(GFD-2025-29491) Menyesatkan: Aksi Polisi Prancis Lempar Borgol untuk Dukung Demonstran

Sumber:
Tanggal publish: 09/10/2025

Berita

SEBUAH video beredar di TikTok, Facebook, dan Threads [arsip] pada 3 Oktober 2025 dengan klaim polisi di Prancis mendukung demonstrasi dengan membuang borgol.

Video itu memperlihatkan puluhan orang yang diklaim sebagai polisi melempar borgol ke tanah. “Viral Polisi Prancis Menolak Perintah Penguasa Untuk menangkap Para Demonstrasi,” tulis pengunggah video tersebut.



Namun, benarkah video yang beredar memperlihatkan polisi Prancis dalam aksi menolak perintah pemerintah untuk menangkap demonstran?

Hasil Cek Fakta

Tempo menggunakan aplikasi pencarian gambar terbalik untuk memverifikasi video tersebut. Berdasarkan bukti-bukti yang dapat diverifikasi, klaim dalam konten tersebut tidak akurat.  



Video yang beredar mirip unggahan dari agensi berita Ruptly pada pertengahan Juni 2020. Klip itu disertai keterangan sebagai aksi protes polisi Perancis di sekitar Monumen Arc de Triomphe di kota Paris. Aksi protes oleh polisi Prancis itu juga diberitakan BBC.

Hal itu diawali demonstrasi anti rasisme di Perancis sebagai bagian aksi Black Lives Matter yang berlangsung di sejumlah negara. Gerakan Black Lives Matter muncul sebagai protes publik di Amerika Serikat setelah polisi membunuh George Floyd, seorang keturunan Afrika-Amerika di Minneapolis. 

George Floyd tewas setelah polisi Amerika, Derek Chauvin, mencekik lehernya selama 9 menit 28 detik. Chauvin kemudian dipecat dan dihukum 22,5 tahun penjara.

Gerakan Black Lives Matter itu menular di Prancis yang memiliki kasus serupa pada 2016.

Perwakilan demonstran di Prancis kemudian menemui Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner. Sang menteri setuju untuk menghapus tindakan polisi berupa mencekik leher sebagai bagian penegakan hukum. Ia juga menjanjikan “nol toleransi” terhadap aksi rasisme dalam penegakan hukum.

Namun keputusan Castaner itu mengundang reaksi dari institusi kepolisian Prancis. Menurut mereka, tidak ada yang bisa menggantikan tindakan ‘mencekik leher’ terduga penjahat. 

Selain itu, mereka menyatakan, mencekik leher sesuai standar saat polisi harus memasang borgol pada terduga penjahat dengan durasi kurang dari delapan menit.

Sebelumnya, video tersebut beredar dengan klaim polisi Prancis menggelar aksi melempar borgol untuk menentang kebijakan pemerintah saat pandemi COVID-19. 

Narasi tersebut telah dibantah oleh organisasi pemeriksa fakta Hong Kong Baptist University dan sebuah LSM di Turki Dogrulukpayi.com.

Kesimpulan

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan aksi polisi Prancis melempar borgol sebagai tanda menolak arahan pemerintah untuk menangkap demonstran adalah klaim menyesatkan.

Rujukan