(GFD-2024-21513) Keliru, Video Tutorial Mengetahui Usia Paru-paru dengan Tes Menahan Nafas

Sumber:
Tanggal publish: 30/07/2024

Berita



Sebuah video beredar di WhatsApp, Facebook akun ini, ini dan ini, serta TikTok akun ini, ini dan ini, yang diklaim memperlihatkan cara mengetahui usia paru-paru dengan tes nafas.

Video itu memperlihatkan seseorang yang menjelaskan cara mengetahui umur paru-paru dengan cara menahan nafas. Paru-paru dikategorikan berusia 75 tahun, 50 tahun, 40 tahun, 30 tahun, dan 20 tahun, sesuai dengan seberapa lama kemampuan menahan nafas. Jika mencapai usia paru-paru yang muda semisal 20 tahun, hal itu membuktikan kondisi paru-paru tersebut sangat baik dan seseorang akan panjang usia.



Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah tes menahan nafas bisa memperlihatkan usia paru-paru manusia?

Hasil Cek Fakta



Dilansir Tempo, Dokter Spesialis Paru di RSUD Blambangan, Banyuwangi, dr Ririek Parwita Sari mengatakan tes menahan napas hanya memperlihatkan lama waktu seseorang menahan nafas. Namun tes tersebut tidak dapat mengetahui usia paru-paru.

Dia mengatakan orang-orang bisa melatih menahan nafas agar bisa melakukannya semakin lama. Namun, bukan untuk membuktikan kondisi kesehatan paru-paru. Untuk mengetahui kelayakan atau kesehatan paru-paru secara medis, bisa dilakukan dengan tes spirometri.

“Kalau sekedar tahan napas dengan latihan rutin juga bisa. Kalau mau tahu kelayakan paru, (bisa dilakukan) dengan spirometri. Bisa ke rumah sakit yang ada fasilitas spirometri dan tidak bisa dilakukan sendiri,” kata dr Ririek kepada Tempo, Jumat, 4 Agustus 2023.

Tes spirometri dilakukan dengan alat pengukur kemampuan pernafasan bernama spirometer. Orang yang mengikuti tes itu diminta menarik dan menghembuskan nafas dalam corong yang tersambung dengan spirometer hingga muncul hasilnya.

Orang yang mengalami batuk, rasa berat di dada dan sesak nafas disarankan mengikuti tes spirometri. Spirometri juga biasa digunakan untuk mendiagnosa asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), penyakit paru interstisial/fibrosis paru (kerusakan pada paru-paru berupa luka parut progresif), emfisema, bronkitis, fibrosis kistik, dan penyakit paru kerja (silikosis, asbestosis, dll).

Dokter Spesialis Paru, dr Eva Dri Diana, Sp.P dalam artikel Tempo dan sejumlah dokter melalui artikel di website Universitas Indonesia (UI), menyatakan bahwa video tutorial mengukur fungsi paru-paru dengan menahan nafas adalah klaim keliru.

Demikian juga untuk mengetahui kesehatan dan fungsi paru-paru, bisa dilakukan menggunakan alat spirometer. Terdapat juga jenis tes lain untuk mendiagnosa kesehatan pernafasan seseorang secara lengkap.

Usia Manusia dan Paru-paru

Istilah ‘usia paru-paru’ telah digunakan dalam penelitian medis, salah satunya yang dilakukan Xiaolin Liang dan timnya yang diunggah di website Nature.com. Usia paru-paru merupakan istilah untuk membantu menilai diagnosa paru-paru pasien.

Namun, sesungguhnya penggunaan istilah usia paru-paru tidak sederhana seperti menahan nafas sebagaimana dalam narasi yang beredar. Melainkan harus menggunakan alat spirometer, data rekam medis, juga melalui sejumlah perhitungan.

Istilah usia paru-paru muncul tahun 1985 untuk mempermudah masyarakat memahami hasil tes spirometer. Namun, konversi atau peralihan dari penilaian spirometri menjadi skor usia paru-paru belum banyak diterapkan dalam diagnosa kesehatan paru-paru. 

Kesimpulan



Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar berisi tutorial mengetahui usia paru-paru dengan tes lama menahan nafas, adalah klaim keliru.

Kesehatan dan fungsi paru-paru bisa diketahui melalui uji spirometer. Sementara tes tahan nafas hanya bisa memperlihatkan kemampuan seseorang, seberapa lama bisa menahan nafas.

Rujukan