(GFD-2024-22759) [HOAKS] Artikel Perdana Menteri Singapura Sebut Indonesia Terlalu Sibuk Urus Palestina

Sumber:
Tanggal publish: 18/09/2024

Berita

KOMPAS.com - Beredar unggahan berupa tangkapan layar yang memperlihatkan artikel dengan narasi Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong mengatakan bahwa Indonesia terlalu sibuk mengurus Palestina, padahal warganya banyak yang miskin.

Namun, setelah ditelusuri unggahan tersebut merupakan hasil manipulasi.

Narasi yang mengeklaim Perdana Menteri Singapura mengatakan Indonesia terlalu sibuk mengurus Palestina muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini.

Akun tersebut membagikan artikel dari laman Indonesia News berjudul:

PM SINGAPURAN SAMPAIKAN:

Indonesia sibuk ngurusin Negara Palestina padahal warganya banyak yang miskin contohnya di daerah-daerah 'PAPUA'

Hasil Cek Fakta

Ketika diamati, judul dalam artikel tersebut tampak janggal. Selain sangat panjang, penggunaan besar dan kecil huruf juga tidak konsisten.

Ketika ditelusuri menggunakan mesin pencari Google, tidak ditemukan laman Indonesia News. 

Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong dalam artikel itu. Hasilnya identik dengan yang ada di laman Getty Image ini.

Gambar itu adalah momen ketika Lawrence Wong menyampaikan pidato dalam acara pembukaan kantor investor negara Singapura, Temasek, di Paris, pada 10 April 2024.

Foto itu diambil oleh jurnalis AFP, Julien De Rosa.

Adapun sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid Lawrence Wong mengatakan Indonesia terlalu sibuk mengurusi Palestina meski banyak warganya yang miskin. 

Kesimpulan

Narasi yang menyebut Perdana Menteri Singapura mengatakan Indonesia terlalu sibuk mengurus Palestina meski banyak warganya yang miskin adalah hasil manipulasi. 

Ketika ditelusuri, tidak ditemukan pemberitaan tersebut.

Sementara, foto dalam artikel adalah momen Lawrence Wong menyampaikan pidato dalam acara pembukaan kantor investor negara Singapura, Temasek, di Paris, pada 10 April 2024. Tidak ada pembahasan Indonesia atau Palestina dalam acara itu.

Rujukan