(GFD-2025-28656) Keliru: Video Perwira TNI Menolak Kenaikan Pajak dan Tunjangan Anggota DPR

Sumber:
Tanggal publish: 27/08/2025

Berita

SEBUAH video beredar di TikTok [arsip], YouTube, Facebook, dan Instagram berisi klaim seorang perwira TNI menolak kenaikan pajak di hadapan Kementerian Keuangan.

Video itu menampilkan pria berseragam TNI berbicara dalam sebuah rapat. Ia menolak kenaikan tunjangan anggota DPR. Namun, tidak disebutkan siapa perwira tersebut dan kapan rapat berlangsung.



Namun, benarkah video itu asli?

Hasil Cek Fakta

Tempo memverifikasi video itu dengan analisis visual dan alat deteksi akal imitasi. Hasilnya, video tersebut bukan peristiwa nyata, melainkan buatan AI.



Dari hasil analisis visual, Tempo menemukan petunjuk dan kejanggalan pada video. Pertama, terdapat teks kecil bertuliskan ‘army-Ai’ dalam video. Teks itu memberikan petunjuk bahwa video dibuat dengan AI.

Kedua, wajah-wajah orang dalam video tidak jelas alias buram sementara seragam dan benda-benda di sekitarnya tampak jelas. Ketiga, pada detik ke-6 saat ada sosok yang berjalan di depan video, sosok dan video tersebut menjadi buram.

Kejanggalan tersebut umum ditemukan pada konten buatan AI.



Hasil uji dengan Hive Moderation juga menunjukkan 98,6 persen pembuatan video melibatkan AI.



Kenaikan Pajak dan Tunjangan DPR

Menurut artikel Tempo, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) naik di 104 daerah, dengan kenaikan bervariasi antara 100-250 persen, misal di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Kenaikan ini terkait target penerimaan negara tahun 2026, yang diharapkan naik 13 persen menjadi Rp 2.357,7 triliun.

Kebijakan pajak ini memicu demonstrasi besar di beberapa daerah, termasuk Pati dan Bone. Sementara itu, DPR akan menerima tunjangan perumahan Rp 50 juta per bulan sebagai bagian dari pendapatan mereka.

Kesimpulan

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan rekaman seorang perwira TNI menyatakan menolak rencana kenaikan pajak dalam rapat bersama pejabat Kemenkeu adalah keliru. Video itu bukan rekaman kejadian nyata, melainkan konten yang dibuat menggunakan AI.

Rujukan