(GFD-2024-21306) [HOAKS] AS Mengaku Danai Penelitian Virus Berbahaya di China

Sumber:
Tanggal publish: 23/07/2024

Berita

KOMPAS.com - Tersiar narasi bahwa Amerika Serikat (AS) mengaku mendanai penelitian virus berbahaya di laboratorium Covid-19, China.

Narasi yang beredar di media sosial disertai foto koran New York Post edisi 17 Mei 2024.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar.

Informasi mengenai AS mengaku mendanai penelitian virus berbahaya di China disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

Berikut narasi yang ditulis salah satu akun, pada 19 Mei 2024:

New York Post membuat berita menggemparkan dengan headline di halaman depan koran harian 17 Mei 2024 "SICK LIES". Setelah bertahun-tahun berbohong, pejabat kesehatan MENGAKUI bahwa AS Mendanai penelitian Virus Berbahaya di Laboratorium COVID Tiongkok.

Halaman depan koran New York Post yang disebarkan membahas pernyataan Wakil Direktur Utama Institut Kesehatan Nasional (NIH) Lawrence Tabak. Ia mengakui soal pendanaan laboratorium di China.

Selain itu, AS diklaim membantu pendanaan laboratorium di Wuhan, sumber virus Covid-19 yang telah membunuh jutaan orang.

Hasil Cek Fakta

Media Bias Fact Check mengidentifikasi New York Post sebagai media bias sayap kanan.

Sumber-sumber media yang telah ada sejak 1801 ini umumnya dapat dipercaya untuk memberikan informasi, tetapi mungkin memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Topik pada halaman depan New York Post dibuat setelah NIH mengadakan rapat dengan menghadirkan Wakil Direktur Utama NIH, Lawrence Tabak.

Pertemuan itu membahas soal hubungan NIH dengan EcoHealth Alliance, Inc. Rangkuman pertemuannya dapat dibaca di sini.

Permasalahan utama yang disorot, yakni risiko mendanai penelitian untuk meningkatkan fungsi di laboratorium asing, jika NIH tidak dapat memastikan penerapan langkah-langkah keamanan hayati yang tepat.

Dalam sebuah pengakuan yang bertentangan dengan pernyataan pakar kesehatan AS Anthony Fauci sebelumnya, Tabak mengungkapkan bahwa NIH mendanai penelitian peningkatan fungsi di Wuhan, China, melalui hibah kepada EcoHealth.

Kendati demikian, Tabak bersaksi bahwa NIH tidak mendanai penelitian berbahaya apa pun sebelum atau selama pandemi Covid-19.

Ia juga berulang kali membantah Presiden EcoHealth Alliance, Peter Daszak, yang menyesatkan anggota Subkomite Terpilih dan NIH.

Subkomite Terpilih merekomendasikan agar Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) segera memulai proses pencekalan terhadap Peter Daszak secara pribadi.

HHS memutuskan untuk menangguhkan pendanaan dan memulai proses pelarangan terhadap EcoHealth didukung oleh bukti substansial dan diperlukan untuk melindungi keamanan nasional AS.

Sementara itu, Covid-19 bukanlah virus buatan yang direkayasa di laboratorium.

Penelitian yang diterbitkan pada 2023, mencoba mencari asal-usul SARS-CoV-2 penyebab pandemi Covid-19.

SARS-CoV-2 adalah virus corona baru yang kemungkinan berasal dari zoonosis, meskipun kejadian penyebarannya secara pasti belum dapat dijelaskan.

Dilansir Washington Post, perbincangan soal asal-usul virus corona kembali muncul setelah Fauchi berdebat dengan senator sayap kanan AS, Rand Paul.

Faktanya tidak berubah, bukti ilmiah sejauh ini mendukung kesimpulan bahwa SARS-CoV-2 muncul dari alam.

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO juga menyatakan, tidak mungkin virus bersumber dari kebocoran laboratorium.

Kesimpulan

Narasi mengenai AS mengaku mendanai penelitian virus berbahaya di China merupakan hoaks.

Wakil Direktur Utama NIH Lawrence Tabak bersaksi bahwa NIH tidak mendanai penelitian berbahaya apa pun sebelum atau selama pandemi Covid-19.

WHO dan bukti ilmiah yang ada sejauh ini mendukung kesimpulan bahwa SARS-CoV-2 muncul dari alam dan tidak mungkin virus bersumber dari kebocoran laboratorium.

Rujukan