Disadur dari artikel Cek Fakta tempo.co
Menurut dosen di Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jember, dr. Ida Srisurani Wiji Astuti, M.Kes, FISPH, FISCM, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan kebiasaan mandi setelah makan dapat menyebabkan asam urat pada anak.
Ia menjelaskan, kasus asam urat pada anak biasanya disebabkan oleh gangguan ginjal, seperti gagal ginjal, infeksi atau kelainan pada saluran kemih dan ureter. Faktor lain yang berperan antara lain obesitas dan gangguan metabolik genetik.
Penelitian Pang dkk. (2025) dalam Front Public Health mencatat peningkatan global kasus asam urat pada remaja sebesar 23,47 persen antara 1990–2021, dengan 110.664 kasus baru pada 2021. Studi berbasis data Global Burden of Disease 2021 ini menganalisis remaja usia 10-24 tahun melalui indikator kejadian prevalensi, tahun hidup dengan disabilitas (YLD), serta faktor risiko penyakit.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT/BMI) menjadi faktor utama penyebab asam urat di kalangan remaja. Selain itu, semakin tinggi Indeks Sosiodemografi (SDI)–yang mencerminkan pendapatan, pendidikan dan tingkat fertilitas–semakin besar pula angka kejadian dan beban penyakit ini.
Peneliti juga menyoroti peran faktor genetik, kurangnya aktivitas fisik dan penyakit penyerta dalam meningkatkan risiko asam urat.
Sementara itu, foto anak yang yang diunggah akun Facebook “Jhon Herry” telah beredar di Pinterest pada Juni 2024. Dalam keterangan aslinya, disebutkan bahwa anak itu dirawat karena jarang makan namun sering mengkonsumsi makanan ringan. Tidak ada penjelasan yang menyebut penyakitnya disebabkan oleh kebiasaan mandi setelah makan.
Unggahan video berisi klaim “mandi setelah makan picu asam urat pada anak” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).