KONTEN dengan klaim kasus keracunan MBG bertambah setelah Presiden Prabowo berpidato di PBB, beredar di TikTok [arsip]. Klaim itu juga menyebutkan bahwa kasus-kasus keracunan yang terjadi dianggap janggal dan diduga sengaja untuk menjatuhkan Presiden Prabowo.
Video itu memuat teks lengkap sebagai berikut: “Perhatiin deh, semenjak Pak Prabowo berpidato di PBB, makin banyak kasus MBG yang gak masuk akal. Harus diusut, pasti ada sabotase untuk jatuhin Pak Prabowo”.
Benarkah banyaknya kasus MBG mencuat untuk menjatuhkan Presiden Prabowo?
(GFD-2025-30199) Keliru: Banyaknya Kasus Keracunan MBG untuk Menjatuhkan Prabowo
Sumber:Tanggal publish: 20/11/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tempo menelusuri klaim itu lewat sumber kredibel dan wawancara dengan pengamat pendidikan. Hasilnya, lonjakan kasus MBG tidak terkait pidato Prabowo di PBB maupun skenario politik. Kementerian Kesehatan menjelaskan keracunan muncul akibat paparan bakteri, virus atau zat kimia, bukan karena manuver menjatuhkan Presiden.
Jaringan Pemantau Pendidikan mencatat 16.109 korban keracunan sejak program makan bergizi gratis berjalan pada 6 Januari hingga 31 Oktober 2025. Koordinator Pengamat Pendidikan JPPI Ubaid Matraji menyebut kasus pada September dan Oktober mencapai 6.823, naik dari 2.226 pada Agustus. Data ini menegaskan persoalan utama berada pada higienitas dan pengawasan rantai pangan, bukan pidato di international forum.
Lima provinsi dengan korban keracunan MBG terbanyak yakni Jawa Barat dengan 549 korban, DI Yogyakarta dengan 491 korban, Jawa Tengah 270 korban, Sumatera Utara 99 korban, dan Nusa Tenggara Barat 84 korban.
“Hasil pantauan JPPI angka kasus MBG terus meningkat, terutama tiga bulan terakhir,” kata Ubaid Matraji kepada Tempo, Selasa, 18 Oktober 2025.
Namun, kasus keracunan yang terjadi tak berkaitan dengan pidato Prabowo di PBB. atau agenda menjatuhkan Prabowo. Menurut Ubaid, banyaknya kasus keracunan karena tata kelola yang buruk seperti belum adanya standar operasional MBG.
Selain itu, menurut Ubaid, meski banyak dapur yang tidak memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi, namun masih diperbolehkan beroperasi. “Masalahnya tidak hanya soal keracunan, tapi juga makanan yang tidak berkualitas dan tidak bergizi,” kata dia.
Penyebab Keracunan Versi Pemerintah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa pemicu keracunan MBG berasal dari bakteri, virus, hingga zat kimia. Delapan bakteri yang teridentifikasi ialah salmonella, escherichia coli, bacillus cereus, staphylococcus aureus, clostridium perfringens, listeria monocytogenes, campylobacter jejuni, dan shigella.
Kementerian juga menemukan dua virus yakni norovirus atau rotavirus serta hepatitis A. Pemicu dari zat kimia mencakup nitrit dan scombrotoxin atau histamine.
Kepala BGN Dadan Hindayana membenarkan lonjakan keracunan pada September dan Oktober. Ia menyebut banyak dapur MBG tidak mematuhi standar operasional yang sudah ditetapkan sehingga prosedur keamanan pangan kerap terabaikan. “Kejadian itu rata-rata muncul karena SOP tidak dipatuhi dengan saksama,” ujar Dadan.
Pilihan editor: Menteri Budi Gunadi Beberkan Penyebab Keracunan MBG
Jaringan Pemantau Pendidikan mencatat 16.109 korban keracunan sejak program makan bergizi gratis berjalan pada 6 Januari hingga 31 Oktober 2025. Koordinator Pengamat Pendidikan JPPI Ubaid Matraji menyebut kasus pada September dan Oktober mencapai 6.823, naik dari 2.226 pada Agustus. Data ini menegaskan persoalan utama berada pada higienitas dan pengawasan rantai pangan, bukan pidato di international forum.
Lima provinsi dengan korban keracunan MBG terbanyak yakni Jawa Barat dengan 549 korban, DI Yogyakarta dengan 491 korban, Jawa Tengah 270 korban, Sumatera Utara 99 korban, dan Nusa Tenggara Barat 84 korban.
“Hasil pantauan JPPI angka kasus MBG terus meningkat, terutama tiga bulan terakhir,” kata Ubaid Matraji kepada Tempo, Selasa, 18 Oktober 2025.
Namun, kasus keracunan yang terjadi tak berkaitan dengan pidato Prabowo di PBB. atau agenda menjatuhkan Prabowo. Menurut Ubaid, banyaknya kasus keracunan karena tata kelola yang buruk seperti belum adanya standar operasional MBG.
Selain itu, menurut Ubaid, meski banyak dapur yang tidak memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi, namun masih diperbolehkan beroperasi. “Masalahnya tidak hanya soal keracunan, tapi juga makanan yang tidak berkualitas dan tidak bergizi,” kata dia.
Penyebab Keracunan Versi Pemerintah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa pemicu keracunan MBG berasal dari bakteri, virus, hingga zat kimia. Delapan bakteri yang teridentifikasi ialah salmonella, escherichia coli, bacillus cereus, staphylococcus aureus, clostridium perfringens, listeria monocytogenes, campylobacter jejuni, dan shigella.
Kementerian juga menemukan dua virus yakni norovirus atau rotavirus serta hepatitis A. Pemicu dari zat kimia mencakup nitrit dan scombrotoxin atau histamine.
Kepala BGN Dadan Hindayana membenarkan lonjakan keracunan pada September dan Oktober. Ia menyebut banyak dapur MBG tidak mematuhi standar operasional yang sudah ditetapkan sehingga prosedur keamanan pangan kerap terabaikan. “Kejadian itu rata-rata muncul karena SOP tidak dipatuhi dengan saksama,” ujar Dadan.
Pilihan editor: Menteri Budi Gunadi Beberkan Penyebab Keracunan MBG
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim semakin banyak kasus MBG mencuat untuk menjatuhkan nama Prabowo karena pidatonya di PBB adalah klaim keliru.
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@imamsuprayogi183/video/7554557424926051595?_r=1&_t=ZS-91Sc95pcWCC
- https://perma.cc/GMU6-TUUD
- https://www.tempo.co/politik/jppi-kasus-keracunan-mbg-tembus-16-109-orang-per-31-oktober-2025-2086363
- https://www.tempo.co/politik/jppi-jumlah-korban-keracunan-mbg-kembali-naik-mencapai-13-168-orang-2081242
- https://www.tempo.co/politik/menteri-budi-gunadi-beberkan-penyebab-keracunan-mbg-2075119 /cdn-cgi/l/email-protection#187b7d737e79736c79586c7d756877367b7736717c
