(GFD-2024-21960) Benar, Klaim Rutin Minum Pil Penambah Darah Bisa Cegah Anemia dan Mengurangi Melahirkan Bayi Stunting

Sumber:
Tanggal publish: 19/08/2024

Berita



Sebuah video beredar di WhatsApp dan TikTok [ arsip ] yang berisi narasi bahwa kebiasaan perempuan yang minum pil penambah darah saat haid maupun tidak haid, dapat mencegah anemia, dan mengurangi kemungkinan melahirkan bayi stunting.

Video itu memperlihatkan seorang perempuan memperagakan cara minum pil. Konten itu mengajak perempuan menormalisasi kebiasaan minum pil tambah darah seminggu sekali saat tidak haid dan setiap hari saat menstruasi. Kebiasaan itu disebut bisa membantu perempuan-perempuan terhindar dari anemia dan mencegah melahirkan bayi stunting.



Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah, terbiasa minum pil tambah darah bisa menghindarkan perempuan dari anemia dan mencegah melahirkan bayi stunting?

Hasil Cek Fakta



Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Jember (FK Unej) Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat, dr. Ida Srisurani Wiji Astuti, M.Kes, FISPH, FISCM mengatakan bahwa perempuan yang sedang haid dianjurkan minum tablet tambah darah (TTD) setiap hari.

Dia membenarkan bahwa kebiasaan itu bisa mencegah para perempuan dari anemia dan mengurangi risiko melahirkan bayi stunting. Sementara perempuan yang tidak haid dan dalam kondisi sehat, dikatakannya tidak perlu rutin minum tablet tambah darah.

“Pada perempuan sehat tidak perlu. Tapi pada kondisi tertentu dapat dikonsumsi,” kata dr Rani pada Tempo melalui pesan, Senin, 19 Agustus 2024.

Dia juga mengatakan meskipun diminum setiap hari secara rutin saat datang bulan, efek samping tablet tambah darah sangat sedikit. Dosis minum, katanya, harus sesuai aturan.

Dilansir Kompas.com, Ddokter spesialis obgyn di RSIA Anugerah Semarang, Irwin Lamtota, mengatakan perempuan usia reproduktif dan saat hamil yang rutin minum pil penambah darah bisa mencegah anemia dan mengurangi risiko melahirkan bayi stunting.

Lantaran anemia pada perempuan, terutama saat hamil, bisa menyebabkan melahirkan bayi kurang gizi atau bahkan stunting. Sementara pil tambah darah mampu menambah zat besi untuk mencegah kondisi-kondisi buruk tersebut.

"Untuk itu salah satu usaha preventif pencegahan anemia defisiensi zat besi adalah dengan pemberian tablet tambah darah pada wanita usia reproduktif dan ibu hamil," kata Irwin, 8 Agustus 2024.

Pada umumnya, dosis pil penambah darah yang cocok untuk pencegahan anemia adalah 60 mg besi elemental atau sekitar 1 tablet. Namun, untuk terapi pada mereka yang sudah mengalami anemia, dosisnya menjadi 100 sampai 200 mg besi elemental atau 2 tablet per hari.

Dokter dan ahli nutrisi, dr Tan Shot Yen, mengatakan 30 persen remaja perempuan di dunia mengalami anemia dan 50 persen ibu hamil mengalami anemia defisiensi besi. Padahal ibu hamil yang mengalami anemia bisa menyebabkan perkembangan janin terganggu, risiko perdarahan pasca persalinan, dan stunting jika terjadi dalam 1000 hari pertama kehidupan.

Namun, menurutnya tidak semua individu rentan terkena anemia. Mereka yang tidak mengalami anemia, menurut dr Tan, tidak perlu minum pil penambah darah. Dia menyarankan perempuan yang sedang mengalami anemia meminum satu pil penambah darah per hari, dan berhenti setelah sembuh.

Dia juga menyarankan masyarakat melawan anemia dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Selain itu, masyarakat bisa memeriksakan kandungan hemoglobin darah dan ferritin untuk mengetahui sedang mengalami anemia atau tidak.

Hasil Penelitian

Website Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) juga menyatakan bahwa satu dari tiga wanita di dunia mengalami anemia, pada tahun 2011. Artinya saat itu secara global terdapat 500 juta wanita yang mengalami anemia.

Kehilangan darah saat perempuan menstruasi menjadi salah satu penyebabnya. Apalagi makanan yang dikonsumsi perempuan di usia reproduksi, biasanya kurang kandungan zat besi, atau terkendala dalam penyerapan zat besi, sehingga mereka rentan mengalami anemia.

WHO juga mendapati bukti bahwa perempuan usia reproduksi yang rutin mengkonsumsi suplemen zat besi berkaitan dengan berkurangnya risiko anemia dan kekurangan zat besi. Dikatakan tidak ada efek samping yang ditemukan.

Dengan demikian, WHO merekomendasikan wanita dewasa yang sedang menstruasi untuk melakukan intervensi pencegahan anemia dan kekurangan zat besi. Demikian juga untuk remaja perempuan yang tinggal di lingkungan di mana prevalensi anemia adalah 40% atau lebih tinggi pada kelompok usia yang sama.

Organisasi internasional non komersial yang mempublikasikan informasi kesehatan berbasis penelitian ilmiah, Cochrane, telah meninjau sejumlah penelitian yang membahas pilihan dosis bagi perempuan dalam mengkonsumsi pil penambah darah.

Pil penambah darah itu kadang dikombinasikan dengan asam folat dan vitamin serta mineral lainnya. Kemudian terdapat dua versi jadwal minum pil penambah darah pada perempuan untuk mencegah atau mengobati anemia.

Keduanya adalah suplementasi harian berupa minum satu pil penambah darah setiap hari dan suplementasi intermittent atau berkala, yakni minum satu sampai tiga pil per minggu secara tidak beruntun alias disertai jeda hari.

Dikatakan beberapa ilmuwan percaya suplementasi intermiten lebih efektif dalam membantu perempuan melawan anemia, lantaran dapat meminimalisir efek samping dan memotivasi perempuan untuk rutin mengkonsumsinya dalam jangka waktu panjang.

Kesimpulan itu didapat dari 25 kali pengujian yang melibatkan 10.996 perempuan. Data menyebutkan bahwa perempuan yang menjalani suplementasi pil zat besi secara intermittent, memiliki risiko mengalami anemia yang lebih rendah dibanding yang tidak menerima suplementasi zat besi atau plasebo.

Manfaat yang diperoleh perempuan yang minum pil penambah darah secara berkala juga sama dengan mereka yang minum setiap hari. Namun pengujian itu belum menjawab secara pasti berapa pil yang paling tepat diminum perempuan per minggunya, dan seberapa banyak dosisnya.

Kesimpulan



Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan perempuan yang rutin mengkonsumsi pil penambah darah dapat mencegah anemia dan mengurangi risiko melahirkan bayi stunting, adalah klaim yang benar.

Penelitian secara umum menganjurkan perempuan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan pil penambah darah secara berkala untuk mencegah anemia. Mereka juga disarankan untuk memeriksakan kondisi kesehatan agar mengetahui sedang mengalami anemia atau tidak, untuk melakukan terapi yang lebih tepat.

Rujukan