(GFD-2025-30796) Keliru: Video TNI Menyelidiki Illegal Logging Penyebab Banjir Sumatera

Sumber:
Tanggal publish: 15/12/2025

Berita

TIGA video yang mengklaim TNI menyelidiki pembalakan liar (illegal logging) penyebab bencana di Sumatera beredar di TikTok (melalui akun satu, akun dua, dan akun tiga) dan di Facebook [arsip] pada awal Desember 2025. 

Dua dari video tersebut memperlihatkan tiga prajurit menaiki perahu karet. Salah satu prajurit menyatakan akan mengusut tuntas pembabatan hutan ilegal yang disinyalir menyebabkan banjir di Sumatera. Sementara itu, dua video lainnya menampilkan TNI membongkar pembalakan hutan yang dibekingi oleh anggota polisi.



Namun, benarkah video-video tersebut terkait dengan aktivitas TNI mengungkap illegal logging di Sumatera?

Hasil Cek Fakta

Tempo memverifikasi konten itu menggunakan analisis visual, alat deteksi AI, dan melibatkan pakar kecerdasan buatan. Hasilnya, video tersebut dibuat dengan akal imitasi (AI). 



Tempo menemukan serangkaian kejanggalan pada video pertama melalui analisis manual. Kejanggalan tersebut meliputi bentuk rompi dan badge lengan yang berubah-ubah, jari tangan yang seolah terputus saat tangan bergerak, hingga permukaan air yang tetap tenang ketika perahu karet melintasinya. Indikasi semacam ini lazim terdeteksi pada konten yang dihasilkan akal imitasi.

Analisis menggunakan alat deteksi akal imitasi, Was It AI dan AI or NOT, mengukuhkan temuan tersebut. Kedua alat menyimpulkan konten itu memuat elemen akal imitasi dengan probabilitas 98 sampai 99 persen.



Senada dengan itu, analisis alat Hive Moderation menunjukkan probabilitas 99,4 persen video itu mengandung elemen akal imitasi. Bahkan, analisis audio melalui Hiya Deepfake Voice Detector memperlihatkan 97 persen suara dalam video tersebut tercipta dari akal imitasi generatif. 





Hasil analisis manual pada video kedua juga memperlihatkan kejanggalan yakni bagian tangan yang terputus dengan lengan. Video juga memiliki tanda air di bagian bawah kanan sebagai petunjuk bahwa video dibuat dengan AI. 

Analisis menggunakan alat deteksi AI, AI or NOT dan Image Whisperer menemukan konten tersebut dibuat dengan AI. 



Alat deteksi lainnya, Hive Moderation menunjukkan skor 99,9 persen kemungkinan video itu mengandung elemen AI. Sementara Hiya Deepfake Voice Detector menyatakan 99 persen audio dibuat dengan AI generatif.  





Video ketiga juga menunjukkan kejanggalan serupa, yakni bagian tangan yang terpotong. Selain itu, anggota polisi yang muncul dalam video itu menggunakan topi dan ikat pinggang putih yang merupakan seragam khas polisi lalu lintas.



Alat deteksi AI, AI or NOT dan Image Whisperer menyatakan konten itu dibuat menggunakan AI. Alat lainnya, Hive Moderation menyimpulkan kemungkinan video itu menggunakan AI adalah 99,9 persen. Kemudian Hiya Deepfake Voice Detector menyatakan tingkat 92 persen audio itu dibuat dengan AI generatif.  



Analisa Deepfakes Analysis Unit (DAU) dari Misinformation Combat Alliance, aliansi lintas organisasi media dan industri di India, juga menyebutkan bahwa ketiga video tersebut hasil buatan akal imitasi. Kesimpulan itu mereka peroleh setelah menganalisisnya menggunakan sejumlah alat deteksi akal imitasi, yakni Was It AI, Image Whisperer, dan AI or Not. Dua alat lain, Hive AI image+deepfake classifier dan Google SynthID, menghasilkan temuan senada.



Analisis manual Deepfakes Analysis Unit menunjukkan wajah ketiga prajurit TNI dalam video itu memiliki kemiripan signifikan, terutama pada tulang pipi, garis hidung, dan rahang bawah. "Semua temuan ini menunjukkan bahwa video itu tidak asli," tulis analis DAU kepada Tempo pada Jumat, 12 Desember 2025.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal TNI (Mar) Freddy Ardianzah menegaskan video tersebut merupakan konten akal imitasi. Ia mengimbau masyarakat mengakses informasi TNI hanya melalui saluran resmi.

Menurut Freddy, TNI saat ini fokus menangani bencana bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan instansi lain. TNI bekerja menyelamatkan korban, mempercepat distribusi logistik, serta memulihkan fasilitas dan layanan publik seperti listrik, komunikasi, dan air bersih.

Kesimpulan

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan tiga prajurit TNI yang menyelidiki penggundulan hutan melalui penenbangan liar di Sumatra adalah klaim keliru.

Rujukan