(GFD-2024-22429) [HOAKS] Anies Mengatakan Tidak Diusung PDI-P karena Banyak Dosa

Sumber:
Tanggal publish: 03/09/2024

Berita

KOMPAS.com - Sebuah video yang diunggah dan beredar di media sosial menampilkan mantan gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Dalam video berdurasi 54 detik tersebut, Anies mengaku banyak dosa sehingga tidak diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam Pilkada 2024.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten manipulatif bernada satire.

Video Anies mengatakan tidak diusung PDI-P karena banyak dosa disebarkan oleh akun X ini pada Jumat (20/8/2024). Arsipnya dapat dilihat di sini.

Berikut narasi yang ditulisnya:

MANTAN GUBERNUR DURHAKA

Mau sedih atau tertawa nih manteman setelah melihat cuplikan video ini

Hasil Cek Fakta

Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek seberapa banyak campur tangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menggunakan Hive Moderation.

Hasilnya menunjukkan, sampel suara Anies dari video yang beredar memiliki probabilitas 79,8 persen dibuat dengan AI.

Berdasarkan kesamaan latar belakang, peci, kacamata, dan warna baju yang dikenakan, video yang beredar serupa dengan momen ketika Anies diwawancara usai menghadiri acara tabligh akbar Muharram 1446 hijriah di Masjid Istiqlal, pada 29 Juli 2024.

Wawancara tersebut dapat dilihat di kanal YouTube Kompas TV.

Dalam wawancara tersebut, Anies mengatakan masih menunggu pertemuan formal dengan PDI-P guna membahas Pilkada DKI Jakarta.

Anies telah bertandang ke DPP PDI-P pada 26 Agustus 2024.

Dilansir Kompas.com, Anies mengatakan tidak pernah ada pembicaraan atau tawaran dari DPP PDI-P agar dirinya bergabung menjadi kader banteng.

Ia membantah narasi yang menuding dirinya gagal diusung PDI-P karena tidak bersedia bergabung menjadi kader partai.

Kesimpulan

Video Anies mengatakan tidak diusung PDI-P karena banyak dosa merupakan konten manipulatif bernada satire.

Hive Moderation mengidentifikasi suara Anies 79,8 persen dibuat dengan kecerdasan buatan.

Meski bernada satire, konten itu perlu diluruskan karena disertai narasi yang tidak tepat dan berpotensi menyesatkan penontonnya.

Rujukan