(GFD-2024-21608) Keliru, Terapi Minuman Rempah Bisa Menggantikan Cuci Darah untuk Penderita Gagal Ginjal

Sumber:
Tanggal publish: 02/08/2024

Berita



Sebuah video beredar di akun Facebook ( ini, ini, ini ), TikTok ( ini dan ini ), Instagram ( ini dan ini ), serta Snack Video, yang diklaim memperlihatkan cara membuat minuman rempah yang bisa menggantikan cuci darah bagi penderita gagal ginjal.

Video itu memperlihatkan cara membuat ramuan rempah dengan memasukkan bahan-bahannya dalam teko seperti akar ilalang, meniran bubuk, kumis kucing, daun sukun, jahe, seledri bubuk. Kemudian masukkan air panas dan peras menggunakan french press.



Benarkah ramuan rempah tersebut bisa menggantikan terapi cuci darah untuk penderita gagal ginjal?

Hasil Cek Fakta



Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Andi Khomeini Takdir mengatakan minuman rempah tersebut tidak bisa menggantikan cuci darah untuk pasien gagal ginjal. Minuman rempah mungkin bermanfaat untuk pasien diabetes, namun harus didukung penelitian yang valid.

“Nggak bisa. Cuci darah ya cuci darah. Mungkin ada efek (positif) rempah-rempah itu untuk pasien diabetes, tapi harus diteliti dulu,” kata dr Andi pada Tempo melalui pesan, Jumat 2 Agustus 2024.

Dilansir Antara, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan ginjal dan hipertensi, dr Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, juga menyatakan tidak menganjurkan pasien gagal ginjal mengganti cuci darah dengan pengobatan alternatif.

Lantaran tidak ada bukti tentang pengobatan alternatif yang mampu mengobati gagal ginjal. Sementara secara medis, ginjal yang benar-benar rusak tidak bisa diperbaiki atau dipulihkan kembali.

"Kalau melihat guideline dari perhimpunan ahli-ahli ginjal sedunia, justru tidak menganjurkan pengobatan alternatif pada pasien-pasien yang mengalami gangguan ginjal," kata Pringgo.

Dia menjelaskan gangguan kesehatan pada ginjal bersifat bertahap. Bila masih di tahap awal, pengobatan bisa dilakukan dengan mencari penyebab penyakit itu, lalu mengobatinya. Pemicu penyakit ginjal di antaranya diabetes, hipertensi, dan peradangan ginjal.

"Kalau ternyata karena diabetes, maka kita kontrol gula darahnya. Kalau hipertensi, maka kontrol tekanan darahnya. Begitu juga dengan penyakit lain," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, dan RS Pelni itu.

Bila penurunan fungsi ginjal sudah di tahap lanjut, dokter mungkin belum merekomendasikan cuci darah, melainkan melakukan upaya-upaya lain. Misalnya mengurangi asupan protein, untuk mengurangi beban kerja ginjal.

Namun, bila pasien mengalami penyakit ginjal tahap akhir alias gagal ginjal kronis, maka tidak bisa lagi diperbaiki. Yang bisa dilakukan adalah mengganti fungsi ginjal menyaring dan membuang racun dengan cuci darah alias hemodialisis, continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), atau transplantasi ginjal.

"Jadi sudah tahap akhir, fungsi ginjal pasti sudah sangat rendah sekali sehingga harus digantikan fungsinya, kalau tidak, bisa membahayakan pasien. Dan kenapa disebut pengobatan pengganti? Karena tidak menyembuhkan ginjalnya yang sudah gagal itu," ujar Pringgo lagi.

Macam-macam Pengobatan Sakit Ginjal

Dilansir laman Pusat Medis Universitas Rochester, Amerika Serikat, gagal ginjal adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penurunan atau hilangnya fungsi ginjal. Fungsi ginjal dalam hal ini ialah menyaring dan membuang limbah metabolisme tubuh.

Ada dua jenis gagal ginjal, yakni cedera ginjal akut yang bersifat tiba-tiba dan terkadang dapat disembuhkan. Kedua, penyakit ginjal kronis yang muncul secara perlahan dan dapat menyebabkan gagal ginjal permanen.

Penderita gagal ginjal kronis bisa mengalami gejala nafsu makan yang buruk, muntah, sakit tulang, sakit kepala, insomnia, gatal, kulit kering, kelelahan dengan aktivitas ringan, kram otot, keluaran urin tinggi atau tidak ada keluaran urin, inkontinensia urin, kulit pucat, bau mulut, masalah pendengaran, sifat lekas marah, tonus otot buruk, perubahan kewaspadaan mental, dan rasa metalik di mulut.

Pengobatan terhadap gagal ginjal juga disesuaikan dengan tingkat keparahan sakitnya. Pada tingkat penurunan fungsi ginjal tertentu, mungkin pasien diharuskan mengikuti hemodialisis (cuci darah), CAPD, atau transplantasi ginjal.

Dokter mungkin juga meresepkan obat untuk pasien gagal ginjal kronis, namun bukan untuk menyembuhkan ginjal, melainkan mengurangi efek lain. Misalnya obat untuk mencegah hilangnya kepadatan tulang, mengobati anemia, atau meningkatkan produksi urin.

Kesimpulan



Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan ramuan rempah bisa menggantikan cuci darah alias hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronis, adalah klaim yang keliru.

Pengobatan pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal tahap akhir alias gagal ginjal kronis, membutuhkan cuci darah yang tidak bisa digantikan ramuan rempah atau pengobatan alternatif.

Rujukan