SEBUAH akun Facebook [arsip] membagikan konten mengenai cara memutihkan gigi menggunakan bahan alami, yakni arang. Metode ini diklaim sebagai tradisi lawas yang telah dipraktikkan masyarakat sejak lama.
Pengunggah menjelaskan bahwa arang harus ditumbuk hingga halus sebelum digunakan. Bubuk hitam itu lantas digosokkan secara langsung pada permukaan gigi yang menguning.
Namun benarkah arang dapat digunakan untuk memutihkan gigi?
(GFD-2025-30676) Keliru: Arang yang Ditumbuk Bisa Memutihkan Gigi Kuning
Sumber:Tanggal publish: 12/12/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi klaim itu dengan menghubungi Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Wilayah Riau, drg. Grifino Dahlihardy. Ia menegaskan klaim tersebut hanyalah mitos.
Grifino menjelaskan gigi yang sehat dan kuat justru berwarna kuning gading. Penggunaan bahan tertentu untuk menghilangkan warna asli gigi justru berisiko tinggi. Dalam jangka panjang, tindakan itu dapat mengikis lapisan gigi sehingga menjadi rapuh.
"Pigmentasi gigi jangan diganggu, biar dia tumbuh dan berkembang secara alami," kata Grifino kepada Tempo, Selasa, 9 Desember 2025.
Ia menekankan tujuan utama menggosok gigi adalah membersihkan sisa makanan atau debris, bukan memutihkan. Debris yang tak dibersihkan bakal menumpuk menjadi karang gigi atau plaque pemicu bau mulut.
Sementara untuk memutihkan gigi secara permanen, pasien bisa memasang veneer, yakni lapisan tipis material yang ditempelkan pada permukaan gigi agar lebih estetis. Namun, prosedur ini membutuhkan biaya cukup mahal.
Mengutip situs kesehatan Healthline.com arang dalam pasta gigi biasanya berjenis arang aktif. Bahan ini terbuat dari kayu, tempurung kelapa, dan zat alami lain yang dioksidasi dalam suhu tinggi.
Meski begitu, efek jangka panjang pasta gigi berbahan arang belum diketahui pasti. Sebuah tinjauan pada 2017 memperingatkan dokter gigi agar menyarankan pasien berhati-hati. Musababnya, klaim khasiat arang memutihkan gigi dinilai mengkhawatirkan dari segi keamanan.
Penelitian yang dilansir situs National Library Medicine menyebut efektivitas pasta gigi berbahan arang tak berbeda signifikan dengan pasta gigi pemutih biasa. Bahan arang hanya efektif mengurangi noda ekstrinsik akibat konsumsi kopi.
Grifino menjelaskan gigi yang sehat dan kuat justru berwarna kuning gading. Penggunaan bahan tertentu untuk menghilangkan warna asli gigi justru berisiko tinggi. Dalam jangka panjang, tindakan itu dapat mengikis lapisan gigi sehingga menjadi rapuh.
"Pigmentasi gigi jangan diganggu, biar dia tumbuh dan berkembang secara alami," kata Grifino kepada Tempo, Selasa, 9 Desember 2025.
Ia menekankan tujuan utama menggosok gigi adalah membersihkan sisa makanan atau debris, bukan memutihkan. Debris yang tak dibersihkan bakal menumpuk menjadi karang gigi atau plaque pemicu bau mulut.
Sementara untuk memutihkan gigi secara permanen, pasien bisa memasang veneer, yakni lapisan tipis material yang ditempelkan pada permukaan gigi agar lebih estetis. Namun, prosedur ini membutuhkan biaya cukup mahal.
Mengutip situs kesehatan Healthline.com arang dalam pasta gigi biasanya berjenis arang aktif. Bahan ini terbuat dari kayu, tempurung kelapa, dan zat alami lain yang dioksidasi dalam suhu tinggi.
Meski begitu, efek jangka panjang pasta gigi berbahan arang belum diketahui pasti. Sebuah tinjauan pada 2017 memperingatkan dokter gigi agar menyarankan pasien berhati-hati. Musababnya, klaim khasiat arang memutihkan gigi dinilai mengkhawatirkan dari segi keamanan.
Penelitian yang dilansir situs National Library Medicine menyebut efektivitas pasta gigi berbahan arang tak berbeda signifikan dengan pasta gigi pemutih biasa. Bahan arang hanya efektif mengurangi noda ekstrinsik akibat konsumsi kopi.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim memutihkan gigi kuning dengan arang ditumbuk lalu digosokkan ke gigi adalah keliru.
Rujukan
- https://www.facebook.com/kakbeeofficial/posts/pfbid05oBVeoNdH435Daia8oYBDqzgJvYMmEcNc6GWo7uN96T2EGWdbndf76nwFsksPqFVl?_rdc=1&_rdr
- https://perma.cc/3QWX-NGJ5
- https://translate.google.com/website?sl=en&tl=id&hl=id&prev=search&u=
- https://jada.ada.org/article/S0002-8177(17)30412-9/fulltext
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10351494 /cdn-cgi/l/email-protection#3c5f59575a5d57485d7c4859514c53125f53125558
