Penggunaan Informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu
————————————————————–
NARASI:
Ini maksudnya rendah resiko
.
Kenapa harus milih vape sebagai salah satu solusi
.
#Repost@gerakanbebastar
・・・
Siapa di sini Sobat GEBRAK yang belum tahu tentang perbedaan produk tembakau alternatif dan rokok?
Jadi, produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, tidak melalui proses pembakaran, seperti rokok. Karena tidak melalui proses pembakaran, maka produk-produk tersebut tidak menghasilkan asap yang mengandung zat kimia berbahaya seperti TAR.
Nah, oleh karena itu, produk tembakau alternatif memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Gimana, sudah makin lebih mengerti belum tentang perbedaannya?
“Tahukah kamu, kalau hanya 23% di antara kalian yang tahu fakta penting ini? Ternyata, produk tembakau alternatif memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok. Hal ini terjadi karena produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, tidak melalui proses pembakaran untuk menghantarkan nikotin, sehingga tidak menghasilkan asap yang mengandung TAR. Tidak ada TAR & tidak ada asap = risiko lebih rendah”
(GFD-2024-21775) [SALAH] Rokok Elektronik Minim Risiko Karena Tidak Mengandung Tar
Sumber: facebook.comTanggal publish: 03/07/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Beredar klaim mengenai rokok elektronik minim risiko terhadap kesehatan karena tidak mengandung tar. Mengenai klaim ini seperti dikutip dari Suara.com, dokter spesialis paru dari RS Pondok Indah – Puri Indah, dr. Astri Indah Prameswari, Sp.P., klaim tesebut tidak benar.
Meski tanpa tar, rokok elektronik masih mengandung bahan berbahaya lain seperti nikotin yang dapat memicu kerusakan paru dan kanker. Tak hanya itu, rokok elektronik juga mengandung zat kimia propilen glikol yang dapat mengiritasi paru-paru dan mata, serta menyebabkan gangguan saluran pernapasan seperti asma dan obstruksi paru.
Selain dr. Astri, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. DR. Dr. Agus Dwi Santoso, Sp.P (K), FISR, FAPSR dalam acara media briefing, Selasa 9 Januari 2024 lalu sebagaimana dikutip dari media Viva.co.id, mengungkapkan bahwa sama seperti rokok konvensional, rokok elektronik juga mengandung bahan karsinogenik. Meski tidak memiliki kandungan tar, ternyata bahan karsinogenik ini didapatkan dari cairan rokok elektronik seperti formaldehid, asetaldehid, oksida propilen, serta glisidol.
“Fakta kedua adalah ada bahan karsinogenik. Pasti bertanya ini kan tidak ada Tar-nya darimana karsinogeniknya? Hampir sebagian besar riset baru yang ada, bahwa rokok elektronik itu cairannya mengandung karsinogenik yang tidak ada di dalam tar,” jelasnya.
Dengan demikian, klaim bahwa rokok elektronik lebih aman karena tidak mengandung tar, tidak benar.
Meski tanpa tar, rokok elektronik masih mengandung bahan berbahaya lain seperti nikotin yang dapat memicu kerusakan paru dan kanker. Tak hanya itu, rokok elektronik juga mengandung zat kimia propilen glikol yang dapat mengiritasi paru-paru dan mata, serta menyebabkan gangguan saluran pernapasan seperti asma dan obstruksi paru.
Selain dr. Astri, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. DR. Dr. Agus Dwi Santoso, Sp.P (K), FISR, FAPSR dalam acara media briefing, Selasa 9 Januari 2024 lalu sebagaimana dikutip dari media Viva.co.id, mengungkapkan bahwa sama seperti rokok konvensional, rokok elektronik juga mengandung bahan karsinogenik. Meski tidak memiliki kandungan tar, ternyata bahan karsinogenik ini didapatkan dari cairan rokok elektronik seperti formaldehid, asetaldehid, oksida propilen, serta glisidol.
“Fakta kedua adalah ada bahan karsinogenik. Pasti bertanya ini kan tidak ada Tar-nya darimana karsinogeniknya? Hampir sebagian besar riset baru yang ada, bahwa rokok elektronik itu cairannya mengandung karsinogenik yang tidak ada di dalam tar,” jelasnya.
Dengan demikian, klaim bahwa rokok elektronik lebih aman karena tidak mengandung tar, tidak benar.
Kesimpulan
Faktanya meskipun tidak mengandung tar, rokok elektronik tetap menimbulkan risiko kesehatan karena adanya nikotin, zat karsinogen, dan zat beracun lainnya. Bahkan penggunanya dapat memasukkan zat- zat tambahan seperti narkotika. Selengkapnya di bagian penjelasan.