(GFD-2025-29661) Tidak Benar Memandikan Anak Setelah Makan Sebabkan Asam Urat

Sumber:
Tanggal publish: 24/10/2025

Berita

tirto.id - Sebuah unggahan di media sosial mengklaim bahwa kebiasaan memandikan anak setelah makan dapat memengaruhi kondisi kesehatannya.

ADVERTISEMENT

Klaim tersebut dibagikan oleh akun Instagram @mendidikanaksholeh (arsip) pada Sabtu (18/10/2025). Dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa aktivitas memandikan anak setelah makan bisa memicu peningkatan kadar asam urat dan berdampak pada gangguan fungsi ginjal.

let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

“Stop kebiasaan mandiin anak setelah makan! Anak 7 tahun dilarikan ke rumah sakit usai dimandikan ibunya. Dokter temukan tanda asam urat yang sudah menjalar ke ginjal," tulis pengunggah.
#inline3 {margin:1.5em auto}
#inline3 img{margin: 0 auto;max-width:300px !important;}

ins.adsbygoogle[data-ad-status="unfilled"] {
display: none !important;
}




Temukan lebih banyakBerita ekonomiBerita hari iniWawancara eksklusifMode gelapLangganan majalah bisnisAkses database berita arsipTirtoNotifikasi beritaKursus jurnalisme investigasiPerangkat lunak verifikasi fakta

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

#gpt-inline3-passback{text-align:center;}

Informasi tersebut disematkan dalam sebuah gambar yang menunjukkan seorang anak perempuan sedang terkapar dengan selang infus di dekatnya.

let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

#gpt-inline4-passback{text-align:center;}

Pengunggah menjelaskan, bahwa setelah makan, aliran darah akan terfokus ke organ pencernaan untuk memproses makanan. Bila anak langsung dimandikan, terutama dengan air dingin, pembuluh darah bisa menyempit sehingga aliran darah menjadi tidak lancar.

Akibatnya, metabolisme purin dalam tubuh disebut terganggu dan dapat menyebabkan penumpukan asam urat yang berisiko merusak ginjal.

“Lama-kelamaan, zat sisa purin yang tidak terurai dengan baik bisa menumpuk dan memicu asam urat, bahkan menyebabkan gangguan pada ginjal di kemudian hari,” klaimnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, unggahan tersebut memberikan “tips aman” agar anak tetap sehat, yaitu dengan memberi jeda 30–45 menit sebelum anak mandi, gunakan air hangat jika ingin membersihkan tubuh, dan ajak anak banyak minum air putih hangat untuk membantu proses metabolisme.

Header periksa fakta Mandi Air Dingin Setelah Makan Berbahaya bagi anak. tirto.id/Fuad

Hingga artikel ini ditulis pada Kamis (23/10/2025), unggahan tersebut sudah mendapatkan lebih dari 1.500 tanda suka, dan dikomentari 70 kali.

Klaim serupa juga ditemukan di akun Instagram @ritahrp86 (arsip), dan akun Facebook “Ma’Rhevas Olshopp” (arsip).

Namun, bagaimana kebenaran klaim ini?

Hasil Cek Fakta

Untuk memahami hubungan antara mandi setelah makan yang menyebabkan penyakit, Tirto mewawancarai Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Dian Nuswantoro, dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Dirinya menjelaskan, tidak benar kebiasaan memandikan anak dengan air dingin setelah makan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah permanen, atau gangguan metabolisme purin.

Wilson mengatakan, memang terdapat efek fisiologis sementara yang menyebabkan ketidaknyamanan atau gejala ringan, apabila melakukan aktivitas mandi setelah makan besar. Misalnya, menyebabkan rasa tidak nyaman di perut seperti mual atau kembung.

Hal ini karena setelah makan, tubuh masuk ke fase digestive state, aliran darah meningkat ke organ pencernaan (terutama lambung, pankreas, dan usus) untuk membantu pencernaan pada fase ini. Proses ini disebut splanchnic vasodilation, yaitu pelebaran pembuluh darah di saluran cerna.

Sementara itu, aliran darah ke otot dan kulit sedikit menurun untuk mengalihkan suplai ke sistem pencernaan.

“Bila mandi dilakukan segera setelah makan besar, maka ada dua reaksi yang terjadi bersamaan: sistem pencernaan butuh lebih banyak darah untuk mencerna makanan, dan paparan air dingin menyebabkan vasokonstriksi kulit dan mengaktifkan simpatis sehingga menyebabkan redistribusi aliran darah,” papar Wilson.

Akibatnya, sementara waktu perfusi ke saluran cerna bisa sedikit menurun. Menyebabkan rasa tidak nyaman di perut, mual, atau kembung. Tapi tidak menyebabkan kerusakan organ, penyempitan pembuluh darah permanen, atau gangguan metabolisme.

Lebih lanjut, Wilson menegaskan bahwa penyebab kadar asam urat tinggi, yang disebut sebagai dampak dalam unggahan media sosial, tidak ada kaitannya dengan kebiasaan mandi air dingin. Ia menjelaskan, metabolisme purin berkaitan dengan proses pembentukan dan pemecahan nukleotida (adenin dan guanin) dalam tubuh, yang hasil akhirnya adalah asam urat (uric acid).

Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme purin meliputi: Pola makan tinggi purin (seperti jeroan, daging merah, dan beberapa jenis makanan laut), gangguan fungsi ginjal, aktivitas enzimatik (misalnya enzim xantin oksidase), konsumsi alkohol, asupan fruktosa tinggi, serta obesitas.

“Paparan air dingin sama sekali tidak berpengaruh terhadap metabolisme purin atau produksi asam urat. Tidak ada mekanisme biokimia atau bukti klinis yang menunjukkan bahwa mandi air dingin memicu peningkatan produksi purin atau menyebabkan hiperurisemia,” jelasnya.

Wilson menyampaikan, anak dapat mengalami hiperurisemia (peningkatan kadar asam urat dalam darah di atas nilai normal). Namun, kasus gout artritis (nyeri sendi akibat kristal urat) pada anak sangat jarang.

Asam urat, kata Wilson, merupakan produk akhir metabolisme purin yang berasal dari makanan tinggi purin, metabolisme sel tubuh sendiri, dan gangguan ekskresi (pengeluaran) ginjal.

Secara normal, tubuh menjaga keseimbangan antara produksi dan ekskresi asam urat melalui ginjal dan feses. Ketika produksi meningkat atau pembuangan menurun, terjadilah hiperurisemia.

“Pada anak-anak, hiperurisemia lebih sering menjadi manifestasi atau tanda sekunder dari penyakit lain, bukan karena gaya hidup semata (seperti pada orang dewasa),” imbuh Wilson.

Mengutip penelitian Kubota (2019), tingginya asam urat atau hiperurisemia sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja. Sebagian penderita asam urat diketahui memiliki penyakit penyerta atau kondisi yang mendasarinya.

Penelitian tersebut menjelaskan bahwa hiperurisemia umumnya disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti Down Syndrome, kelainan metabolik atau genetik, serta penyakit jantung bawaan. Selain itu, kondisi akut seperti gastroenteritis, asma bronkial yang menyebabkan hipoksia, penyakit ganas, dan efek samping obat juga dapat menjadi pemicu.

Artikel yang sama juga menegaskan bahwa pada anak-anak dan remaja yang sehat, obesitas merupakan faktor utama penyebab meningkatnya kadar asam urat.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelusuran fakta, klaim bahwa memandikan anak setelah makan dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dan gangguan ginjal adalah salah dan menyesatkan (false and misleading).

Tidak ada bukti ilmiah atau mekanisme biokimia yang mendukung hubungan antara mandi air dingin setelah makan dengan gangguan metabolisme purin, peningkatan kadar asam urat, atau kerusakan ginjal. Paparan air dingin hanya menimbulkan efek fisiologis sementara, seperti rasa mual atau kembung, akibat perubahan sementara pada aliran darah tubuh setelah makan.

Kadar asam urat yang tinggi (hiperurisemia) lebih dipengaruhi oleh faktor lain, seperti pola makan tinggi purin (jeroan, daging merah, seafood tertentu), gangguan fungsi ginjal, konsumsi alkohol dan fruktosa tinggi, obesitas, atau kondisi medis tertentu.

Pada anak-anak, kasus asam urat tinggi sangat jarang dan umumnya menjadi gejala sekunder dari penyakit lain, bukan karena kebiasaan seperti mandi setelah makan.

closeAdvertisementsgeneral_URL_gpt_producer-2025

Rujukan