KOMPAS.com - Penyakit TBC diklaim kembali merebak di Indonesia sejak rencana pemerintah menjalin kerja sama dengan Gates Foundation untuk uji klinis vaksin TBC diumumkan.
Pengembangan vaksin TBC tersebut didanai oleh Gates Foundation, yayasan amal yang didirikan oleh pendiri Microsoft, Bill Gates.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu perlu diluruskan.
Narasi yang mengeklaim, kasus TBC di Indonesia merebak setelah rencana uji klinis vaksin TBC dibagikan oleh akun Facebook ini pada Rabu (14/5/2025).
Berikut narasi yang dibagikan:
Tiba tiba hama TBC melanda...apa benar itu..semoga kita semua d lindungi Alloh SWT..hati2..jaga pola makan mu dan anak2mu..hati2 dengan racun d luar rumah..mau dari air atau makanan...jaga keluargamu dari semua ini...
(GFD-2025-27010) [KLARIFIKASI] Tidak Benar Kasus TBC Merebak Sejak Rencana Uji Klinis Vaksin Diumumkan
Sumber:Tanggal publish: 16/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Narasi tersebut mengutip pemberitaan Tirto.id yang dipublikasikan di akun Instagram resmi media tersebut pada Rabu (14/5/2025).
Dalam pemberitaan itu, Kepala Dinas Kesehatan Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Ani Ruspitawati, mengatakan saat ini terdapat 274 Rukun Warga (RW) di Jakarta berstatus siaga penyakit TBC.
Pemetaan 274 RW dengan status siaga TBC itu menjadi bagian dari pengendalian kasus penyakit TBC di Jakarta yang saat ini angkanya sudah sangat tinggi.
Pemberitaan tersebut tak berselang lama setelah Presiden Prabowo Subianto pada 7 Mei 2025 mengumumkan rencana uji klinis vaksin TBC yang didanai Gates Foundation di Indonesia.
Kendati demikian, tidak benar bahwa penyakit TBC merebak setelah rencana itu diumumkan.
Dikutip dari situs TB Indonesia yang dikelola Kementerian Kesehatan (Kemenkes), TBC adalah penyakit yang telah sejak lama ditemukan di Indonesia.
TBC di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Catatan tertua TBC di Indonesia ditemukan pada salah satu relief Candi Borobudur pada abad ke-8 Masehi.
Sejak periode Hindia Belanda juga ada beberapa catatan terkait kegiatan TB.
Misalnya, perkumpulan Centrale Vereniging Voor Tuberculose Bestrijding (CVT) dibentuk pada 1908, dan pada 1939 didirikan 15 sanatorium untuk perawatan pasien TBC paru dan 20 consultatiebureau yang memberi penyuluhan dan pengobatan.
Setelah Indonesia merdeka, didirikan Lembaga Pemberantasan Penyakit Paru-paru (LP4) di Yogyakarta. Lembaga tersebut disebarluaskan hingga ke 53 lokasi.
Bahkan, pahlawan besar Indonesia, Jenderal Soedirman, meninggal dunia pada 1950 karena penyakit TBC yang dideritanya.
Sementara itu, diberitakan Kompas.id, data Kemenkes menunjukkan bahwa kasus TBC di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak 2021.
Kasus TBC di Indonesia diestimasikan mencapai 1.060.000 kasus. Jumlah itu meningkat dibandingkan 2021 yang sebanyak 969.000 kasus dan 2020 sebanyak 824.000 kasus.
Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia, setelah India dengan jumlah kasus tuberkulosis mencapai 2,95 juta.
Dalam pemberitaan itu, Kepala Dinas Kesehatan Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Ani Ruspitawati, mengatakan saat ini terdapat 274 Rukun Warga (RW) di Jakarta berstatus siaga penyakit TBC.
Pemetaan 274 RW dengan status siaga TBC itu menjadi bagian dari pengendalian kasus penyakit TBC di Jakarta yang saat ini angkanya sudah sangat tinggi.
Pemberitaan tersebut tak berselang lama setelah Presiden Prabowo Subianto pada 7 Mei 2025 mengumumkan rencana uji klinis vaksin TBC yang didanai Gates Foundation di Indonesia.
Kendati demikian, tidak benar bahwa penyakit TBC merebak setelah rencana itu diumumkan.
Dikutip dari situs TB Indonesia yang dikelola Kementerian Kesehatan (Kemenkes), TBC adalah penyakit yang telah sejak lama ditemukan di Indonesia.
TBC di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Catatan tertua TBC di Indonesia ditemukan pada salah satu relief Candi Borobudur pada abad ke-8 Masehi.
Sejak periode Hindia Belanda juga ada beberapa catatan terkait kegiatan TB.
Misalnya, perkumpulan Centrale Vereniging Voor Tuberculose Bestrijding (CVT) dibentuk pada 1908, dan pada 1939 didirikan 15 sanatorium untuk perawatan pasien TBC paru dan 20 consultatiebureau yang memberi penyuluhan dan pengobatan.
Setelah Indonesia merdeka, didirikan Lembaga Pemberantasan Penyakit Paru-paru (LP4) di Yogyakarta. Lembaga tersebut disebarluaskan hingga ke 53 lokasi.
Bahkan, pahlawan besar Indonesia, Jenderal Soedirman, meninggal dunia pada 1950 karena penyakit TBC yang dideritanya.
Sementara itu, diberitakan Kompas.id, data Kemenkes menunjukkan bahwa kasus TBC di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak 2021.
Kasus TBC di Indonesia diestimasikan mencapai 1.060.000 kasus. Jumlah itu meningkat dibandingkan 2021 yang sebanyak 969.000 kasus dan 2020 sebanyak 824.000 kasus.
Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia, setelah India dengan jumlah kasus tuberkulosis mencapai 2,95 juta.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim kasus TBC di Indonesia merebak setelah rencana uji klinis vaksin TBC diumumkan perlu diluruskan.
TBC adalah penyakit yang telah sejak lama ditemukan di Indonesia. Saat ini, Indonesia menjadi negara kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak.
TBC adalah penyakit yang telah sejak lama ditemukan di Indonesia. Saat ini, Indonesia menjadi negara kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak.
Rujukan
- https://www.facebook.com/budi.amar.18/posts/pfbid02SZS8qYV1BVybW8tYAHQBAaPRbW91ZqjDMSY5qS97xxzAezSvGYPh6JXgUt4R98kul
- https://www.instagram.com/p/DJn6wLrSpvd/
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/05/08/132600682/mengenal-vaksin-tbc-bill-gates-yang-akan-uji-coba-di-indonesia
- https://www.tbindonesia.or.id/pustaka-tbc---tentan/sejarah-tbc-di-indonesia/
- https://www.kompas.id/baca/humaniora/2024/07/04/tuberkulosis-1
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D