(GFD-2024-24108) Cek fakta, Pramono sebut hanya 44 persen warga Jakarta yang mendapatkan akses air bersih

Sumber:
Tanggal publish: 21/11/2024

Berita

Jakarta (ANTARA/JACX) – Calon Gubernur (Cagub) Jakarta dengan nomor urut tiga Pramono Anung menyebut tingkat layanan air bersih warga Jakarta baru mencapai 44 persen.

Hal itu disampaikannya pada debat ketiga Pilkada DKI 2024 Jakarta yang berlangsung di Jakarta pada Minggu (17/11/2024) malam yang mengangkat tema “Tata Kota dan Perubahan Iklim”.

Berikut pernyataan Cagub Pramono Anung tersebut:

“Jakarta saat ini hanya 44 persen yang ter-cover air bersih”

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Namun, benarkah hanya 44 persen warga Jakarta yang mendapatkan layanan air bersih?

Hasil Cek Fakta

Berdasarkan catatan PAM Jaya pada 2023, cakupan penyaluran air bersih di Jakarta baru mencapai 65,85 persen. Dengan kata lain masih ada 34,15 persen warga Jakarta yang belum mendapatkan layanan penyaluran air bersih dari PAM Jaya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menyebutkan akses terhadap sumber air minum layak di Jakarta 2023 menjadi terbanyak di Indonesia dengan persentase mencapai 99,42 persen.

Perbedaan air bersih dan air minum, berdasarkan laman Pemprov DKI Jakarta, air bersih adalah air yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, dan memasak. Air bersih harus terbebas dari setiap kuman penyebab penyakit dan bebas dari bahan kimia.

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Sedangkan air minum merupakan air yang dapat diminum secara langsung dan tidak menyebabkan efek samping apa pun yang bisa membahayakan kesehatan manusia.

Persoalan distribusi air bersih ini ditargetkan akan teratasi 100 persen pada 2030. PAM Jaya optimistis dapat merampungkan permasalahan saluran air bersih yang dihadapi 34,15 persen warga Jakarta. PAM Jaya telah bersinergi dengan sejumlah pemangku kepentingan termasuk dengan media massa.

Selain permasalahan pasokan air bersih, Jakarta juga dihadapkan pada berkurangnya volume air tanah yang menyebabkan terjadinya penurunan muka tanah. Penurunan muka tanah di Jakarta terjadi secara bervariasi. Beberapa wilayah mengalami penurunan 1-15 sentimeter per tahun dan beberapa lokasi lainnya dapat mengalami penurunan hingga 20-28 sentimeter per tahun.

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Pewarta: Tim JACX

Editor: Indriani

Copyright © ANTARA 2024

Rujukan