(GFD-2023-12011) Cek Fakta: Hoaks Kelompok Anti-LGBT Dilarang Beli Kopi Starbucks

Sumber: liputan6.com
Tanggal publish: 08/03/2023

Berita


Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang menyebut kelompok anti- LGBT dilarang membeli kopi Starbucks. Postingan ini beredar sejak beberapa waktu lalu.
Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 2 Juli 2017.
Dalam postingannya terdapat gambar artikel dengan tulisan "Starbucks CEO: If You Support Traditional Marriage Don't Buy Our Coffee" atau dalam Bahasa Indonesia "CEO Starbucks: Jika Anda Mendukung Pernikahan Tradisional Jangan Beli Kopi Kami".
Akun itu menambahkan narasi: "If you support traditional marriage, DON'T Buy our coffee". Camkan kata-katanya "Kalau kalian mendukung pernikahan traditional (pria dengan wanita-red), JANGAN BELI kopi kami". Berarti hanya orang yang MENDUKUNG LGBT lah yang membeli kopi mereka. Itu menurut nalar saya. Maaf kalau salah."
Lalu benarkah postingan yang menyebut kelompok anti-LGBT dilarang membeli kopi Starbucks?

Hasil Cek Fakta


Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengetik kata kunci "CEO Starbucks marriage coffee fact check" di mesin pencarian Google. Hasilnya ada beberapa artikel yang membantah klaim tersebut.
Salah satunya dari AP News dalam artikel "Post twists words of Starbucks CEO on marriage" yang diunggah 3 Februari 2023. Dalam artikel tersebut pihak Starbucks memberikan bantahan yang dikirim melalui email.
"Pernyataan yang beredar di internet terkait pandangan kami pada konsumen adalah salah," bunyi pernyataan tersebut.
AP News menjelaskan bahwa postingan pernyataan CEO Starbucks, Howard Schultz tersebut telah beredar sejak beberapa tahun lalu. Pernyataan itu merupakan salah interpretasi pada pidato Schultz pada tahun 2013 terkait dukungan Starbucks pada kelompok LGBT.
"Ini bukan keputusan ekonomi. Dasar kami mendukung keputusan ini setelah melihat lebih luas dari kacamata kami. Kami memperkerjakan lebih dari 200 ribu dalam perusahaan ini dan sangat menghormati perbedaan," ujar Schultz.
"Jika ada para pemegang saham yang tidak setuju pandangan ini maka Anda bisa menjual saham Starbucks dan membeli saham lain," katanya menambahkan.

Kesimpulan


Postingan yang menyebut kelompok anti-LGBT dilarang membeli kopi Starbucks adalah tidak benar.

Rujukan