(GFD-2024-21241) [SALAH]: Bedak bayi mengandung bahan yang dapat berakibat kanker
Sumber: facebook.comTanggal publish: 22/07/2024
Berita
Johnson and Johnson akhirnya mengakui bahwa produk bayi kami mengandung bahan penyebab kanker
Hasil Cek Fakta
Beredar klaim di media sosial bahwa bedak bayi Johnson and Johnson mengandung bahan penyebab kanker.
Namun setelah dilakukan penelusuran, klaim tersebut tidak benar.
Faktanya, Johnson & Johnson telah menghentikan penggunaan pengawet yang melepaskan formaldehida seperti DMDM hydantoin, imidazolidinyl urea, dan diazolidinyl urea untuk menghindari kontaminasi bakteri.
Reformulasi produk ini sesuai dengan standar FDA. Pada 17 Januari 2014, New York Times melaporkan bahwa Johnson & Johnson telah menghapus formaldehida dan 1,4-dioksan dari produk mereka. Formaldehida alami ada dalam buah dan sayuran, dan hanya berbahaya jika terpapar dalam jumlah besar dan jangka panjang.
Dengan demikian klaim tersebut tidak benar karena Johnson and Johnson melakukan reformulasi bahan pada produk tersebut. Sehingga klaim tersebut masuk pada kategori konten dengan konteks yang salah.
Namun setelah dilakukan penelusuran, klaim tersebut tidak benar.
Faktanya, Johnson & Johnson telah menghentikan penggunaan pengawet yang melepaskan formaldehida seperti DMDM hydantoin, imidazolidinyl urea, dan diazolidinyl urea untuk menghindari kontaminasi bakteri.
Reformulasi produk ini sesuai dengan standar FDA. Pada 17 Januari 2014, New York Times melaporkan bahwa Johnson & Johnson telah menghapus formaldehida dan 1,4-dioksan dari produk mereka. Formaldehida alami ada dalam buah dan sayuran, dan hanya berbahaya jika terpapar dalam jumlah besar dan jangka panjang.
Dengan demikian klaim tersebut tidak benar karena Johnson and Johnson melakukan reformulasi bahan pada produk tersebut. Sehingga klaim tersebut masuk pada kategori konten dengan konteks yang salah.
Kesimpulan
Johnson & Johnson mereformulasi produknya karena kekhawatiran dari konsumen dan kelompok lingkungan mengenai formaldehida dan 1,4-dioksan. Reformulasi ini sebenarnya telah dilakukan sejak 2017. Artikel yang mengangkat isu ini diterbitkan pada 2019 dan kembali disebarluaskan pada 2024.