SEBUAH konten dengan klaim jatuhnya meteor yang menyebabkan jalan tol Cirebon terbakar, beredar di X [arsip] dan Facebook [arsip].
Video itu memperlihatkan seorang pengendara mobil merekam kobaran api besar yang menyala di dekat jalan tol Ciperna. Video itu beredar di tengah kabar adanya meteor yang melintasi langit Cirebon, Jawa Barat.
Namun, benarkah kobaran api tersebut disebabkan meteor yang jatuh di Cirebon?
(GFD-2025-29479) Keliru: Kebakaran di Jalan Tol Cirebon karena Meteor Jatuh
Sumber:Tanggal publish: 08/10/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu menggunakan pencarian gambar terbalik dan membandingkan narasinya dengan informasi dari sumber kredibel. Hasilnya, kebakaran dalam video itu tidak disebabkan oleh meteor yang jatuh.
Tempo menemukan video itu mulai beredar pada Minggu malam, 5 Oktober 2025. Dilansir dari Antara, Kepala Kepolisian Resor Kota Cirebon Komisaris Besar Sumarni, mengatakan telah memeriksa jalur arteri dan jalan tol di kawasan Ciperna hingga Cirebon timur. Menurut dia, dari pemeriksaan tersebut tak ada bekas meteor jatuh yang menyebabkan lahan yang terbakar.
Menurut Sumarni, kebakaran memang terjadi pada areal perkebunan tebu di daerah Desa Sigong, Lemahabang. Dari tol Kanci-Pejagan, area tersebut berada di areal KM 219-800. Kobaran api areal tebu itu karena sengaja dibakar oleh petani sebelum penanaman kembali.
"Ini kebetulan saja. Memang ada kebakaran di areal tebu di Lemahabang," kata Kapolres Sumarni dikutip dari situs Cirebon Raya, 7 Oktober 2025.
Sebelumnya, warga Cirebon merekam benda langit serupa meteor yang melintas di langit pada Minggu malam, 5 Oktober 2025. Warga juga mendengar dentuman keras di wilayah Kuningan dan Cirebon sekitar pukul 18.35. BMKG Cirebon juga mencatat getaran pada pukul 18:39:12 WIB pada azimut 221.
Peneliti astronomi dan astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin melalui Instagramnya menjelaskan, benda langit tersebut adalah meteor yang cukup besar melintasi langit di daerah Kuningan sampai Cirebon.
Meteor itu bergerak dari arah barat daya sekitar pukul 18.35-18.39. Suara dentuman yang terdengar merupakan gelombang kejut saat meteor memasuki atmoster yang lebih rendah. “Meteor jatuh di laut Jawa,” tulis dia pada 6 Oktober 2025.
Sedangkan, BMKG Stasiun Kertajati mengatakan tidak memiliki instrumen untuk mendeteksi pergerakan meteor atau benda langit lainnya. Suara dentuman bisa disebabkan berbagai hal termasuk sambaran petir, aktivitas gempa bumi atau peristiwa longsor. Termasuk, muncul dari awan konvektif akibat sambaran petir.
"Namun berdasarkan citra satelit, tidak ada indikasi awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat kejadian," kata Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati Muhammad Syifaul Fuad, dikutip dari CNN Indonesia.
Tempo menemukan video itu mulai beredar pada Minggu malam, 5 Oktober 2025. Dilansir dari Antara, Kepala Kepolisian Resor Kota Cirebon Komisaris Besar Sumarni, mengatakan telah memeriksa jalur arteri dan jalan tol di kawasan Ciperna hingga Cirebon timur. Menurut dia, dari pemeriksaan tersebut tak ada bekas meteor jatuh yang menyebabkan lahan yang terbakar.
Menurut Sumarni, kebakaran memang terjadi pada areal perkebunan tebu di daerah Desa Sigong, Lemahabang. Dari tol Kanci-Pejagan, area tersebut berada di areal KM 219-800. Kobaran api areal tebu itu karena sengaja dibakar oleh petani sebelum penanaman kembali.
"Ini kebetulan saja. Memang ada kebakaran di areal tebu di Lemahabang," kata Kapolres Sumarni dikutip dari situs Cirebon Raya, 7 Oktober 2025.
Sebelumnya, warga Cirebon merekam benda langit serupa meteor yang melintas di langit pada Minggu malam, 5 Oktober 2025. Warga juga mendengar dentuman keras di wilayah Kuningan dan Cirebon sekitar pukul 18.35. BMKG Cirebon juga mencatat getaran pada pukul 18:39:12 WIB pada azimut 221.
Peneliti astronomi dan astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin melalui Instagramnya menjelaskan, benda langit tersebut adalah meteor yang cukup besar melintasi langit di daerah Kuningan sampai Cirebon.
Meteor itu bergerak dari arah barat daya sekitar pukul 18.35-18.39. Suara dentuman yang terdengar merupakan gelombang kejut saat meteor memasuki atmoster yang lebih rendah. “Meteor jatuh di laut Jawa,” tulis dia pada 6 Oktober 2025.
Sedangkan, BMKG Stasiun Kertajati mengatakan tidak memiliki instrumen untuk mendeteksi pergerakan meteor atau benda langit lainnya. Suara dentuman bisa disebabkan berbagai hal termasuk sambaran petir, aktivitas gempa bumi atau peristiwa longsor. Termasuk, muncul dari awan konvektif akibat sambaran petir.
"Namun berdasarkan citra satelit, tidak ada indikasi awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat kejadian," kata Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati Muhammad Syifaul Fuad, dikutip dari CNN Indonesia.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan kebakaran karena jatuhnya meteor di dekat jalan tol Ciperna, Cirebon, adalah klaim keliru.
Rujukan
- https://x.com/mediacigadung/status/1974872660552339924?t=hmERE9TlBIViHGQfy_03Mg&s=08
- https://perma.cc/UND8-92UZ
- https://www.facebook.com/reel/1554542469052567
- https://megalodon.jp/2025-1007-1711-45/
- https://www.facebook.com:443/reel/1554542469052567
- https://www.tempo.co/video/arsip/penjelasan-profesor-astronomi-brin-soal-meteor-jatuh-di-cirebon-2076734
- https://www.antaranews.com/berita/5155873/polisi-selidiki-lokasi-fenomena-dugaan-meteor-jatuh-di-cirebon
- https://www.cirebonraya.com/ciayumajakuning/43716043551/meteor-raksasa-jatuh-di-lemahabang-cirebon-kebun-tebu-langsung-terbakar-hebat-begini-penjelasan-kapolresta-cirebon
- https://www.instagram.com/p/DPb3NPQk9mB/?utm_source=ig_embed&ig_rid=77697655-291e-4229-8303-6f4617e25a17
- https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20251006080548-199-1281323/brin-soal-bola-api-dan-dentuman-keras-di-cirebon-meteor-cukup-besar