tirto.id - Beredar beragam informasi soal vaksin Human Papillomavirus (HPV) di media sosial. Banyak yang mendukung, tapi tidak sedikit juga yang menentang dan memberi narasi yang keliru.
ADVERTISEMENT
Tirto menemukan sebuah unggahan yang mencurigakan dengan klaim vaksin HPV terkait upaya depopulasi dan membuat kandungan kering serta berujung mandul.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
Sebuah video yang diunggah di TikTok menampilkan purnawirawan Polri, Dharma Pongrekun sedang menyampaikan orasi terkait penolakan vaksin HPV pada anak.
#inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Dalam video dia mengatakan vaksin HPV adalah program depopulasi dengan kedok untuk kesehatan anak. Ia mengklaim bulan imunisasi anak nasional dan pemberian vaksin HPV pada anak bertujuan untuk menurunkan populasi masyarakat karena menyebabkan kemandulan dan membuka celah pada perilaku seks bebas. Video tersebut diunggah oleh akun Tiktok "romla311" (arsip).
#inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
“Dilaksanakan namanya bulan imunisasi anak nasional, apa yang dilakukan? Ada namanya vaksin HPV Human Papillomavirus, yang tujuannya untuk apa, untuk alasannya apa? Mencegah kanker serviks, tetapi dilakukan kepada anak-anak. Tujuannya apa? Untuk membuat kandungannya kering, apa yang terjadi kalau mandul? Apa yang terjadi? Mereka frustasi dan akhirnya mereka akan melakukan seks bebas dimana-mana,” ujar pria dalam video berudurasi 44 detik tersebut.
Periksa Fakta Vaksin HPV Sebabkan Mandul. foto/hotline periksa fakta tirto
ADVERTISEMENT
Hingga artikel ini ditulis, video yang diunggah pada 15 Mei 2025 mendapat 629 penayangan, 14 tanda suka (likes) dan 1 komentar.
Video yang sama juga ditemukan pada platform Snack Video, diunggah oleh akun "Afan Shahraza" dengan mendapatkan 13,4 ribu tanda suka (likes) dan 2.081 komentar dan video serupa ditemukan di Facebook diunggah oleh akun "Adhit Tiandito"
Namun, benarkah klaim vaksin HPV menyebabkan kemandulan?
(GFD-2025-28492) Tidak Benar Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan
Sumber:Tanggal publish: 18/08/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasar informasi Kementrian Kesehatan RI, vaksin HPV adalah vaksin yang diberikan untuk melindungi perempuan dari risiko terinfeksi Human Papillomavirus, penyebab utama kanker leher rahim atau serviks.
Infeksi virus ini yang dapat menular melalui hubungan seksual, berganti-ganti pasangan seksual, merokok, dan memiliki riwayat keluarga dengan kanker serviks.
Kanker serviks menjadi kanker paling umum nomor dua bagi perempuan Indonesia, setelah kanker payudara. Tingkat kematian kanker serviks mencapai 50 persen, dengan angka kematian yang terus meningkat.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menunjukkan bahwa kanker serviks menyumbang sekitar 36.633 kasus di Indonesia per tahun, dengan banyak di antaranya baru terdiagnosis pada stadium lanjut. Oleh karena itu, WHO mendorong setiap negara, termasuk Indonesia, untuk memasukkan vaksin HPV dalam program imunisasi nasional guna menurunkan angka kematian akibat kanker serviks.
Kembali ke klaim video di media sosial terkait klaim vaksin HPV menyebabkan kemandulan, Tirto melakukan penelusuran lebih jauh. Merujuk laporan dari Kemenkes RI dikatakan kalau pemberian vaksin menjadi salah satu upaya menekan anagka kematian akibat kanker serviks.
Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono bahwa ada strategi tiga pilar; vaksinasi untuk anak perempuan dan laki-laki usia 15 tahun, skrining HPV DNA untuk perempuan usia 39 tahun, dan penanganan medis bagi perempuan dengan kanker serviks invasif.
Sementara dalam studi berjudul Human papillomavirus vaccine effectiveness by age at vaccination: A systematic review yang dipublikasikan oleh Human Vaccines & Immunotherapeutics (2023) disebutkan bahwa vaksin HPV bekerja dengan mencegah infeksi sebelum terpapar secara alami sehingga vaksin HPV kemungkinan lebih efektif pada usia yang lebih muda, dan penting untuk memahami bahwa efektivitasnya dapat berkurang jika diberikan pada usia yang lebih tua.
Dokter Caisar Dewi Maulina pada laman Halodoc menyebutkan bahwa American Cancer Society (ACS) dan American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk memulai rangkaian vaksinasi HPV sedini mungkin, yaitu usia 9 tahun. Sehingga orang dapat menyelesaikan vaksinasi sebelum memulai aktivitas seksual.
Sementara terkait klaim vaksin HPV menyebabkan keringnya kantung rahim dan kemandulan. Tirto merujuk laporan dari National Library of Medicine yang menyatakan tidak adanya hubungan antara vaksinasi HPV dan infertilitas pada wanita. Jurnal ini berdasar kasus di Amerika Serikat, terhadap permpuan usia 18–33 Tahun.
Data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional pada tahun 2013-2016 menganalisis untuk menilai kemungkinan infertilitas yang dilaporkan sendiri di antara perempuan berusia 20 hingga 33 tahun, hasilnya tidak ada bukti peningkatan infertilitas di kalangan wanita yang menerima vaksin HPV.
Justru pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi HPV pada kelompok usia anak-anak, remaja dan dewasa. Efektivitas vaksin HPV diklaim hampir 100 persen dan tidak hanya mencegah kanker serviks, tetapi juga kanker anus, penis, mulut, tenggorokan, vagina, dan vulva.
Pada laman Halodoc dr. Rizal Fadli menyebutkan bahwa vaksin HPV cukup aman dan tidak berdampak buruk pada kesuburan atau menyebabkan kemandulan, pemberian vaksin HPV justru bisa mencegah penyakit yang memengaruhi kesehatan reproduksi.
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas, Dian Nuswantoro dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes juga membantah narasi yang beredar di media sosial. Dia mengatakan tidak ada bukti ilmiah maupun mekanisme biologis yang mendukung klaim bahwa vaksin atau imunisasi menyebabkan kemandulan pada pria maupun wanita.
Secara umum vaksin bekerja dengan cara menstimulasi sistem imun membentuk antibodi dan sel memori terhadap patogen atau zat penyebab penyakit tertentu.
"Vaksin HPV itu sendiri tidak memengaruhi ovarium, testis, spermatogenesis, ovulasi, atau hormon reproduksi. Vaksin HPV ditujukan untuk mencegah kanker serviks dan tidak memengaruhi kesuburan. Studi ilmiah justru menunjukkan wanita yang divaksin HPV tetap memiliki tingkat kesuburan normal," terangnya.
Dia menambahkan efek samping vaksin HPV biasanya berupa nyeri, kemerahan, bengkak atau demam, lemas, sakit kepala. Meski begitu tidak ada bukti medis yang menghubungkan vaksin HPV dengan kejadian infertilitas jangka panjang.
WHO dalam artikel yang terbit pada Mei 2017, mengatakan bahwa vaksin HPV harus diperkenalkan sebagai bagian dari strategi terkoordinasi dan komprehensif untuk mencegah kanker serviks dan penyakit lain yang disebabkan oleh HPV.
Infeksi virus ini yang dapat menular melalui hubungan seksual, berganti-ganti pasangan seksual, merokok, dan memiliki riwayat keluarga dengan kanker serviks.
Kanker serviks menjadi kanker paling umum nomor dua bagi perempuan Indonesia, setelah kanker payudara. Tingkat kematian kanker serviks mencapai 50 persen, dengan angka kematian yang terus meningkat.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menunjukkan bahwa kanker serviks menyumbang sekitar 36.633 kasus di Indonesia per tahun, dengan banyak di antaranya baru terdiagnosis pada stadium lanjut. Oleh karena itu, WHO mendorong setiap negara, termasuk Indonesia, untuk memasukkan vaksin HPV dalam program imunisasi nasional guna menurunkan angka kematian akibat kanker serviks.
Kembali ke klaim video di media sosial terkait klaim vaksin HPV menyebabkan kemandulan, Tirto melakukan penelusuran lebih jauh. Merujuk laporan dari Kemenkes RI dikatakan kalau pemberian vaksin menjadi salah satu upaya menekan anagka kematian akibat kanker serviks.
Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono bahwa ada strategi tiga pilar; vaksinasi untuk anak perempuan dan laki-laki usia 15 tahun, skrining HPV DNA untuk perempuan usia 39 tahun, dan penanganan medis bagi perempuan dengan kanker serviks invasif.
Sementara dalam studi berjudul Human papillomavirus vaccine effectiveness by age at vaccination: A systematic review yang dipublikasikan oleh Human Vaccines & Immunotherapeutics (2023) disebutkan bahwa vaksin HPV bekerja dengan mencegah infeksi sebelum terpapar secara alami sehingga vaksin HPV kemungkinan lebih efektif pada usia yang lebih muda, dan penting untuk memahami bahwa efektivitasnya dapat berkurang jika diberikan pada usia yang lebih tua.
Dokter Caisar Dewi Maulina pada laman Halodoc menyebutkan bahwa American Cancer Society (ACS) dan American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk memulai rangkaian vaksinasi HPV sedini mungkin, yaitu usia 9 tahun. Sehingga orang dapat menyelesaikan vaksinasi sebelum memulai aktivitas seksual.
Sementara terkait klaim vaksin HPV menyebabkan keringnya kantung rahim dan kemandulan. Tirto merujuk laporan dari National Library of Medicine yang menyatakan tidak adanya hubungan antara vaksinasi HPV dan infertilitas pada wanita. Jurnal ini berdasar kasus di Amerika Serikat, terhadap permpuan usia 18–33 Tahun.
Data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional pada tahun 2013-2016 menganalisis untuk menilai kemungkinan infertilitas yang dilaporkan sendiri di antara perempuan berusia 20 hingga 33 tahun, hasilnya tidak ada bukti peningkatan infertilitas di kalangan wanita yang menerima vaksin HPV.
Justru pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi HPV pada kelompok usia anak-anak, remaja dan dewasa. Efektivitas vaksin HPV diklaim hampir 100 persen dan tidak hanya mencegah kanker serviks, tetapi juga kanker anus, penis, mulut, tenggorokan, vagina, dan vulva.
Pada laman Halodoc dr. Rizal Fadli menyebutkan bahwa vaksin HPV cukup aman dan tidak berdampak buruk pada kesuburan atau menyebabkan kemandulan, pemberian vaksin HPV justru bisa mencegah penyakit yang memengaruhi kesehatan reproduksi.
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas, Dian Nuswantoro dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes juga membantah narasi yang beredar di media sosial. Dia mengatakan tidak ada bukti ilmiah maupun mekanisme biologis yang mendukung klaim bahwa vaksin atau imunisasi menyebabkan kemandulan pada pria maupun wanita.
Secara umum vaksin bekerja dengan cara menstimulasi sistem imun membentuk antibodi dan sel memori terhadap patogen atau zat penyebab penyakit tertentu.
"Vaksin HPV itu sendiri tidak memengaruhi ovarium, testis, spermatogenesis, ovulasi, atau hormon reproduksi. Vaksin HPV ditujukan untuk mencegah kanker serviks dan tidak memengaruhi kesuburan. Studi ilmiah justru menunjukkan wanita yang divaksin HPV tetap memiliki tingkat kesuburan normal," terangnya.
Dia menambahkan efek samping vaksin HPV biasanya berupa nyeri, kemerahan, bengkak atau demam, lemas, sakit kepala. Meski begitu tidak ada bukti medis yang menghubungkan vaksin HPV dengan kejadian infertilitas jangka panjang.
WHO dalam artikel yang terbit pada Mei 2017, mengatakan bahwa vaksin HPV harus diperkenalkan sebagai bagian dari strategi terkoordinasi dan komprehensif untuk mencegah kanker serviks dan penyakit lain yang disebabkan oleh HPV.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, tidak ditemukan data atau keterangan resmi yang menyebutkan pemberian vaksin HPV kepada anak-anak dapat menyebabkan keringnya kantung rahim atau kemandulan.
Vaksin HPV akan bekerja dengan membantu tubuh memproduksi antibodi untuk melawan virus HPV. Selain itu vaksin HPV akan lebih efektif pada usia yang lebih muda dan efektivitasnya dapat berkurang jika diberikan pada usia yang lebih tua.
Sehingga narasi vaksin HPV sebagai sarana depopulasi, penyebab kemandulan, dan pemicu perilaku seks bebas tidak memiliki dasar ilmiah. Kemenkes RI bersama WHO dan berbagai pakar kesehatan menegaskan bahwa vaksin diberikan sebagai langkah preventif yang sangat penting untuk kesehatan perempuan, khususnya untuk mencegah kanker serviks.
Dengan demikian klaim bahwa vaksin HPV bertujuan untuk depopulasi, memicu kemandulan dan melegalkan seks bebas bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap kl
Vaksin HPV akan bekerja dengan membantu tubuh memproduksi antibodi untuk melawan virus HPV. Selain itu vaksin HPV akan lebih efektif pada usia yang lebih muda dan efektivitasnya dapat berkurang jika diberikan pada usia yang lebih tua.
Sehingga narasi vaksin HPV sebagai sarana depopulasi, penyebab kemandulan, dan pemicu perilaku seks bebas tidak memiliki dasar ilmiah. Kemenkes RI bersama WHO dan berbagai pakar kesehatan menegaskan bahwa vaksin diberikan sebagai langkah preventif yang sangat penting untuk kesehatan perempuan, khususnya untuk mencegah kanker serviks.
Dengan demikian klaim bahwa vaksin HPV bertujuan untuk depopulasi, memicu kemandulan dan melegalkan seks bebas bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap kl
Rujukan
- https://aurum.tirto.id/gold/ck.php?oaparams=2__bnnid=2165__znnid=318__cb=bac3c94711__oadest=
- https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fdiajeng
- https://www.tiktok.com/@romla311/video/7504367316516277509?is_from_webapp=1
- https://archive.ph/wip/9eAs2
- https://aurum.tirto.id/gold/ck.php?oaparams=2__bnnid=2107__znnid=319__cb=a6dce4704f__oadest=
- https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fbisnis-tirto%2Fbyte
- https://www.snackvideo.com/@afanshahraza739/video/5260072998676314203?userId=150001470279625&photoId=5260072998676314203&cc=COPY_LINK×tamp=1755309868778&language=in-id&share_device_id=ANDROID_3e56c2e49ea71a2c&share_uid=150001704721063&share_id=ANDROID_3e56c2e49ea71a2c_1755309866182&sharePage=photo&share_item_type=photo&share_item_info=5260072998676314203&fid=150001704721063&et=1_a%2F4850719249375763679_sr0&album_id=85009012152599564&shareEnter=1&kpn=KWAI_BULLDOG&authorKwaiId=afanshahraza739&translateKey=religion_5_link_4_new&shareBucket=in&pwa_source=share&shareCountry=null&shareBiz=photo&short_key=Uod1OwVp&PWA_share_N_string=20&request_source=1001&share_redirect_switch_choice=pwa
- https://www.facebook.com/reel/343582835463516
- https://ayosehat.kemkes.go.id/apa-itu-vaksin-hpv
- https://www.who.int/indonesia/id/news/detail/09-08-2023-national-launch-of-human-papillomavirus-(hpv)-immunization-expansion
- https://kemkes.go.id/id/kemenkes-tegaskan-komitmen-eliminasi-kanker-serviks-36-ribu-kasus-baru-terdeteksi-setiap-tahun
- https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/21645515.2023.2239085#abstract
- https://www.halodoc.com/kesehatan/vaksin-hpv
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7255493/
- https://www.halodoc.com/artikel/kemenkes-vaksin-hpv-tidak-sebabkan-kemandulan
- https://web.archive.org/web/20170908182642/
- https://apps.who.int/iris/bitstream/10665/255353/1/WER9219.pdf?ua=1