KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan video yang diklaim menampilkan warga Israel melarikan diri melewati pengunungan.
Namun, setelah ditelusuri unggahan itu keliru dan perlu diluruskan. Video yang beredar tidak terkait dengan konflik Israel dan Iran.
Video yang diklaim menampilkan warga Israel melarikan diri salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.
Dalam video tampak sejumlah orang sedang berjalan melewati pengunungan. Video tersebut ditempeli bendera Israel dan diberi keterangan demikian:
Lari..hahahah Tau takut
Akun Facebook Video yang diklaim menampilkan warga Israel melarikan diri
(GFD-2025-27566) [KLARIFIKASI] Video Warga Israel Kabur Lewati Pegunungan adalah Rekayasa AI
Sumber:Tanggal publish: 24/06/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri sumber video tersebut menggunakan teknik reverse image search.
Hasil penelusuran menunjukkan video identik dengan unggahan akun TikTok @nedoyatrisoch pada 29 Mei 2025.
Dalam video terdapat tulisan yang menerangkan bahwa video menampilkan wilayah Rup Partan Dolpa di Nepal.
Kendati begitu, pengunggah video telah melabeli konten tersebut sebagai rekayasa artificial intelligence (AI).
Akun TikTok @nedoyatrisoch sebelumnya juga mengunggah video serupa pada 1 Juni 2025 ini dan melabelinya sebagai rekayasa AI.
Dikutip dari The Times of Israel, Pemerintah Israel secara resmi melarang warga negaranya untuk bepergian ke luar negeri usai konflik dengan Iran memanas. Bandara Ben Gurion di Tel Aviv ditutup sejak 13 Juni 2025.
Namun, pada 23 Juni 2025 dilaporkan bahwa Pemerintah Israel diperkirakan akan mengizinkan lebih dari 1.000 orang meninggalkan negaranya melalui Bandara Ben Gurion.
Penerbangan itu memiliki batasan ketat, satu pesawat hanya diisi oleh 50 orang penumpang. Kebijakan itu diambil agar warga negara asing yang tertahan di Israel bisa kembali ke negara asalnya.
Sementara, laporan surat kabar Haaretz pada 17 Juni 2025 menyebutkan bahwa ratusan orang di Israel mencoba melarikan diri ke Siprus menggunakan kapal pesiar di dermaga Herzliya.
Dilansir Palestinechronicle.com, artikel yang diterbitkan Haaretz itu mengutip sebuah grup Facebook yang membahas soal jalur pelarian melalui laut.
Dalam laporan itu disebutkan beberapa penumpang membayar sekitar 2.500 shekel untuk perjalanan yang bisa memakan waktu hingga 25 jam.
Sementara yang lain menyebut harganya bergantung pada jenis kapal pesiar, fasilitas yang ditawarkan, dan seberapa cepat kapal itu berlayar.
Beberapa orang yang diwawancarai di dermaga Herzliya mengaku, mereka melarikan diri dari Israel karena ancaman serangan rudal Iran. Namun, tidak sedikit yang enggan memberikan keterangan ketika diwawancara.
Beberapa orang juga mengaku tidak tinggal di Israel. Ada pula yang mengaku pergi wilayah Israel untuk berkumpul dengan anak dan pasangan di luar negeri.
Hasil penelusuran menunjukkan video identik dengan unggahan akun TikTok @nedoyatrisoch pada 29 Mei 2025.
Dalam video terdapat tulisan yang menerangkan bahwa video menampilkan wilayah Rup Partan Dolpa di Nepal.
Kendati begitu, pengunggah video telah melabeli konten tersebut sebagai rekayasa artificial intelligence (AI).
Akun TikTok @nedoyatrisoch sebelumnya juga mengunggah video serupa pada 1 Juni 2025 ini dan melabelinya sebagai rekayasa AI.
Dikutip dari The Times of Israel, Pemerintah Israel secara resmi melarang warga negaranya untuk bepergian ke luar negeri usai konflik dengan Iran memanas. Bandara Ben Gurion di Tel Aviv ditutup sejak 13 Juni 2025.
Namun, pada 23 Juni 2025 dilaporkan bahwa Pemerintah Israel diperkirakan akan mengizinkan lebih dari 1.000 orang meninggalkan negaranya melalui Bandara Ben Gurion.
Penerbangan itu memiliki batasan ketat, satu pesawat hanya diisi oleh 50 orang penumpang. Kebijakan itu diambil agar warga negara asing yang tertahan di Israel bisa kembali ke negara asalnya.
Sementara, laporan surat kabar Haaretz pada 17 Juni 2025 menyebutkan bahwa ratusan orang di Israel mencoba melarikan diri ke Siprus menggunakan kapal pesiar di dermaga Herzliya.
Dilansir Palestinechronicle.com, artikel yang diterbitkan Haaretz itu mengutip sebuah grup Facebook yang membahas soal jalur pelarian melalui laut.
Dalam laporan itu disebutkan beberapa penumpang membayar sekitar 2.500 shekel untuk perjalanan yang bisa memakan waktu hingga 25 jam.
Sementara yang lain menyebut harganya bergantung pada jenis kapal pesiar, fasilitas yang ditawarkan, dan seberapa cepat kapal itu berlayar.
Beberapa orang yang diwawancarai di dermaga Herzliya mengaku, mereka melarikan diri dari Israel karena ancaman serangan rudal Iran. Namun, tidak sedikit yang enggan memberikan keterangan ketika diwawancara.
Beberapa orang juga mengaku tidak tinggal di Israel. Ada pula yang mengaku pergi wilayah Israel untuk berkumpul dengan anak dan pasangan di luar negeri.
Kesimpulan
Video yang diklaim menampilkan warga Israel melarikan diri melewati pengunungan adalah keliru.
Faktanya, video itu tidak terkait dengan konflik Israel dan Iran. Video telah beredar sejak 29 Mei 2025, pengunggah melabeli video tersebut dihasikan oleh AI.
Faktanya, video itu tidak terkait dengan konflik Israel dan Iran. Video telah beredar sejak 29 Mei 2025, pengunggah melabeli video tersebut dihasikan oleh AI.
Rujukan
- https://www.facebook.com/share/r/16WE3NFay7/
- https://www.facebook.com/share/r/19UZ4ktUjf/?mibextid=9drbnH
- https://www.facebook.com/share/p/19mK4LBaZC/
- https://www.tiktok.com/@nedoyatrisoch/video/7509889530003000583
- https://www.tiktok.com/@nedoyatrisoch/video/7510952867788754194
- https://www.timesofisrael.com/israel-to-allow-outbound-flights-starting-monday-restricted-to-50-passengers-per-plane/
- https://www.palestinechronicle.com/hundreds-fleeing-israel-by-boat-to-cyprus-as-iran-israel-war-escalates-report/
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D