(GFD-2019-2879) [SALAH] Racun Dari Nasi di Magic Com

Sumber: facebook.com
Tanggal publish: 23/07/2019

Berita

Beredar informasi menyebutkan bahwa nasi yang sudah matang dan tidak diangkat dari magiccom (rice cooker) akan menyebabkan nasi mengandung racun. Dalam informasi itu dikatakan pembiaran nasi matang selama 12 jam di dalam rice cooker menyebabkan unsur karbohidrat dalam nasi berubah menjadi racun yang memicu trigliserida, kolesterol, hipertensi, serangan jantung, hingga diabetes melitus.

Berikut kutipan narasinya:

RACUN DARI NASI

Keluarkan nasi dari rice cooker kalau sdh matang. Kalau lebih dari 12 jam menjadi pemicu diabetes.H

Kebiasaan yang Jadi Pemicu Anak Menderita Kanker dan Diabetes

Hari ini saya cukup Shock. Bagaimana tidak, karena ternyata kebiasaan yang selama ini saya anggap sepele, merupakan perbuatan berbahaya untuk anak anak saya. Istilahnya, saya sayang anak tapi saya pula yang setiap hari memberi anak racun. Dengan info ini, saya sangat berterima kasih pada sekolah Zara (anak saya yang masih TK) karena telah mendatangkan seorang konsultan kesehatan, Pak Anto dari Lembaga Konsultan Kanker Indonesia.

Ia sempat menjelaskan bedanya Myom, Tumor, Kista dan Kanker. Tapi saya di artikel ini hanya ingin menceritakan ulang penjelasan Pak Anto yang membuat saya shock.

BAHAYA NASI DARI MAGIC COM

Ini adalah fakta pertama yang membuat saya shock. Tapi syukurlah kalimat tersebut hanya kalimat pembuka Pak Anto saja. Karena nyatanya nasi dari magic com boleh dimakan. Namun dengan syarat, tidak boleh lebih dari 12 jam di dalam magic com dengan kondisi terus terusan dihangatkan.

"Karena nasi yang terus dihangatkan dalam magic com, saat lebih dari 12 jam ia akan berubah menjadi racun”, kata Pak Anto memperingatkan. Sehingga ketika memasak nasi dan sudah matang, ia menyarankan untuk mengeluarkan nasi tersebut dari magic com dan dipindahkan saja di tempat nasi.

Ia melanjutkan, “Nasi yang baik adalah nasi yang dimakan saat sudah dingin, bukan nasi hangat. Karena nasi dingin memiliki kadar gula yang lebih rendah.”. Inilah mengapa sekarang banyak anak menderita diabetes. Karena mereka terbiasa makan nasi hangat dari magic com. Beda dengan orang zaman dahulu yang dimasak di langseng kemudian jika sudah matang akan diletakkan di tempat nasi. Dengan demikian nasi tidak terus menerus dihangatkan.

Saya dan keluarga sering makan di luar. Jadi kadang masak nasi tapi ngga ada yang makan, so magic com jalan teruuus. Besoknya kadang nasi baru terjamah. Hm … yang jelas saya sering sekali meletakkan nasi di magic com lebih dari 12 jam.
Sekarang sejak penataran, seusai nasi matang, magic com langsung saya matikan dan nasi saya dinginkan.

Semoga bermanfa'at.
BATASI NASI DAN GULA ARTINYA BATASI PENYAKIT DI MASA TUA.

"KARBOHIDRAT DAN GULA ADALAH IBU DARI SEGALA PENYAKIT."
(JOHAN YAN)

ANDA MUNGKIN TIDAK MENDUGA BAHWA DISAMPING PERUT BUNCIT, ASUPAN BERLEBIH NASI DAN GULA AKAN MEMBUAT TUBUH ANDA KELEBIHAN :

1. TRIGLISERIDA,
2. KOLESTEROL,
3. HIPERTENSI,
4. JANTUNG KORONER HINGGA ...
5. DIABETES MELITUS ...

DR YU ZONGXIAN MENEKANKAN, KALAU SAJA ORANG YANG MENERIMA BERITA INI BISA LANJUT MENGIRIMKAN KPD 10 ORANG LAIN, MAKA SETIDAKNYA ADA SATU NYAWA YG BISA TERSELAMATKAN ...

AKU SUDAH MELAKUKAN TUGASKU, SEMOGA KAMU JUGA BISA MEMBANTU MELAKUKAN TUGASMU.
TERIMA KASIH !!!

Jangan disimpan ya, gak ada gunanya jg disimpan. Siapa tau bisa menyelamatkan sahabat, teman dan saudara2 kita ???????????? mudah-mudahan bermanfaat ❤❤

Hasil Cek Fakta

Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi tersebut salah. Sebab, kebenaran tentang klaim tersebut sudah dibantah oleh sejumlah ahli gizi. Menurut Spesialis gizi klinik dari Departemen Ilmu Gizi FKUI, dr Anna Maurina Singal, MGizi, SpGK menyebut bahwa pemicu masalah kesehatan tidak dapat hanya satu faktor saja, melainkan multifaktorial.

“Proses tanak beras melalui rice cooker atau magic jar dengan waktu tertentu tidak menentukan seseorang akan mengalami peningkatan glukosa darah atau diabetes melitus,” terangnya.

Selain itu, dr Anna mengatakan, beras merupakan karbohidrat kompleks yang memiliki struktur amilosa dan amilopektin. Rantai amilosa berbentuk garis lurus sedangkan amilopektin berbentuk cabang-cabang. Semakin bercabang suatu rantai, akan semakin banyak molekul yang ditangkap oleh enzim pencernaan sehingga akan lebih meningkatkan kadar glukosa darah.

“Kadar amilosa dan amilopektin sangat berbeda pada tiap varietas beras di Indonesia. Ada varietas beras yang tinggi kadar amilosanya sehingga memiliki kadar indeks glikemik rendah, hal ini baik bagi pasien DM (diabetes melitus) namun harus tetap memperhatikan jumlah secara keseluruhan,” kata dr Anna.

Sama halnya dengan komentar dr Anna, pakar gizi Jansen Ongko, MSc, RD juga menuturkan hal yang sama. Tidak ada efek signifikan terkait jangka waktu pemanasan nasi dengan kesehatan. “Banyak rumah makan yang memanaskan nasi lebih dari 12 jam dan tidak berefek negatif saat dimakan. Selama tidak terkontaminasi dan disimpan dengan baik, aman dikonsumsi,” pungkas Jansen.

Hanya saja, Jansen menegaskan bahwa nasi yang dihangatkan dan memiliki IG lebih tinggi ini perlu dihindari oleh pasien diabetes.

“IG (indeks glikemik) hanya berbahaya untuk pasien diabetes. Tidak bisa disamakan sensitivitas insulin olahragawan, orang sehat dan pasien diabetes. Semua bergantung pada kondisi kesehatan, terutama organ pankreasnya. Ini berarti nasi yang dihangatkan aman dikonsumsi orang sehat,” imbuh Jansen.

Lebih lanjut, Jansen mengatakan bahwa dengan demikian nasi yang dihangatkan aman dikonsumsi oleh orang sehat, bukan pasien diabetes.

Komentar lainnya berasal dari staf Divisi Metabolik Endokrin Departemen Fakultas Kedokteran Unversitas Indonesia (FKUI), Dr. Em Yunir. Ia mengatakan, hal ini belum ada data penelitiannya, sehingga belum diketahui kebenarannya.

“Kalau (nasi) dipanasin apa tidaknya itu relatif ya. Saya tidak terlalu punya datanya, apa benar kalau dipanasin jadi racun?” ujarnya.

Pakar lain, yakni Pakar Gizi Klinik dari RS Medistra, Dr. Cindiawaty Pudjiadi, yang menyebut bahwa ia juga belum menemukan penelitian tentang hal ini.

“Mungkin saja sesudah 12 jam tidak ada pemanasnya lagi, sehingga kemungkinan terkontaminasi bakteri bisa saja. Namun saya belum menemukan penelitian tentang hal ini,” ujarnya.

Em Yunir mengatakan, berita tersebut kurang bisa dipercaya, karena tidak ada penelitian yang mendasarinya, dan hanya berupa testimoni dari seseorang, sehingga bersifat subjektif.

“Hal ini tidak perlu ditakuti masyarakat. Yang penting dalam mengonsumsi nasi, masyarakat sadar dan menyesuaikan dengan kebutuhannya, sehingga tidak berlebihan,” katanya.

Ia menambahkan, selama jumlah nasi yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan, maka sebenarnya aman saja.

Kesimpulan

Berdasarkan hal tersebut, maka klaim pada narasi informasi itu tidak benar. Atas dasar itu, maka informasi itu masuk ke dalam kategori false context.

Rujukan