(GFD-2025-30603) Hoaks! Tanggul Jakarta jebol tewaskan 520 orang

Sumber:
Tanggal publish: 08/12/2025

Berita

Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah video di YouTube menarasikan bahwa tanggul laut Jakarta jebol pada Minggu, 7 Desember 2025, dan menyebabkan 520 orang tewas serta menenggelamkan sebagian wilayah Jakarta.

Dalam unggahan tersebut juga disebutkan bahwa warga DKI Jakarta yang rumahnya tenggelam mengungsi ke Jawa Barat, sementara Gubernur DKI Jakarta Pramono diklaim tengah berangkat umrah ketika peristiwa itu terjadi.

Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

“DEDI MULYADI KAGET WARGA DKI MAU NGUNGSI KE JABAR! PRAMONO DIBURU KARENA GAGAL ATASI BANJIR JAKARTA?”

Namun, benarkah tanggul Jakarta jebol tewaskan 520 orang?



(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Hasil Cek Fakta

Berdasarkan penelusuran, tidak ada laporan resmi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta maupun media kredibel mengenai jebolnya tanggul yang menewaskan ratusan orang.

Sebelumnya memang sempat beredar video di media sosial yang memperlihatkan kondisi tanggul laut di kawasan pesisir Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, mengalami kebocoran.

Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Utara, Heria Suwandi, menjelaskan bahwa tim SDA telah melakukan penanganan darurat di lokasi. Kebocoran tersebut disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut yang menimbulkan tekanan pada struktur tanggul Pelindo Muara Baru.

“Tindakan tindakan cepat ini diambil untuk mencegah dampak banjir rob yang lebih besar di wilayah pesisir,” kata Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Utara, Heria Suwandi, dilansir dari ANTARA.

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Dengan demikian, klaim bahwa tanggul laut Jakarta jebol hingga menewaskan 520 orang dan menyebabkan warga mengungsi ke Jawa Barat tidak benar.

Klaim: Tanggul Jakarta jebol tewaskan 520 orang

Rating: Hoaks

Pewarta: Tim JACX

Editor: M Arief Iskandar

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Rujukan