(GFD-2019-1940) Dua Anak Keracunan Permen Cokelat, 1 Meninggal dan 1 Opname

Sumber:
Tanggal publish: 25/04/2019

Berita

Dua anak di Kota Pekalongan diduga mengalami keracunan akibat mengkonsumi sebuah permen cokelat. Satu orang meninggal dunia dan satu orang lagi saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Anak yang meningal dunia bernama, Jesika Putri (5) warga Panjang Wetang, Gang 1 Kecamatan Pekalongan Utara. Jesika meninggal saat masih dalam perawatan di RSUD Bendan. Sedangkan Nur Syafia Rahma (5) warga Panjang Wetan Gg. 1 B Pekalongan Utara kini masih menjalani peraatan intensif di RSU Budi Rahayu.

Kondisi Nur Syafia Rahma (5) sendiri masih nampak lemas di ruang perawatan anak RS Budi Rahayu Kota Pekalongan.

Saat ditemui di ruang perawatan anak, Syafia mengaku senang dengan permen cokelat yang dibeli di sebuah warung karena bungkus permen ada gambar putri duyung.

"Saya dan Jesika makan satu coklat, setelah itu saya pusing dan mual, " kata Syafia lemas.

Ditambahkan ibu Syafia yakni Nur Rose Firdaus (28), saat membeli permen cokelat itu pada Rabu (24/4) sore. Anaknya membeli di warung dekat dengan harga satu bungkus Rp 500.

"Ada tiga anak. Yang memakan hanya anak saya dan Jesika. Satu jam setelah makan, Jesika muntah-muntah dan beberapa menit kemudian anak saya ikut muntah-muntah," kata Nur Rose.

Ditempat yang sama dokter Shiren Amalia, dokter RSU Budi Rahayu yang menanangani Nur Syafia Rahma mengatakan kondisi pasien kini membaik.

"Kondisinya membaik, sudah bisa diajak bercanda, tidak muntah-muntah lagi," katanya.

Menurutnya, kondisi seperti itu bisa jadi karena keracunan makanan. Pihaknya saat ini akan melakukan diagnosa penyebab dari kemungkinan lainnya.

"Ya dengan kecurigaan intoksikasi atau keracunan ya karena coklat, namun kita akan diagnosa lagi," katanya.

Sementara itu, di rumah duka Jesika Putri, ayah korban yakni Taufik (42) saat ditemui pada Kamis (25/4) petang mengatakan anaknya meninggal pada Kamis pagi setelah beberapa kali muntah-muntah dan dibawa ke rumah sakit.

"Setelah makan coklat, anak saya muntah-muntah dan mengeluarkan keringat dingin," jelasnya.

Karena terus muntah-muntah dan lemas, akhirnya Taufik memutuskan untuk membawa anaknya ke RSUD Bendan pada Kamis dini hari.

"Namun tuhan memanggil anak terakhir saya itu," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto saat dihubungi detikcom Kamis (25/4) mengatakan pihaknya kini akan membawa sampel permen cokelat ke laboratirium di Semarang.

"Kepastian penyebabnya menunggu hasil Lab dimana sampel makanan baru kita sampaikan ke Balai Besar POM Semarang besok," kata Slamet Budiyanto.

Terkait kejadian tersebut pihaknya belum bisa memastikan apakah permen cokelat tersebut beracun atau tidak sebelum dilakukan uji laboratorium.

Sedangkan Kapolres Pekalongan Kota, AKBP Ferry Situpu menegaskan pihaknya masih mendalami kasus ini.

"Anggota kita masih mendalami kasus ini. Kita juga menunggu hasil labnya," jelasnya singkat.

Hasil Cek Fakta

Rujukan