(GFD-2019-1183) Capres Prabowo sebut proyek infrastruktur tidak melalui feasibility study

Sumber: Debat Capres 2019
Tanggal publish: 17/02/2019

Berita

JAKARTA. Calon Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak melalui feasibility study yang baik.

"Saya menghargai niat pak Jokowi dalam memimpin pembangun infrastruktur. Tapi yang dilakukan oleh tim Jokowi itu bekerjanya kurang efisien," katanya di Hotel Sultan, Minggu (17/2).

"Banyak Infrastruktur yang dilakukan grusa grusu tanpa feasibility study yang bener, sehingga mengakibatkan proyek ini rugi sangat sulit dibayar. Ini yang jadi masalah. Infrastruktur untuk rakyat bukan, rakyat untuk infrastruktur," tambah dia.

Menurutnya, proyek infrastruktursaat ini hanya menjadi monumen seperti LRT Palembangan, Bandara Kertajati, dan lain-lain.

Hasil Cek Fakta

Elrika Hamdi dari Energy Finance Analyst IEEFA menyatakan semua proyek infrastruktur pasti menggunakan Feasibility Study dan Detailed Engineering Design sebagai pedoman pembangunan bagi para kontraktor sipil atau EPC.

Bila tidak ada FS dan DED, maka tidak mungkin kontraktor dapat melakukan pembangunan. Namun memang keandalan FS dan DED dari masing-masing proyek terkadang dipertanyakan, terutama yang berhubungan dengan dampaknya terhadap lingkungan.

Dokumen FS dan DED seharusnya tidak hanya mencakup teknikal dan finansial, namun juga meliputi pemeliharaan lingkungan dan perlindungan terhadap masyarakat indigenous dan pemerataan gender.

Dalam pembuatan infrastruktur besar seharusnya seluruh dokumen FS dan DED lengkap dan sesuai dengan standar international, salah satu yang sering dipakai adalah IFC Performance Standard.

Kesimpulan

Pernyataan Prabowo tidak tepat soal feasibility study