(GFD-2025-30150) Hoaks! Rektor UGM akui Jokowi suap Rp100 miliar untuk ijazah palsu

Sumber:
Tanggal publish: 19/11/2025

Berita

Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di TikTok menarasikan bahwa Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) mengakui Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, menyuap sebesar Rp100 miliar untuk mendapatkan ijazah palsu.

Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

“JIK4 BERIT4 INI BEN4R SUN99UH S4NG4T MIRI5

Karena takut kampusnya di tutup Rektor U.G.M mengakuuu bahws jokowi Suap 100 Milyar buat ijasah palsu. Kalau benar begitu, pendidikan tinggi sudah dibunuh dengan uang. Ijazah bisa dibeli, moral bisa ditawar, dan keadilan tinggal cerita. Kalau ijazah saja bisa dibeli, apa lagi yang masih asli di negeri ini? Kepercayaan rakyat bukan barang dagangan. Sekali rusak, tak bisa dibeli kembali.”

Namun, benarkah rektor UGM akui Jokowi suap Rp100 miliar untuk ijazah palsu?



(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Hasil Cek Fakta

Berdasarkan penelusuran, tidak ada pernyataan dari Rektor UGM maupun pihak kampus yang menyebut Presiden Joko Widodo menyuap Rp100 miliar untuk membuat ijazah palsu.

Pada April lalu, UGM justru menyatakan siap membuka seluruh dokumen akademik Jokowi apabila diperlukan dalam proses hukum.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Wening Udasmoro, dilansir dari ANTARA, menegaskan bahwa UGM memiliki dokumen lengkap yang menunjukkan Jokowi adalah mahasiswa sah dan lulus secara resmi dari kampus tersebut.

Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, dilansir dari ANTARA, juga menegaskan Jokowi tercatat sebagai mahasiswa Program Studi S1 Kehutanan angkatan 1980 dan dinyatakan lulus sesuai prosedur akademik yang berlaku.

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Dengan demikian, narasi mengenai suap Rp100 miliar dan ijazah palsu tersebut tidak berdasar.

Klaim: Rektor UGM akui Jokowi suap Rp100 miliar untuk ijazah palsu

Rating: Hoaks

Pewarta: Tim JACX

Editor: M Arief Iskandar

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Rujukan