KOMPAS.com - Sebuah video menghadirkan narasi yang menyebut Presiden Prabowo Subianto mengancam media massa dengan cara memperingatkan insan pers untuk berhati-hati.
Menurut Prabowo, ia mencatat apa yang dilakukan oleh media. Unggahan itu menarasikan bahwa Prabowo mengancam kebebasan pers.
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut perlu diluruskan. Video itu diambil pada 2019 sebelum Prabowo menjadi presiden.
Narasi yang mengeklaim Presiden Prabowo memperingatkan media massa untuk berhati-hati muncul pada akhir Maret 2025, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini dan Threads ini.
Dalam video Prabowo mengatakan:
"Para media hati-hati, kami mencatat kelakuan-kelakuanmu satu-satu".
Kemudian terdapat keterangan teks sebagai berikut:
PRABOWO PENDENDAM, KASAR, NGAMUKAN
PRABOWO ANCAM MEDIA
PRABOWO AKAN MENJADI PRESIDEN DIKTATOR
KEBEBASAN PERS TERANCAM, DEMOKRASI AKAN MATI
Akun Facebook Tangkapan layar Fcebook narasi yang mengeklaim Prabowo peringatkan media untuk berhati-hati
(GFD-2025-26449) [KLARIFIKASI] Video Prabowo Peringatkan Media Berhati-hati Terjadi 2019, Bukan 2025
Sumber:Tanggal publish: 10/04/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video Prabowo tersebut menggunakan Google Lens.
Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Kompas TV ini. Video itu diambil pada 2019 sebelum Prabowo menjadi presiden.
Diberitakan Kompas.com, Prabowo melontarkan pernyataan itu saat menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat pada 1 Mei 2019.
Saat itu, Prabowo yang maju sebagai calon presiden di Pemilihan Presiden 2019 mengatakan bahwa media sebagai pihak yang ikut merusak demokrasi.
"Para media, hati-hati, kami mencatat kelakuan-kelakuanmu satu-satu," kata Prabowo yang langsung disambut riuh pada buruh.
"Kami bukan kambing yang bisa kau atur-atur. Hati-hati kau yah. Hati-hati kau, suara rakyat adalah suara Tuhan," sambung Prabowo.
Hal itu disampaikan Prabowo setelah ia menyampaikan bahwa kebohongan, kecurangan, kekayaan Indonesia yang diambil, serta penindasan terhadap rakyat harus disudahi.
Setelah resmi dinyatakan terpilih sebagai presiden, Prabowo berkomitmen terhadap kebebasan pers sebagai syarat mutlak demokrasi.
Dia mengakui bahwa pers kadang menghadirkan pemberitaan bersifat kritik yang pedas, namun dia tetap berterima kasih dengan kritik itu.
"Pers yang bebas dan vital adalah syarat mutlak demokrasi. Walaupun kadang pedas di telinga, tapi tetap terima kasih kepada pers media kita," kata Prabowo di kantor KPU, Jakarta, pada 24 April 2024, dilansir dari laman CNN Indonesia.
Kekhawatiran akan belenggu terhadap kebebasan pers kemudian muncul setelah kantor dan jurnalis Tempo mendapat teror berupa kiriman kepala babi dan sejumlah tikus tanpa kepala.
Teror itu kemudian ditanggapi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi dengan canda. Hasan mengatakan, kepala babi itu "dimasak saja" saat ditanya wartawan.
Respons itu menuai kritik, karena pernyataan Kantor Komunikasi Kepresidenan dianggap tidak pantas diucapkan, apalagi sebagai representasi presiden.
Menanggapi pernyataan Hasan Nasbi, Prabowo mengakui bahwa pernyataan itu sebagai keteledoran.
"Itu ucapan yang menurut saya teledor, keliru, saya kira beliau menyesal," ujar Prabowo.
Video yang mengeklaim Presiden Prabowo memperingatkan media untuk berhati-hati dibagikan dengan konteks keliru. Video itu diambil pada 2019, sebelum Prabowo menjadi presiden.
Prabowo yang saat itu maju sebagai capres di Pilpres 2019 menyebut media massa sebagai salah satu pihak yang ikut merusak demokrasi.
Hal itu disampaikan Prabowo ketika berpidato dalam peringatan Hari Buruh Internasional di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat pada 1 Mei 2019.
Akan tetapi, setelah terpilih sebagai presiden, Prabowo sudah menyatakan komitmennya untuk mendukung kebebasan pers.
Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Kompas TV ini. Video itu diambil pada 2019 sebelum Prabowo menjadi presiden.
Diberitakan Kompas.com, Prabowo melontarkan pernyataan itu saat menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat pada 1 Mei 2019.
Saat itu, Prabowo yang maju sebagai calon presiden di Pemilihan Presiden 2019 mengatakan bahwa media sebagai pihak yang ikut merusak demokrasi.
"Para media, hati-hati, kami mencatat kelakuan-kelakuanmu satu-satu," kata Prabowo yang langsung disambut riuh pada buruh.
"Kami bukan kambing yang bisa kau atur-atur. Hati-hati kau yah. Hati-hati kau, suara rakyat adalah suara Tuhan," sambung Prabowo.
Hal itu disampaikan Prabowo setelah ia menyampaikan bahwa kebohongan, kecurangan, kekayaan Indonesia yang diambil, serta penindasan terhadap rakyat harus disudahi.
Setelah resmi dinyatakan terpilih sebagai presiden, Prabowo berkomitmen terhadap kebebasan pers sebagai syarat mutlak demokrasi.
Dia mengakui bahwa pers kadang menghadirkan pemberitaan bersifat kritik yang pedas, namun dia tetap berterima kasih dengan kritik itu.
"Pers yang bebas dan vital adalah syarat mutlak demokrasi. Walaupun kadang pedas di telinga, tapi tetap terima kasih kepada pers media kita," kata Prabowo di kantor KPU, Jakarta, pada 24 April 2024, dilansir dari laman CNN Indonesia.
Kekhawatiran akan belenggu terhadap kebebasan pers kemudian muncul setelah kantor dan jurnalis Tempo mendapat teror berupa kiriman kepala babi dan sejumlah tikus tanpa kepala.
Teror itu kemudian ditanggapi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi dengan canda. Hasan mengatakan, kepala babi itu "dimasak saja" saat ditanya wartawan.
Respons itu menuai kritik, karena pernyataan Kantor Komunikasi Kepresidenan dianggap tidak pantas diucapkan, apalagi sebagai representasi presiden.
Menanggapi pernyataan Hasan Nasbi, Prabowo mengakui bahwa pernyataan itu sebagai keteledoran.
"Itu ucapan yang menurut saya teledor, keliru, saya kira beliau menyesal," ujar Prabowo.
Video yang mengeklaim Presiden Prabowo memperingatkan media untuk berhati-hati dibagikan dengan konteks keliru. Video itu diambil pada 2019, sebelum Prabowo menjadi presiden.
Prabowo yang saat itu maju sebagai capres di Pilpres 2019 menyebut media massa sebagai salah satu pihak yang ikut merusak demokrasi.
Hal itu disampaikan Prabowo ketika berpidato dalam peringatan Hari Buruh Internasional di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat pada 1 Mei 2019.
Akan tetapi, setelah terpilih sebagai presiden, Prabowo sudah menyatakan komitmennya untuk mendukung kebebasan pers.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/2048040832289522
- https://www.facebook.com/reel/1401762264520004
- https://www.facebook.com/share/p/1Ai21ao5uD/
- https://www.threads.net/@utoh_pangalayo/post/DH3mhzXSgxr?xmt=AQGztNIDU2g8QJyWhR_14_eTNxa_4qHYt8I6Rz5gSz3QlA
- https://www.youtube.com/watch?v=7UJ8std0hYA&ab_channel=Tempodotco
- https://nasional.kompas.com/read/2019/05/01/19244291/prabowo-para-media-hati-hati-kami-mencatat-kelakuanmu-satu-satu
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240424124000-617-1089869/prabowo-singgung-kebebasan-pers-kadang-pedas-tapi-terima-kasih
- https://www.tempo.co/politik/menurut-prabowo-teror-kepala-babi-ke-redaksi-tempo-untuk-adu-domba-1228521
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D