(GFD-2025-29628) Keliru: Cina Umumkan Kemunculan Virus Baru pada Oktober 2025

Sumber:
Tanggal publish: 22/10/2025

Berita

SEBUAH konten beredar di Instagram [arsip] dengan klaim, pemerintah Cina mengumumkan kemunculan virus baru pada Oktober 2025. Konten itu juga menyebut Cina memberlakukan penguncian wilayah mendadak dan menurunkan tim media ke beberapa daerah.

Unggahan pada 17 Oktober 2025 itu disertai foto sejumlah orang mengenakan pakaian hazmat. Pemilik akun menulis, “Para ahli dunia kini ikut siaga. Asal-usul dan tingkat bahaya virus ini masih belum jelas, tapi penanganan cepat jadi kunci utama. Kejadian ini kembali mengingatkan dunia bahwa ancaman penyakit dari hewan ke manusia belum berakhir.”



Hingga artikel ini dibuat, sedikitnya 23.507 warganet menyukai unggahan tersebut. Namun, benarkah ada virus baru yang muncul di Cina pada Oktober 2025?

Hasil Cek Fakta

Tempo memverifikasi konten tersebut dengan melakukan pencarian gambar terbalik Google Images Search dan menelusuri pemberitaan dari media kredibel. Hasilnya, tidak ada penemuan virus baru yang diumumkan oleh pemerintah Cina baru-baru ini.



Foto yang digunakan dalam konten itu berasal dari karya fotografer Reuters, Thomas Peter. Takarir foto tersebut berbunyi, “Petugas keamanan dengan pakaian pelindung menjaga perimeter kompleks perumahan yang dikunci setelah wabah lokal penyakit virus corona (COVID-19) di Beijing, Tiongkok, 11 November 2021.”

Dalam artikelnya, Reuters melaporkan temuan Komisi Kesehatan Nasional Cina pada 16 November 2021 tentang 31 kasus baru virus corona, bukan peristiwa pada 2025. Dari jumlah itu, delapan kasus merupakan penularan lokal yang ditemukan di Kota Dalian, Provinsi Liaoning, timur laut Cina.

Menurut data terbaru Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada 29 September hingga 5 Oktober 2025, total 59.911 sampel diuji untuk SARS-CoV-2 di 79 negara. WHO mengumpulkannya dari jaringan global pusat surveilans virologi sentinel dan sistematis. 

Dari seluruh sampel yang diuji, sebanyak 4.085 atau 6,8 persen dinyatakan positif virus. Selama periode ini, aktivitas SARS-CoV-2 tercatat stabil secara global, meski terdapat variasi di sejumlah wilayah WHO. Peningkatan kasus terjadi di beberapa kawasan seperti Amerika Tengah dan Karibia, Amerika Selatan Tropis, Eropa Barat Daya, Utara, dan Timur, Afrika Selatan, serta Asia Barat dan Timur.

Dalam periode 8 September hingga 5 Oktober 2025, sebanyak 88 negara di lima wilayah WHO melaporkan kasus baru COVID-19. Selama 28 hari itu, total 157.539 kasus baru tercatat, meningkat dibanding 122.272 kasus dari 89 negara pada periode 28 hari sebelumnya. Secara keseluruhan, 30 negara di Afrika, Amerika, dan Eropa menunjukkan kenaikan kasus baru lebih dari 10 persen.

Dilansir dari China Daily, gelombang epidemi COVID-19 saat ini di seluruh Cina menunjukkan tren penurunan di beberapa provinsi. Peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina, Liu Qiyong, menyebutkan bahwa penyebaran infeksi COVID-19 memang meningkat sejak Maret, meskipun penularan penyakit pernafasan akut lainnya tetap rendah.

Data pemantauan juga menunjukkan bahwa aktivitas COVID-19 di provinsi-provinsi selatan lebih aktif daripada di wilayah utara. Namun, jumlah kunjungan klinik demam dan kasus parah yang terdokumentasi secara nasional belum melampaui tingkat sebelumnya selama putaran epidemi sebelumnya. Tidak ada dampak signifikan, sehingga layanan kesehatan berjalan normal.

“Sebagian besar kasus bersifat ringan dan alat tes serta obat-obatan yang tersedia saat ini tetap efektif,” ujarnya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelusuran Tempo, klaim pemerintah Cina mengumumkan kemunculan virus baru pada Oktober 2025 adalah keliru. Tidak ada penemuan virus baru yang diumumkan oleh pemerintah Cina baru-baru ini. Foto yang digunakan dalam konten merupakan foto dari peristiwa wabah lokal penyakit virus corona (COVID-19) di Beijing, Tiongkok, pada 16 November 2021, bukan 2025.

Rujukan