Tuh baca sendiri, bukan mega thrust yang akan terjadi yang akan menghancurkan dan memporak porandakan, tapi “MEGA LOCKDOWN”,
MEGA THRUST yang masih potensi kalian udah pada panik seolah olah negeri ini akan terpecah dan terbelah saja , sedangkan MEGATRON melalui anak kesayangan nya 10 tahun menjabat sudah menghancurkan dan memporak-poranda kan pecah belah sana sini saya lihat kalian santai santai saja tuh, tenang tenang saja sambil berorasi “hidup bapaknya samsul… Hidup bapaknya samsul”
(GFD-2024-22012) [SALAH] WHO Minta Pemerintah Bersiap dengan Mega Lockdown
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 21/08/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Artikel disadur dari Kompas.
Beredar narasi di media sosial Facebook mengklaim bawa WHO meminta pemerintah bersiap dengan mega lockdown. Mega lockdown dikaitkan dengan merebaknya kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox).
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Rabu (14/8/2024), menyampaikan mengenai peningkatan jumlah kasus Mpox di Republik Demokratik Kongo. Pada 2023, ada lebih dari 14.000 kasus dan 524 kematian akibat Mpox. Kemudian dalam sebulan terakhir, sekitar 90 kasus clade 1b telah dilaporkan di empat negara tetangga Kongo yang belum pernah melaporkan Mpox sebelumnya, yakni Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda.
WHO merekomendasikan sejumlah langkah penanganan, seperti pemberian vaksin dan memperkuat surveilans. Namun, tidak ada pernyataan Tedros mengenai permintaan lockdown kepada pemerintah. WHO tidak mempunyai wewenang untuk mengeluarkan perintah kepada pemerintah di seluruh dunia.
Dilansir USA Today, peran WHO sebagai organisasi ilmiah dan teknis adalah memberi nasihat dan mendukung 194 negara anggotanya. Meskipun WHO mengeluarkan rekomendasi kesehatan masyarakat, setiap anggota mempunyai pilihan untuk membuat keputusan sendiri. Di sisi lain, narasi yang beredar bersumber dari situs “The People’s Voice” yang memiliki rekam jejak menyebarkan disinformasi.
Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim mengenai WHO meminta pemerintah bersiap untuk mega lockdown adalah tidak benar.
Beredar narasi di media sosial Facebook mengklaim bawa WHO meminta pemerintah bersiap dengan mega lockdown. Mega lockdown dikaitkan dengan merebaknya kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox).
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Rabu (14/8/2024), menyampaikan mengenai peningkatan jumlah kasus Mpox di Republik Demokratik Kongo. Pada 2023, ada lebih dari 14.000 kasus dan 524 kematian akibat Mpox. Kemudian dalam sebulan terakhir, sekitar 90 kasus clade 1b telah dilaporkan di empat negara tetangga Kongo yang belum pernah melaporkan Mpox sebelumnya, yakni Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda.
WHO merekomendasikan sejumlah langkah penanganan, seperti pemberian vaksin dan memperkuat surveilans. Namun, tidak ada pernyataan Tedros mengenai permintaan lockdown kepada pemerintah. WHO tidak mempunyai wewenang untuk mengeluarkan perintah kepada pemerintah di seluruh dunia.
Dilansir USA Today, peran WHO sebagai organisasi ilmiah dan teknis adalah memberi nasihat dan mendukung 194 negara anggotanya. Meskipun WHO mengeluarkan rekomendasi kesehatan masyarakat, setiap anggota mempunyai pilihan untuk membuat keputusan sendiri. Di sisi lain, narasi yang beredar bersumber dari situs “The People’s Voice” yang memiliki rekam jejak menyebarkan disinformasi.
Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim mengenai WHO meminta pemerintah bersiap untuk mega lockdown adalah tidak benar.
Kesimpulan
Klaim mengenai WHO meminta pemerintah bersiap untuk mega lockdown adalah tidak benar. Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak pernah bicara mengenai lockdown akibat meningkatnya kasus Mpox.