(GFD-2024-20911) Benarkah Larutan Tepung Sagu Bisa Atasi Penyakit Asam Lambung?

Sumber:
Tanggal publish: 01/07/2024

Berita

tirto.id - Sagu umumnya dijadikan sebagai salah satu makanan pokok oleh masyarakat, terutama di Indonesia bagian timur, seperti daerah Papua dan Muluku. Masyarakat Indonesia Timur biasanya mengolah sagu menjadi beberapa jenis makanan, seperti papeda dan cemilan sagu bakar.

Sebuah akun Facebook bernama “Bundy Mala Dewi" menyebarkan informasi bahwa tepung sagu bisa bermanfaat untuk mengatasi penyakit asam lambung. Dalam bentuk video singkat tak sampai 2 menit, akun itu memperlihatkan langkah-langkah membuat ramuan tepung sagu untuk lambung.

“Pertama-tama siapkan satu buah gelas, kemudian tambahkan dua sendok makan tepung sagu. Kemudian tambahkan air matang dingin, jangan gunakan air hangat. Selanjutnya kita bisa tambahkan satu sendok madu madu murni,” kata narator dalam video.

Narator video juga mengatakan kalau tidak tersedia madu, maka bisa menggunakan gula aren murni. Cara terakhir yang dilakukan yakni mengaduknya hingga madu/gula aren larut.

Sejak diunggah pada Minggu (16/6/2024) hingga Senin (1/7/2024), unggahan ini sudah dibagikan ke 3 ribu orang hingga meraup 8.800 likes serta 303 komentar. Selain di Facebook, Tirto juga menemukan narasi serupa dibagikan di TikTok, seperti bisa dilihat di sini dan sini.

Di bagian kolom komentar unggahan “Bundy Mala Dewi", beberapa warganet terlihat berterimakasih atas informasi yang dibagikan, akan tetapi ada pula netizen yang bilang kalau ia sudah menghabiskan 1 kilogram (kg) tepung sagu beserta beberapa botol kecil madu dan sakitnya tidak sembuh.

Lantas, bagaimana fakta klaim yang disebutkan?

Hasil Cek Fakta

Sebagai informasi, penyakit asam lambung atau GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan. Mengutip artikel Halodoc yang telah ditinjau oleh dr. Fadhli Rizal Makarim, kondisi yang disebut juga sebagai penyakit refluks gastroesofagus ini dapat menimbulkan nyeri pada ulu hati, rasa panas atau heartburn, serta berbagai gejala lainnya pada area dada bagian bawah dan perut.

Umumnya, risiko asam lambung meningkat karena faktor gaya hidup. Akan tetapi, bisa juga disebabkan oleh beberapa hal lain, seperti obesitas (berat badan berlebih), kehamilan, sering merokok atau menghirup asap rokok, serta memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu termasuk susu, makanan pedas, atau makanan berminyak.

Sementara mengenai sagu, dilansir Healthline, sagu disebut hampir merupakan pati murni, sejenis karbohidrat. Sagu sendiri hanya mengandung sedikit protein, lemak, dan serat, serta kekurangan banyak vitamin dan mineral.

Dalam 100 gram sagu, paling tidak terdiri atas 83 gram karbohidrat dan kurang dari satu gram lemak dan protein. Meski rendah vitamin dan mineral selain Zinc, tepung sagu secara alami bebas biji-bijian dan gluten, sehingga menjadikannya pengganti tepung yang cocok untuk penderita penyakit celiac atau penyakit autoimun yang muncul akibat mengonsumsi makanan mengandung gluten.

Sagu juga disebut kaya akan polifenol seperti tanin dan flavonoid, yang merupakan senyawa nabati yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh.

Tapi, apakah tepung sagu bisa mengatasi asam lambung?

Tirto mencoba menelusuri klaim ini lewat pencarian Google. Dari situ kami menjumpai pertanyaan serupa pernah diajukan warganet di forum komunitas Alodokter.

Dokter Tirtawati Wijaya, SE, menyampaikan kalau penggunaan tepung sagu untuk mengatasi penyakit asam lambung belum diteliti secara luas dalam skala besar. Pasalnya, klaim manfaat tepung sagu dalam mengatasi penyakit asam lambung hanya berdasarkan testimoni anekdotal, sehingga belum dapat disarankan sebagai terapi untuk mengatasi GERD.

“Cara pengolahan tepung sagu pun berbeda-beda, tergantung selera, misalnya dengan dicampur air lalu dimasak sehingga teksturnya mirip lem, atau dibuat bola-bola kecil seperti pearl pada buble tea, atau dibuat lebih kental dan dipotong-potong seperti kue, atau dibuat sangat encer seperti bubur, dan sebagainya,” kata dr. Tirta, menukil laman Alodokter.

Lebih lanjut, dr. Tirta menyarankan beberapa hal yang sudah terbukti efektif mengatasi penyakit asam lambung, dibanding tepung sagu. Di antaranya yakni makan dalam porsi lebih kecil dengan frekuensi lebih sering, menghindari asap rokok baik sebagai perokok aktif dan pasif, dan tidak mengenakan pakaian yang ketat di area lambung dan perut.

Penderita asam lambung juga sebaiknya mempertahankan posisi tegak setelah makan setidaknya selama 2 jam. Bila mengonsumsi makanan berlemak/bersantan/berminyak/gorengan, maka perlu mempertahankan postur tubuh yang tegak lebih lama, karena makanan semacam ini lebih lama diproses dalam lambung.

Merujuk laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sejumlah makanan yang bisa bermanfaat untuk menurunkan gejala asam lambung antara lain sayuran (sepeti brokoli, kembang kol, dan mentimun), jahe, pisang, putih telur dan yoghurt.

Sebelumnya, pada 2022 lalu, informasi soal varian tepung lain seperti tepung kanji/tapioka dan gula merah untuk mengatasi penyakit GERD juga pernah beredar di internet. Kendati begitu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menyatakan klaim itu tidak tepat.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, dokter Tirtawati Wijaya, SE, menyatakan kalau penggunaan tepung sagu untuk mengatasi penyakit asam lambung belum diteliti secara luas dalam skala besar.

Pasalnya, klaim manfaat tepung sagu dalam mengatasi penyakit asam lambung hanya berdasarkan testimoni anekdotal, sehingga belum dapat disarankan sebagai terapi untuk mengatasi GERD.

Dokter Tirta menyarankan beberapa hal yang sudah terbukti efektif mengatasi penyakit asam lambung, dibanding tepung sagu. Di antaranya yakni makan dalam porsi lebih kecil dengan frekuensi lebih sering, menghindari asap rokok baik sebagai perokok aktif dan pasif, dan tidak mengenakan pakaian yang ketat di area lambung dan perut.

Dengan demikian, narasi larutan tepung sagu dan madu/gula aren untuk mengatasi penyakit asam lambung bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Rujukan