(GFD-2024-20580) Keliru, Konten dengan Klaim Seruan WHO agar Pemerintah Larang Pertanian Demi Selamatkan Bumi
Sumber:Tanggal publish: 18/06/2024
Berita
Sebuah unggahan beredar dengan klaim bahwa WHO menyerukan kepada pemerintah untuk melarang pertanian di seluruh dunia dengan alasan menyelamatkan planet ini. Konten ini dibagikan di media sosial Facebook [ arsip ] pada Sabtu, 18 Mei 2024.
Pernyataan itu disebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah blog berbahasa Jerman.
Benarkah WHO menyerukan kepada pemerintah melarang pertanian di seluruh dunia dengan alasan menyelamatkan bumi?
Hasil Cek Fakta
Penelusuran Tim Cek Fakta Tempo menemukan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak pernah menyerukan kepada pemerintah melarang pertanian di seluruh dunia dengan alasan menyelamatkan bumi, seperti yang diklaim pembuat konten.
Konten tersebut diambil dari situs blogspot berbahasa Jerman dengan judul “WHO fordert Regierungen auf, die Landwirtschaft weltweit zu verbieten, um den Planeten zu retten ” atau dalam bahasa Indonesia artinya, WHO menyerukan kepada pemerintah untuk melarang pertanian di seluruh dunia untuk menyelamatkan planet ini.
Setelah memeriksa isi pernyataan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus di dalam video, jelas bahwa Tedros tidak pernah mengatakan hal itu. Konteks sebenarnya dari pernyataan Tedros adalah mengenai sistem pangan yang berkontribusi terhadap lebih dari 30% emisi gas rumah kaca dan menyumbang hampir sepertiga beban penyakit global.
Menurut Tedros, transformasi sistem pangan menjadi sangatlah penting agar dapat beralih ke pola makan yang lebih sehat, lebih beragam, dan lebih berbasis nabati.
Video Tedros itu sebenarnya juga sudah ditayangkan di channel YouTube World Health Organization (WHO) pada 21 Desember 2023 lalu dengan judul Our food systems are harming the health of people and planet.
Saat itu, dia berbicara di acara resmi COP28 yang diselenggarakan 11 Desember 2023 oleh Dewan Menteri Nordik, Finlandia.
Berikut pernyataan lengkap Tedros, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:
Sistem pangan berkontribusi terhadap kesehatan manusia dan bumi. Sistem pangan berkontribusi terhadap lebih dari 30 persen emisi gas rumah kaca dan menyumbang hampir sepertiga beban penyakit global. Oleh karena itu, transformasi sistem pangan sangatlah penting, katanya, dengan beralih ke pola makan yang lebih sehat, lebih beragam, dan lebih berbasis nabati.
Jika sistem pangan memberikan pola makan yang sehat untuk menyelamatkan 8 juta nyawa per tahun dan negara-negara tersebut tidak menjadi pelopor dalam banyak terobosan kebijakan termasuk untuk menghubungkan iklim dan nutrisi. Terima kasih atas kepemimpinan anda di bidang ini dan untuk menyelenggarakan diskusi ini untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran yang berkomitmen untuk mendukung negara-negara untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan untuk memperbaiki pola makan dan memperbaiki perubahan iklim tahun lalu di bawah kepemimpinan kepresidenan Polisi Mesir dan mitra kami meluncurkan ikon inisiatif aksi iklim dan nutrisi ikon.
Laporan dasar saat ini menunjukkan rendahnya integrasi iklim dan nutrisi dalam kebijakan mekanisme pendanaan dan khususnya di sektor swasta. Oleh karena itu, saya sangat senang karena lebih dari 130 negara-negara telah menandatangani COP28 UEA Declaration on Climate and Health bersama-sama kita dapat melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat dan planet ini. Terima kasih.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta, narasi WHO serukan kepada pemerintah melarang pertanian di seluruh dunia dengan alasan menyelamatkan bumi adalah keliru.
Pasalnya, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, tidak pernah menyerukan pelarangan. Tedros hanya menyampaikan soal sistem pangan merugikan kesehatan manusia dan bumi.
Sistem pangan berkontribusi terhadap lebih dari 30 persen emisi gas rumah kaca dan menyumbang hampir sepertiga beban penyakit global. Oleh karena itu, transformasi sistem pangan sangatlah penting dengan beralih ke pola makan yang lebih sehat, lebih beragam, dan lebih berbasis nabati.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02FT87s9L2VGQRPb882fNEQSz1MLcYX9FJc9HWpZBk4i8xjoCoDLrXtwVQnfUNUWZWl&id=61555676564847&_rdc=1&_rdr
- https://web.archive.org/web/20240614094836/
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02FT87s9L2VGQRPb882fNEQSz1MLcYX9FJc9HWpZBk4i8xjoCoDLrXtwVQnfUNUWZWl&id=61555676564847&_rdc=1&_rdr
- https://wahrheitsiegt.substack.com/p/who-fordert-regierungen-auf-die-landwirtschaft
- https://twitter.com/TPostMillennial/status/1739686731262161403
- https://www.youtube.com/watch?v=kHXJ5O5EDIc
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id