KOMPAS.com - Di jagat maya beredar tangkap layar sebuah artikel dengan judul yang mengeklaim Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyebut orang yang meragukan ijazah Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi) sebagai kaum radikal.
Artikel itu diklaim diterbitkan media Tempo pada 29 April 2025. Namun, setelah ditelusuri konten tersebut merupakan hasil manipulasi.
Sebagai konteks, isu soal keaslian ijazah Jokowi saat ini masih menjadi polemik. Teranyar, sejumlah orang yang tergabung dalam Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) meragukan keaslian ijazah Jokowi sebagai lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Artikel Dedi Mulyadi menyebut orang yang meragukan ijazah Jokowi sebagai kaum radikal muncul di media sosial, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini. ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan tangkapan layar artikel berjudul: "Dedi Mulyadi: Hanya Kaum Radikal Yang Meragukan Ijazah Pak Jokowi, Tangkap Dan Penjarakan Orang-Orang Yang Menebar Fitnah Kepada Presiden ke-7 Indonesia".
(GFD-2025-26820) [HOAKS] Dedi Mulyadi Sebut Orang yang Ragukan Ijazah Jokowi sebagai Kaum Radikal
Sumber:Tanggal publish: 05/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Ketika dicermati, konten tersebut tampak janggal. Hal itu bisa dilihat dari judul artikel yang sangat panjang dan penggunaan kata yang tidak efektif.
Setelah ditelusuri, di laman Tempo.co tidak ditemukan artikel soal Dedi Mulyadi menyebut orang yang meragukan ijazah Jokowi sebagai kaum radikal.
Konten yang beredar memanipulasi artikel di laman Tempo.co ini berjudul "Dedi Mulyadi Akan Jadikan Vasektomi sebagai Syarat Terima Bansos".
Artikel aslinya memuat pernyataan Dedi soal rencana kebijakan agar vasektomi atau KB pria menjadi syarat masyarakat prasejahtera di Jawa Barat mendapat bantuan sosial (bansos).
Dedi juga mengusulkan, warga yang bersedia vasektomi akan diberi insentif Rp 500 ribu.
Menurut Dedi, kebijakan itu bertujuan agar angka kelahiran bisa diatur sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan.
Setelah ditelusuri, di laman Tempo.co tidak ditemukan artikel soal Dedi Mulyadi menyebut orang yang meragukan ijazah Jokowi sebagai kaum radikal.
Konten yang beredar memanipulasi artikel di laman Tempo.co ini berjudul "Dedi Mulyadi Akan Jadikan Vasektomi sebagai Syarat Terima Bansos".
Artikel aslinya memuat pernyataan Dedi soal rencana kebijakan agar vasektomi atau KB pria menjadi syarat masyarakat prasejahtera di Jawa Barat mendapat bantuan sosial (bansos).
Dedi juga mengusulkan, warga yang bersedia vasektomi akan diberi insentif Rp 500 ribu.
Menurut Dedi, kebijakan itu bertujuan agar angka kelahiran bisa diatur sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan.
Kesimpulan
Judul artikel Dedi Mulyadi menyebut orang yang meragukan ijazah sebagai kaum radikal merupakan hasil manipulasi. Konten itu hoaks dan informasinya perlu diluruskan.
Artikel aslinya di laman Tempo.co berjudul "Dedi Mulyadi Akan Jadikan Vasektomi sebagai Syarat Terima Bansos".
Artikel tersebut membahas usulan Dedi Mulyadi agar vasektomi atau KB pria menjadi syarat masyarakat prasejahtera menerima bansos. Tidak ada pembahasan mengenai ijazah Jokowi.
Artikel aslinya di laman Tempo.co berjudul "Dedi Mulyadi Akan Jadikan Vasektomi sebagai Syarat Terima Bansos".
Artikel tersebut membahas usulan Dedi Mulyadi agar vasektomi atau KB pria menjadi syarat masyarakat prasejahtera menerima bansos. Tidak ada pembahasan mengenai ijazah Jokowi.
Rujukan
- https://www.facebook.com/share/p/1AkELXCe5q/
- https://www.facebook.com/share/p/14Ef7khAuFT/
- https://www.facebook.com/share/p/1PYXM84gTU/
- https://www.facebook.com/share/p/1DeN9DiaSY/?mibextid=NOb6eG
- https://www.facebook.com/share/p/1CBK7xvW1G/
- https://www.tempo.co/politik/dedi-mulyadi-akan-jadikan-vasektomi-sebagai-syarat-terima-bansos-1284804
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D