(GFD-2019-1868) Pesan Dari Jusuf Kalla

Sumber: facebook.com
Tanggal publish: 22/04/2019

Berita

Beredar sebuah tulisan yang diklaim sebagai tulisan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tulisan tersebut berjudul “PESAN DARI JUSUF KALLA.” Dalam tulisan itu membahas mengenai prestasi Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo, kala menjabat sebagai Presiden RI.

Hasil Cek Fakta

Melalui penelusuran, narasi artikel itu sudah pernah muncul dalam bentuk postingan berjudul “Dari Jusuf Kalla: Perjuangan Moral Jokowi (tersebar pada kisaran Desember 2017)” dan “Artikel Sangat Berharga: Pengakuan Jujur Jusuf Kalla, Perjuangan Moral Jokowi (tersebar di kisaran bulan Januari 2019).” Kedua artikel tersebut sudah di-debunk dan diketahui berasal dari tulisan berjudul “Perjuangan Moral Jokowi” pertama kali ditulis oleh Erizeli Bandaro.

Erizeli pun sudah memberikan klarifikasi dalam akun fanpage miliknya. Berikut kutipan klarifikasinya:

[…] KLARIFIKASI
TULISAN " PERJUANGAN MORAL: JOKOWI."

Ketika saya posting tulisan Perjuangan Moral : Jokowi, salah satu sahabat saya yang dapat share dari WAG mengatakan bahwa tulisan saya menggetarkan lawan politik Jokowi. Tulisan itu beredar luas lewat WAG dari kalangan pejabat , politisi, kampus dan aktifis. Saya katakan bahwa tulisan saya hanyalah “narasi” atas dasar pidato JK di Gedung MPR. Jadi saya tidak menulis dengan sengaja memelintir kata kata JK tapi murni itu opini pribadi saya atas isi pidato Jk tersebut.

Agar tulisan itu dapat di pertanggung jawabkan maka, tulisan itu saya muat di blog. Sehingga semua orang bisa membaca secara bebas dari sumber tulisan saya.. Aturan menulis dalam blog saya ikuti. Bahwa setiap opini harus berdasarkan referensi yang kuat. Di awal tulisan , saya sampaikan pernyataan JK sebagaimana news Detik melaporkan. Saya menggunakan fitur link pada nama Nara sumber yang sehingga pembaca bisa langsung klik untuk mendapatkan informasi seimbang. Jadi saya memberikan kebebasan kepada pembaca untuk menilai apakah narasi saya benar sesuai pidato JK ataukah tidak.?.

Dalam narasi, saya secara literal mengungkapkan fakta yang dirasakan dan dilihat oleh semua orang. Soal kejatuhan Soeharto karena rupiah terjun bebas, dan kemudian era SBY yang menimbulkan mega skandal korupsi itu dan ribuan triliun uang untuk subsidi juga adalah fakta, bahkan saya lampirkan data statistik dari pemerintah. SIlahkan baca blog yang dibawah ini.

Kalau ada pihak yang menggunakan tulisan saya itu dengan menggunakan akun falsu atas nama JK, itu diluar tanggung jawab saya. Karena ketika tulisan saya dimuat di blog, maka itu menjadi konsumsi publik , yang siapapun bisa menggunakannya. Apakah saya dirugikan atau tidak karena disalah gunakan untuk tujuan politik, maka itu urusan UU ITE. Yang jelas dalam tulisan itu, saya tidak mencatut nama JK untuk informasi tanpa berdasar atau memuat tulisan diblog tanpa menyebut sumber sebagai referensi. Saya tidak mengajak orang membenci tapi menyadarkan orang tentang fakta masa lalu, yang nampaknya ada upaya untuk melupakan masa lalu itu agar di masa kini, di era Jokowi mereka bebas menyalahkan Jokowi dengan segala issue omong kosong.

Apakah saya salah karena tulisan di blog ? itu hak siapapun untuk menilai. Tapi tentu hak saya juga untuk bicara. Bukankah kita mengakui dan menerima demokrasi. Tulisan saya tidak sekeras tulisan lawan politik Jokowi. Tapi kalau itu membuat orang lain tidak suka, ya itulah harga yang harus saya bayar secara moral untuk membela orang baik. Kepada Tuhan saya berserah diri. […]

Dari klarifikasi itu sudah jelas bahwa yang diklaim sebagai pernyataan Jusuf Kalla sebenarnya adalah opini dari Erizeli yang diberi editan. Namun, pada kasus kali ini, yakni dalam tulisan “PESAN DARI JUSUF KALLA” didapati ada bagian yang dihilangkan dua artikel hoaks yang mentatut nama Jusuf Kalla, yakni konteks perbandingan dengan Presiden sebelum Jokowi. Selebihnya, isi konten utama tulisan itu sama dengan dua artikel hoaks yang sudah pernah di-debunk.

Pihak Jusuf Kalla pun sudah pernah memberikan klarifikasi atas isu tulisan atas namanya tersebut. Berikut klarifikasi dari pihak Jusuf Kalla:

[…] Media sosial diramaikan oleh sebuah tulisan yang disebut berasal dari Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), yang intinya menyalahkan pimpinan Indonesia terdahulu soal pengelolaan negara. Pihak Istana Wakil Presiden membantah tulisan yang beredar itu berasal dari JK.

"Ini sedang beredar di sosmed. Informasi ini bias, hasil pelintiran. Tidak pernah Pak JK membuat tulisan seperti ini," kata juru bicara JK, Husain Abdullah, kepada detikcom, Sabtu (30/12/2017).

Berdasarkan penelusuran detikcom, Minggu (30/12), tulisan yang beredar di media sosial itu berjudul 'Dari Jusuf Kalla: Re-send Perjuangan Moral Jokowi'. Dalam tulisan itu, penulis yang seakan-seakan menjadi JK menuliskan kesalahan-kesalahan pimpinan Indonesia terdahulu.

Tulisan itu menyindir pemerintahan Soeharto selama 32 tahun dan soal letter of intent (LoI) dengan IMF serta blank cheque. Era SBY dalam tulisan itu juga disinggung dengan tudingan menghabiskan anggaran untuk subsidi langsung ke masyarakat.

Bahkan tulisan itu menyinggung politik bagi-bagi uang dari mantan pimpinan Indonesia sebelumnya.

"Dan sepertinya tulisan di atas dipelintir dari pidato Pak JK yang disampaikan pada simposium nasional bertema ekonomi yang digelar oleh MPR RI bulan Juli 2017," ujarnya.

Husain mengatakan, dalam pidato saat itu, JK tidak menyalahkan siapa pun. JK hanya menggambarkan penyebab-penyebab keterlambatan Indonesia dibanding negara-negara di dunia.

"Dalam pidato tersebut, tidak menyalahkan siapa pun kecuali mendeskripsikan penyebab terlambatnya kemajuan Indonesia dibanding negara lain," ucapnya.

Dia kembali menegaskan bahwa tidak ada tulisan yang dibuat JK yang memojokkan presiden-presiden sebelumnya. […]

Dari klarifikasi itu, sudah jelas bahwa Jusuf Kalla tidak pernah menuliskan sebuah tulisan berjudulkan “Perjuangan Moral Jokowi.”

Atas dasar kesamaan konten dengan dua artikel hoaks itulah, maka dapat dikatakan bahwa tulisan berjudul “PESAN DARI JUSUF KALLA” bukan berasal dari Wapres Jusuf Kalla. Maka, tulisan tersebut masuk ke dalam kategori Imposter Content.

Rujukan