(GFD-2025-29413) CEK FAKTA: Klaim Prabowo Angka Keracunan MBG Hanya 0,00017 Persen

Sumber:
Tanggal publish: 03/10/2025

Berita



Murianews, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengeklaim angka kasus keracunan MBG hanya 0,00017 persen. Yuk kita cek faktanya.



Diketahui, klaim itu diungkapkan Prabowo saat berpidato di acara Musyawarah Nasional (Munas) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (29/9/2025).



”Ada keracunan makanan, iya, kita hitung dari semua makanan yang keluar, penyimpangan, kekurangan, atau kesalahan itu adalah 0,00017 persen,” katanya, seperti dikutip di Youtube PKS TV, Jumat (3/10/2025).



Prabowo menyebut, persentase itu didapatkan dari jumlah kasus dibandingan dengan capaian penerima MBG yang disebut telah menjangkau 30 juta penerima.



Dalam hitungan kasar, 0,00017 persen dari 30 juta hanya 51 kasus. Benarkah angka keracunan MBG hanya 0,00017 persen dari 30 juta penerima MBG sebagaimana klaim Prabowo?



Simak penelusuran Tim Cek Fakta selengkapnya dihalaman berikut.



Penelusuran...

Hasil Cek Fakta



Tim Cek Fakta Murianews.com mencoba menelusuri klaim Presiden Prabowo yang menyebut angka keracunan MBG hanya 0,00017 persen itu dengan mencari laporan Badan Gizi Nasional (BGN) terkait kejadian luar biasa MBG.



Dalam penelusuran, Tim Cek Fakta Murianews.com menemukan laporan BGN pada Prabowo, Sabtu (27/9/2025). Berdasarkan laporan di situs resmi BGN, Kepala BGN Dadan Hindayana melaporkan telah terjadi 24 kasus kejadian untuk periode 6 Januari sampai 31 Juli 2025.



Kemudian pada periode 1 Agustus hingga 27 September 2025, ada 47 kasus kejadian yang dilaporkan. Total hanya 71 kasus yang dilaporkan dari sekitar 31 juta penerima MBG per September.



Namun, artikel yang diterbitkan 29 September 2025, BGN hanya menyebut angka kasus kejadian, bukan total jumlah korban. Klik di sini untuk melihat laporan tersebut.



Kemudian, BGN memaparkan laporannya terkait MBG pada rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (1/10/2025). Dalam rapat itu, BGN melaporkan, per Selasa (30/9/2025) sebanyak 6.457 orang menjadi korban keracunan MBG.



BGN membagi program dalam tiga wilayah. Wilayah I yang mencakup Pulau Sumatera, Wilayah II di Pulau Jawa, dan Wilayah III mencakup wilayah Indonesia timur.



”Kita lihat di wilayah satu ada yang mengalami gangguan pencernaan sebanyak 1.307, wilayah dua bertambah, tidak lagi 4.147, ditambah dengan yang di Garut mungkin 60 orang,” ucap Dadan dalam rapat.



Untuk berita selengkapnya dapat klik tautan ini.



Hingga kini, belum jelas dari mana Prabowo mendapatkan angka 0,00017 persen tersebut. Sebagai pembanding, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) juga menyediakan data kasus keracunan akibat MBG.



Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Per 27 September 2025, JPPI mencatat ada 8.649 anak mengalami keracunan. Angka tersebut terpaut jauh dengan angka kasus yang dicatat BGN.



Terlepas dari itu, persoalan gizi anak bukanlah angka dan statistika belaka. Keselamatan anak-anak terancam dan sterilisasi SPPG bukan solusi satu-satunya.



Ombudsman Republik Indonesia mengungkap delapan masalah utama dari penyelenggaraan program MBG.



Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menjelaskan, beberapa di antaranya yakni penerapan standar pengolahan makanan yang belum konsisten, khususnya Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP).



Ombudsman juga mendapati ketidaksesuaian mutu bahan baku akibat belum adanya standar Acceptance Quality Limit (AQL) yang tegas.



Selain itu, Ombudsman menilai distribusi makanan belum tertib dan masih membebani guru di sekolah.



Masalah lain dalam catatan Ombudsman, sistem pengawasan MBG belum terintegrasi, masih bersifat reaktif, dan belum sepenuhnya berbasis data. Selengkapnya klik tautan ini.



Kesimpulan...

Kesimpulan



Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Murianews.com, klaim Presiden Prabowo Subianto yang menyebut angka keracunan MBG hanya 0,00017 persen merupakan informasi yang menyesatkan.



Belum jelas dari mana Prabowo mendapatkan angka tersebut. Klaim itu sendiri pun bertolak belakang dengan laporan BGN yang menangani program MBG.