisi Maluku berada di tubir jurang dan akan ambles jika ada longsor palung laut, sebagaimana informasi yang sedang beredar di masyarakat saat ini, adalah hoaks.

"Maluku tidak berada di tubir jurang. Memang ada palung laut tapi bukan jurang seperti dibayangkan oleh masyarakat yang bisa longsor begitu saja," kata Kepala P2LD LIPI Nugroho Dwi Hananato.

Nugroho pun menyatakan, informasi yang beredar tidak benar lantaran tidak memiliki landasan dan fakta ilmiah. Oleh karena itu, menurutnya, masyarakat diimbau untuk tidak panik dan khawatir akan terjadi bencana mengerikan sebagaimana disebutkan dalam gambar yang beredar.

"Itu bukan foto tiga dimensi tapi gambar data batimetri atau morfologi dasar laut yang dikirimkan dari satelit. Gambarnya diperkecil jadi jaraknya terlihat dekat tapi sebenarnya jaraknya jauh," ucapnya.

Ahli geologi itu menjelaskan palung laut terdalam di dunia bukan di Maluku, melainkan Palung Mariana di Kepulauan Mariana, Filipina yang memiliki kedalaman sekitar 11.000 meter di bawah permukaan laut, sedangkan di Maluku, palung terdalam berada di Laut Banda, dengan kedalaman diperkirakan 7.700 meter di bawah permukaan laut.

Bebatuan penyusun lereng bawah laut di dalam zona subduksi seperti Laut Banda, umumnya tersusun oleh campuran kerak benua dan kerak samudera sehingga tidak mudah patah maupun longsor begitu saja.

Ia menyebut belum ada bukti maupun fakta ilmiah yang bisa menjelaskan bahwa longsornya lereng Palung Banda juga bisa ikut menenggelamkan Ambon, Pulau-Pulau Lease, dan Seram.

Senada dengan Nugroho, Ahli tsunami dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr Abdul Muhari memberikan klarifikasi atas berbagai hal, mulai dari foto yang digunakan, hingga isu dua pulau besar yang akan ambles ke palung laut.

Pertama, mengenai foto perairan Kepulauan Maluku yang digunakan oleh penyebar informasi, disebut sebagai foto biasa yang dapat dengan mudah didownload di Google. Muhari juga menyebutkan, satelit tidak dapat menunjukkan potret kedalaman laut.

“Gambar tersebut bukanlah foto satelit 3D, karena satelit tidak bisa membuat foto dasar laut apalagi hingga kedalaman 7 km di bawah permukaan laut,” kata Muhari.

Lebih lanjut mengenai foto, ia menyebut peta itu adalah gambar batimetri yang dimanipulasi sedemikian rupa dan dilengkapi dengan keterangan berbau ilmiah untuk menakuti masyarakat.

Selain itu, mengenai pulau yang bisa longsor ke dasar lautan, Muhari menyebut selama ini belum ada sejarah gempa dan tsunami di dunia yang menenggelamkan pulau sebesar Ambon dan Seram. Dengan begitu, asumsi tidak dapat dibenarkan.

Terlebih dengan adanya hasil penelitian dari Australia dan Inggris oleh Jonathan M. Pownall, Gordon S. Lister, dan Robert Hall yang menunjukkan tidak adanya bukti kuat bahwa segmen Palung Banda bersifat aktif.

“Jadi jika ada berita atau tulisan yang mengaitkan hasil penelitian tersebut dengan prediksi-prediksi kejadian gempa atau tsunami yang akan terjadi di Ambon, maka itu adalah hoaks,” tegas Muhari.

Untuk itu, masyarakat diminta untuk tidak panik dan termakan hoaks yang beredar. “Ini harus kita sikapi dengan bijak dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan persiapan rencana evakuasi mandiri yang baik,” kata Muhari.

Rujukan