(GFD-2024-21111) Keliru, Virus West Nile di Israel Hasil Rekayasa
Sumber:Tanggal publish: 15/07/2024
Berita
Sebuah halaman Facebook [ arsip ] mengunggah video yang diberi keterangan bahwa wabah virus West Nile yang mematikan melanda Israel, sehingga menyebabkan ratusan orang terinfeksi dan meninggal.
Pengunggah juga menuliskan “Mungkin nyamuk yang ingin disebar ke negara lain akhirnya lepas menyerang negaranya sendiri dan mungkin saja hanya sandiwara macam Covid dulu lalu orang-orang rakus di Indonesia ingin kerja sama untuk jualan vaksin lagi. Sebagaimana Indonesia untuk jadi kelinci percobaan penyebaran nyamuk lalu gagal.”
Video berdurasi 3 menit 21 detik ini diunggah pada 6 Juli 2024 telah ditonton 273 kali oleh pengguna Facebook. Benarkah wabah di Israel hasil rekayasa? Berikut pemeriksaan faktanya.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim ini dengan sumber terbuka, pernyataan resmi otoritas kesehatan dan media-media kredibel.
Secara kasat mata, gambar dalam video ini merupakan produk AI. Tim Cek Fakta Tempo mentranskrip narasi dalam video ini dengan menggunakan Whisper Transcription. Berdasarkan hasil transkrip, terdapat beberapa poin klaim antara lain:
Pertama: Israel kini bergulat dengan virus West Nile yang telah merenggut nyawa dan membuat ratusan orang terbaring kritis.
Dilansir Times of Israel, pada 18 juni 2024, tujuh dirawat di rumah sakit terinfeksi demam West Nile, penyakit yang disebarkan oleh nyamuk dan dapat berakibat fatal. Lima dari pasien tersebut dirawat di Rumah Sakit Ichilov di Tel Aviv. Mereka diduga terinfeksi di daerah utara kota dan dua di antaranya masih dalam kondisi serius.
Dalam laporan terbaru, dilansir Xinhua, Kementerian Kesehatan Israel melaporkan, hingga Jumat, 12 Juli 2024, ada 12 korban jiwa baru yang dikonfirmasi. Total terdapat 31 orang meninggal akibat demam virus West Nile sejak awal Mei 2024.
Saat ini, ada 64 orang dirawat di rumah sakit karena virus, enam diantaranya menggunakan ventilator; 20% mengalami gejala termasuk demam, sakit kepala, dan nyeri tubuh; hanya 1% yang mengalami masalah neurologis.
Pasien yang terinfeksi virus West Nile akan mengalami gejala seperti flu dan sembuh dalam waktu satu minggu, tetapi dalam beberapa kasus penyakit ini berakibat fatal.
Kementerian Kesehatan Israel menyebut tingginya angka penderita karena faktor cuaca yang lebih hangat dan lembab, sehingga populasi nyamuk meningkat. Nyamuk merupakan inang yang menularkan virus dari burung melalui gigitan ke manusia.
The Telegraph melaporkan, Demam Nil Barat yang saat ini melonjak di Israel, mencapai tingkat tertinggi dalam 25 tahun terakhir. Setidaknya 175 orang telah terjangkit virus tersebut sepanjang tahun ini, meningkat 400 persen dari periode yang sama pada tahun 2023.
Dilansir Jerusalem Post, dua pasien dilaporkan meninggal dunia. Dokter Sharon Elrai Price, Kepala Layanan Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Israel mengatakan “Pengujian perlu dilakukan... Apa yang kita lihat tahun ini tidak biasa, dan virus West Nile mulai lebih awal karena cuaca. (Kemungkinan besar) ini karena panas dan lembab."
Kedua: Virus West Nile adalah patogen yang hidup di alam liar dan pertama kali ditemukan di wilayah Barat, Sungai Nil.
Dilansir WHO, West Nile Virus (WNV) pertama kali diisolasi pada seorang wanita di distrik Nil Barat, Uganda, pada tahun 1937. Virus ini diidentifikasi pada burung (gagak dan columbiformes) di wilayah delta Sungai Nil pada tahun 1953.
Sebelum tahun 1997, WNV tidak dianggap patogen bagi burung, tetapi pada saat itu di Israel, jenis yang lebih ganas menyebabkan kematian berbagai spesies burung yang menunjukkan tanda-tanda radang otak dan kelumpuhan.
Dalam jurnal yang dipublikasikan National Library of Medicine, demam Nil Barat (West Nile Fever/WNF) disebabkan oleh B arbovirus. Di Israel, penyakit ini bersifat endemik, dan selama tahun 1950-1957, beberapa wabah WNF yang meluas.
Virus ini ditularkan oleh vektor nyamuk. Burung-burung liar berfungsi sebagai inang penguat. Manusia dan beberapa hewan peliharaan seperti kuda, dapat terinfeksi secara tidak sengaja.
Tanda dan Gejala West Nile Fever (WNF)
Laman WHO menuliskan, Infeksi WNV tidak menunjukkan gejala atau tanpa gejala pada sekitar 80% orang yang terinfeksi. Sekitar 20% orang yang terinfeksi WNV akan mengalami demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri tubuh, mual, muntah, kadang-kadang disertai ruam kulit (pada batang tubuh) dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Gejala-gejala penyakit yang parah (juga disebut penyakit neuroinvasif, seperti ensefalitis West Nile atau meningitis atau polio West Nile) termasuk sakit kepala, demam tinggi, leher kaku, pingsan, disorientasi, koma, tremor, kejang-kejang, kelemahan otot, dan kelumpuhan.
Diperkirakan sekitar 1 dari 150 orang yang terinfeksi virus West Nile dapat berakibat fatal. Kejadian fatal dapat terjadi pada orang dari segala usia, namun orang yang berusia di atas 50 tahun dan beberapa orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh (misalnya, pasien transplantasi) memiliki risiko tertinggi untuk mengalami sakit parah ketika terinfeksi WNV.
Pengobatan dan Vaksin
Saat ini tidak ada vaksin yang tersedia untuk mengatasi WNV pada manusia. Perawatan pada penderita bersifat suportif. Untuk pasien dengan virus West Nile neuro-invasif, yang rawat inap, cairan intravena, dukungan pernapasan, dan pencegahan infeksi sekunder dapat dilakukan.
Dilansir Jerusalem Post, Rumah Sakit Ichilov, Tel Aviv mengumumkan bahwa mereka telah memulai uji klinis untuk obat virus West Nile yang disebut Interferon.
Namun untuk pencegahan, Kepala Layanan Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Israel Dr. Alrai-Price, menghimbau agar masyarakat menghindari tempat-tempat yang banyak nyamuknya, khususnya di daerah pemukiman.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, video dengan narasi yang menyebutkan West Nile Virus yang menyebabkan demam Nil Barat merupakan rekayasa adalah keliru.
West Nile Virus (WNV) pertama kali diisolasi pada seorang wanita di distrik Nil Barat, Uganda, pada tahun 1937. Dan diidentifikasi pada burung (gagak dan columbiformes) di wilayah delta Sungai Nil pada tahun 1953. Virus ini jadi endemik di Israel sejak tahun 1950 dan telah memakan banyak korban.
Sampai saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah persebaran West Nile Virus. Namun Rumah Sakit Ichilov, Tel Aviv mengumumkan bahwa mereka telah memulai uji klinis untuk
Rujukan
- https://web.facebook.com/watch/?v=1012412983941151
- https://web.archive.org/web/20240715074021/
- https://www.facebook.com/100089535524433/videos/1012412983941151/
- https://www.timesofisrael.com/7-hospitalized-in-tel-aviv-area-with-west-nile-fever-2-in-serious-condition/
- https://english.news.cn/africa/20240713/3aa6181bd53b429db6e4861329e4fcb9/c.html
- https://www.telegraph.co.uk/global-health/science-and-disease/west-nile-virus-surges-israel-mosquitoes-climate-gaza/
- https://www.jpost.com/health-and-wellness/article-807593
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/west-nile-virus#:~:text=West%20Nile%20Virus%20(WNV)%20was,Nile%20delta%20region%20in%201953.
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11547466/
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/west-nile-virus
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id